Kamu menikah ya?

Jessy membaringkan tubuhnya ke ranjang yang biasa dia gunakan tidur, ingin sekali rasanya ia memejamkan mata.

Namun saat baru saja kelopak mata itu terpejam, sekelebat ingatan beberapa hari yang lalu melintas di pikirannya.

Ingatan di mana ia mendengar ucapan dari papa nya di rumah sakit.

"Membuat masalah"

Jessy tersenyum kecut mengingat itu. Karena waktu itu sebenarnya Jessy sudah sadar, tapi ia lebih memilih memejamkan mata.

Hingga beberapa hari kemudian, Jessy masuk sekolah seperti biasanya.

Luka di tubuhnya sudah sembuh, hanya terlihat samar pada bekas lukanya.

Tapi di dahi, masih terlihat sedikit. Jessy menggunakan poninya untuk menutupi, tapi itu justru membuat semakin menggemaskan.

"Ya ampun, anugerah besar." Mariam takjub melihat Jessy yang sudah rapi bersiap berangkat sekolah. Karena biasanya ia harus menyiapkan tenaga ekstra untuk membangunkan.

Jessy mencebikkan bibirnya mendengar itu. "Nenek aneh," cetusnya.

Ha ha ha ha

Mariam tertawa melihat wajah cucunya yang di tekuk. "Itu karena ada ke ajaiban kamu bangun pagi tanpa harus Nenek bangunkan."

Jessy tidak menggubris ucapan Neneknya dan langsung sarapan.

Selama beberapa hari di rumah, hanya Meili yang setiap hari menjenguknya.

Mulai membawakan tas yang ia tinggal di acara sekolah, dan membawakan catatan sekolah. Tidak lupa juga Meili selalu membawakan makanan dan beberapa buah.

Setelah selesai sarapan, Jessy segera berangkat ke sekolah. Karena hari ini ia tidak kesiangan, jadi ia tidak perlu terburu-buru.

Di parkiran sekolah juga masih terisi setengah. Seperti biasa Jessy berjalan selalu dengan earphone yang menempel di telinganya.

Baru saja ia berjalan di Koridor sekolah, seseorang sudah menghadangnya.

"Widih, liat siapa yang udah masuk Tia?" tanya Lisa.

Ia tersenyum mengejek melihat Jessy. Namun sebenarnya ia geram karena waktu dia di acara sekolah dengan jatuhnya Jessy membuat semua orang memperhatikan nya.

"Dia bintang dadakan di acara sekolahkan?" cibir Tia.

Kemudian kedua gadis itu tertawa.

"Apa kalian sudah gila? Tertawa tanpa sebab?"

Nyatanya Jessy tidak mendengarkan apa yang di bicarakan Lisa dan Tia. Ia memutar keras lagu yang sedang ia dengarkan.

Sontak saja kedua gadis itu berhenti tertawa.

"Apa lo bilang? Gila?" Sekarang Lisa yang berubah marah.

"Berani lo ya!" Tia yang tidak terima Jessy yang notaben nya adik kelas mengatainya gila.

"Awas lo."

Lisa dan Tia baru saja mendekat ke arah Jessy. Tapi mereka melihat Raka yang berjalan ke arah mereka.

Mereka segera membatalkan aksinya, dan langsung beranjak dari sana.

Jessy hanya menautkan kedua alisnya, ia merasa aneh dengan sikap kedua kakak kelasnya. Tadi sepertinya mereka marah, dan sekarang mereka tiba-tiba pergi.

"Aneh," gumam Jessy.

Padahal kedua gadis itu pergi karena tidak mau Raka sampai mengadukan perbuatan mereka pada Nathan.

Baru saja Jessy akan melanjutkan langkahnya, tapi seseorang menepuk bahunya. Jessy seketika menoleh.

Ia tau murid laki-laki itu, tapi hanya sebatas salah satu anggota OSIS.

"Ini punya lo."

Raka memberikan sebuah kotak yang ia ambil dari dalam tasnya.

Jessy melepas salah satu earphone nya, dan mengambil kotak itu.

Betapa terkejutnya, saat ia membukanya ternyata kalungnya yang ia sangka hilang waktu terjatuh.

"Iya," jawab Jessy dengan masih menatap kalungnya.

Malam itu ketika Raka akan menggendong Jessy, tak sengaja matanya melihat tangan Jessy yang menggenggam sebuah kalung.

Karena takut kalung itu lepas dari genggaman tangan Jessy, Raka diam-diam mengambilnya dan kemudian menyimpan nya.

"Jagalah hati-hati, jika itu berharga buat lo."

Setelah mengucapkan itu, Raka beranjak dari sana.

Sesaat Jessy baru tersadar, jika Raka sudah tidak ada di depannya. Ia mencari keberadaan Raka yang ternyata sudah berjalan cukup jauh darinya. "Makasih," teriaknya.

Raka hanya melambaikan tangan nya tanpa menoleh ke arah Jessy dan terus berjalan.

Di sudut lain ada seseorang yang memperhatikan interaksi mereka dengan pandangan yang sulit di artikan.

Di kelas Meili berteriak histeris karena senang melihat kedatangan Jessy. "Jessy!"

Jessy hanya memutar bola matanya malas mendengar suara cempreng Meili. Teman nya itu seolah tidak berjumpa dengan nya berbulan bulan saja.

"Berisik, Meili."

Jessy kemudian duduk di tempatnya.

"Jessy gimana kabar lo?" tanya salah satu teman lelaki sekelasnya.

"Sudah baikan," jawab Jessy.

"Gue gak nyangka ternyata lo saudara sama Tasya."

"Iya gue juga gak nyangka," sahut teman lain nya yang ikut menghampiri Jessy.

Jessy hanya tersenyum menanggapi itu. Begitupun Tasya juga yang hanya diam.

Saat istirahat tiba, seperti biasa Meili yang memaksa Jessy untuk pergi ke kantin. Dangan alasan.

"Jessy kamu baru sembuh, jadi harus makan yang banyak."

Di kantin terlihat sudah ramai di sana. Dan kedatangan ketiga gadis itu, tentu saja mengalihkan pandangan mereka.

Siapa yang tak senang jika di suguhkan pemandangan seindah itu.

"Jessy," panggil seseorang yang ternyata Ariel. "Kesini," ajaknya untuk bergabung.

Tapi Jessy malas sekali jika bergabung dengan mereka.

Apalagi di meja itu formasi lengkap ada Nathan, Raka, Reza dan Ariel.

Jessy tak menghiraukan nya.

"Jessy kita gabung aja yuk, udah nggak ada tempat lagi." Meili melihat sekitar dan tidak ada tempat kosong lagi selain bangku Ariel cs.

"Meili bagaimana kalau kita ikut bergabung," cetus Tasya.

Meili diam menunggu jawaban Jessy.

Dengan berat hati, Jessy menyetujuinya.

"Kalian mau pesan apa, biar Kakak aja yang pesenin." Ariel menawarkan diri.

"Gaya lo bro," cibir Reza. "Bisa aja kalo ada yang bening."

Ariel tidak mendengarkan nya dan tetap menunggu pesanan tiga gadis itu.

"Aku bakso aja, sama es jeruk." Ujar Meili.

"Sama," sahut Jessy dan Tasya bersamaan.

"Widih, kompak bener adek kakak ini." Goda Ariel kemudian pergi dari sana untuk memesankan pesanan tiga gadis cantik itu.

Jessy kemudian duduk di sebelah Nathan yang kebetulan kosong. Tasya duduk di sebelah Raka, dan Meili duduk di tengah antara Jessy dan Tasya.

*

*

Ketika jam pulang sekolah telah usai, Jessy segera menuju parkiran untuk mengambil motornya.

Jalanan menjelang sore itu lumayan padat yang di penuhi murid dari sekolah lain, yang memang waktu jam pulang sekolah.

30 menit perjalan Jessy baru sampai di rumah, dan terlihat Mariam yang menyirami tanaman anggrek nya.

"Jessy ganti baju dulu terus makan," ujarnya.

Jessy turun dari motornya kemudian menghampiri Mariam dan mencium punggung tangan nya.

"Iya Nenek seksi ku," godanya kemudian tertawa.

"Hei, Nenekmu ini memang seksi. Kalau tidak seksi, bagaimana kamu bisa bahenol seperti itu."

Mariam membenarkan ucapan cucunya.

Setelah ganti baju, Jessy makan di temani Mariam.

"Jessy Nenek mau bicara," ucap Mariam.

"Biasanya Nenek tidak perlu ijin," cibir Jessy.

"Kau ini," kesal Mariam.

"Nenek Serius." Mariam menatap Jessy dengan raut wajah yang tiba-tiba serius.

Jessy menghentikan kunyahan nya, dan menatap Mariam. "Tumben? Ada apa si Nek? Nenek ketemu Sarukhan?"

Jessy yang tetap mode bercandanya.

Pletak.

"Ouch," keluh Jessy saat Mariam menyentil keningnya. "Nenek," rengeknya.

"Makannya dengarkan," Mariam sedikit kesal.

Jessy kemudian tetap melanjutkan makan nya.

"Jessy kamu menikah ya?"

Uhuk, uhuk, uhuk.

...----------------...

...Maaf telat up 🥰...

...Minggu, 22.22...

...Sidoarjo...

Terpopuler

Comments

Elsa Sabrina salahbilla

Elsa Sabrina salahbilla

punya nenek nyebelin gridu suka kata kata in saya Bauk saya lebih sayang sama almarhum kakek dari pada nenek ku yang nyebelin

2024-07-26

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

punya nenek sedikit bar-bar dan kocak membuat Jessy lebih aktif berinteraksi..

2024-06-01

0

Laksmi Amik

Laksmi Amik

msh sekolah nek..waduh si nenek

2024-01-27

3

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!