Di Keluarkan Dari Sekolah

Saat matahari benar-benar akan tenggelam, Jessy baru sampai di rumah. Setelah tadi sejenak ia menenangkan diri di pantai.

Yamaha YZF-R1M Jessy parkir begitu saja di halaman rumah. Ia segera masuk untuk menuju kamarnya.

Tapi langkahnya berhenti begitu saja ketika suara bariton papa nya mengintrupsi nya. "Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang!"

Terlihat Danu papa nya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Sekolah," jawab Jessy singkat dan datar.

"Apa kamu pikir Papa tidak pernah sekolah? Hingga tidak tau jam pulang sekolah." Danu yang tidak mempercayai ucapan putrinya.

"Pah, sudah. Jessy baru pulang sekolah, biarkan dia istirahat dulu." Mira sang Ibu sambung yang datang dari dapur dengan membawa secangkir teh hangat untuk suaminya.

Mira kemudian meletakkan cangkir yang berisi teh di atas meja kemudian duduk di samping Danu. Menggenggam tangan Danu. "Mungkin Jessy ada jam tambahan mata pelajaran," Mira yang mencoba untuk menenangkan.

Pak Danu menghembuskan nafasnya kasar. "Kamu selalu saja membelah nya," yang di tanggapi Mira hanya dengan senyuman.

Baru saja Danu sedikit melunak, tapi Jessy sudah memberikan amplop putih dengan logo sekolahnya yang ia ambil dari dalam tas.

"Apa ini?" Tanya Danu dengan menerimanya.

"Surat Cinta," jawab Jessy kemudian berlalu dari sana.

Sedangkan Mira sedikit cemas saat Danu mulai membaca surat itu. Karena ia tau isi dari surat itu.

Selama ini memang Mira lah yang sering datang ke sekolah memenuhi panggilan.

Mata Danu membulat saat membaca surat itu, dimana di sana bertuliskan bahwa ia di panggil pihak sekolah karena Jessy berkelahi.

"Ya ampun, sampai kapan anak itu begini terus." Danu yang memijat pangkal hidungnya karena tiba-tiba merasa pening.

Sedangkan di dalam kamar, Jessy sudah mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower.

Berharap air dingin bisa juga mendinginkan pikiran nya, bukan hanya mendinginkan tubuh nya.

"AS*!!" Umpat Jessy sembari memejamkan matanya.

Iya begitulah saat amarah mendera nya. Logat jawa akan keluar begitu saja. Mulai dari nama hewan dan kawan-kawan nya.

Setelah ia membersihkan diri, Jessy langsung merebahkan tubuhnya. Tidak berniat untuk mengikuti makan malam.

Karena saat berkumpul dengan keluarga lah hal yang paling ia benci, di saat papa nya memulai membanding-bandingkan dengan saudara tirinya yang kebetulan seumuran dengan nya.

*

*

Pagi hari, Jessy sudah berada di ruang kepala sekolah. Di sana terlihat Papa Danu, Mama Mira, Kepala sekolah, Bu Lastri, siswa yang terlibat perkelahian dengan Jessy dan juga keluarganya.

"Ehem, maaf saya harus memanggil anda kemari. Karena ada yang harus di selesaikan mengenai perkelahian anak-anak," Pak kepala sekolah yang memulai pembicaraan.

"Begini Pak Danu, putri anda terlibat perkelahian dengan salah satu siswa. Dan menyebabkan siswa itu masuk rumah sakit kemarin, karena harus mendapat perawatan." Pak kepala sekolah yang menjelaskan duduk perkaranya sambil melirik ke arah siswa yang wajahnya di penuhi oleh lebam.

Pak Danu menggeram mendengar penjelasan itu, apa lagi melihat raut wajah Jessy yang masih santai.

"Saya atas nama putri saya, meminta maaf pak--"

"Tidak bisa," sela Ibu dari siswa itu. "Anak anda sudah membuat anak saya babak belur, saya tidak terima jika dia tidak di keluarkan dari sekolah." Tegasnya.

"Ceh." Jessy hanya berdecih dan tersenyum miring mendengar itu.

"Jessy," geram Danu.

"Pah," Mama Mira yang mencoba menenangkan suaminya.

"Ehem, maaf Bu. Kami tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena harus mendengarkan penjelasan dari kedua pihak." Sela Bu Lastri.

Bu Lastri kemudian menoleh ke arah Jessy. "Jessy kamu bisa menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi."

Jessy lagi-lagi hanya tersenyum. "Apa dengan saya menjelaskan, akan ada yang percaya dengan ucapan saya?"

Karena seperti sebelum-sebelumnya, tidak akan ada yang mempercayainya. Apalagi dengan menyandang predikat murid badung.

"Lihat saja, dia tidak punya sopan santun." Ibu siswa itu mencibir.

Beberapa saat kemudian, dengan berat hati pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Jessy dari sekolah. Padahal sebenarnya Jessy adalah salah satu siswi pintar.

Kalau bukan karena Jessy yang sudah beberapa kali terlibat perkelahian, mungkin saja Jessy hanya akan mendapat skorsing.

Setelah mendengar keputusan akhir yang tidak menguntungkan Jessy, ia beranjak begitu saja dari ruang kepala sekolah. Meninggalkan kedua orang tuanya begitu saja.

Berita tentang di keluarkannya Jessy tentu bisa di tebak oleh semua murid.

Saat Jessy berjalan menuju parkiran, tidak sedikit murid yang membicarakan nya.

"Sayang sekali, primadona kita harus keluar."

"Iya, padahal cuma dia yang bening di sekolah ini."

Tentu saja itu semua hanya keluar dari mulut para siswa. Berbeda lagi dengan para siswi yang justru senang dengan di keluarkan nya Jessy, yang otomatis mengurangi saingan mereka untuk mendapatkan perhatian dari siswa lain nya.

Dengan mengendarai motor kesayangan nya, Jessy pergi meninggalkan sekolah. Membelah jalanan yang lumayan sepi karena masih belum memasuki jam istirahat sekolah dan pekerja kantor.

Jessy melajukan motornya hanya mengikuti jalan. Entah akan kemana tujuan nya, karena dia sendiri juga tidak tau.

Hingga akhirnya ia sampai pada jalan yang cukup sepi tapi menyejukkan karena di sepanjang samping jalan di tumbuhi pohon besar.

Jessy memutuskan untuk berhenti di salah satu warung. Dan kebetulan warung itu cukup ramai pembeli.

"Bu, teh hangat satu." Pesan Jessy kepada penjaga warung seraya duduk di bangku panjang yang terbuat dari kuyu.

"Iya, Neng."

Di saat Jessy menunggu minuman nya, tak jarang mata dari pengunjung mencuri curi pandang ke arahnya. Apalagi kaum Adam.

Siapa yang tidak suka dengan pesona Jessy. Gadis cantik blesteran, tinggi dan putih. Apalagi retina biru yang ia miliki. Sempurna.

"Silahkan, Neng." Ibu warung memberikan pesanan Jessy.

"Terima kasih."

Teh hangat itu sedikit demi sedikit sudah mulai Jessy minum, dengan udara sejuk cukup cocok untuk di nikmati.

Jessy mengedarkan pandangan nya, ternyata ia baru sadar kalau rata-rata pembelinya seumuran dengan nya. Mungkin tempat yang ia singgahi saat ini dekat dengan wisata atau sejenis lain nya.

"Ternyata sudah hampir sore," gumamnya ketika jam yang melingkar di tangan nya sudah menunjukkan pukul 14.30.

"Bu, berapa?" Jessy memutuskan akan kembali pulang.

"5000 Neng."

"Biar gue aja yang bayarin," sahut salah satu pengunjuk cowok yang seumuran dengan nya.

Jessy hanya menatapnya malas. Kemudian mengambil uang 10.000 dari dompetnya. "Terima kasih, Bu."

"Neng, tunggu! Kembaliannya," Teriak penjaga warung saat melihat Jessy pergi begitu saja.

"Ibu ambil saja," sahut Jessy.

Ketika Jessy menuju ke motornya, tiba-tiba ada yang menabraknya.

Bruk.

Jessy mundur beberapa langkah, dan melihat siapa yang menabraknya.

"Ck."

...----------------...

...Sidoarjo habis di guyur hujan deras, boleh dong kalau di kasih kopi 😁....

...Jangan lupa dukungan nya. Like, komen dan vote. Terima kasih....

...Lope-lope untuk kalian semua 🥰...

Terpopuler

Comments

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

harus sebagai papa tetap prioritas kan anak dunkk

2025-01-21

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Semoga ceritanya selalu menarik thorr..

2025-02-25

0

ayu rahma

ayu rahma

sidoarjo mana kak?

2024-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!