Sekolah Baru

Saat sampai di rumah, Jessy langsung di sambut Mariam untuk makan malam.

"Apa kamu sudah melihat sekolah nya?" tanya Nenek ketika sudah menyelesaikan acara makan malam nya.

"Hm." Jessy hanya menganggukkan kepala nya sambil menikmati makanan nya.

"Bagaimana! Apa kamu suka?"

Gadis itu menelan makanan yang memenuhi mulutnya. "Jessy belum tau rasanya sekolah di sana, jadi mana mungkin bisa tau suka atau tidak."

Mariam tersenyum mendengar jawaban cucu nya.

"Ya sudah, kamu jangan tidur malam-malam. Besok kamu harus bangun pagi, jangan sampai terlambat di hari pertama masuk sekolah."

Setelah mengatakan itu Mariam pergi ke kamar nya untuk mengambil sesuatu, dan kembali lagi ke meja makan dengan paper bag kecil di tangan nya kemudian memberikan nya pada Jessy.

"Apa ini, Nek?"

"Buka saja," jawab Mariam.

Jessy menggeser piring makanan nya yang telah habis, kemudian ia membuka paper bag itu. Matanya membulat setelah mengetahui isinya.

"Nenek, untuk apa memberiku jepit rambut?"

Pasalnya Jessy tidak pernah menggunakan jepit rambut, menurutnya itu sangat menggelikan. Bahkan ia terbiasa mengikat rambutnya seperti ekor kuda.

"Sayang, pasti kamu sangat manis jika menggunakan itu." Nenek terlihat berbinar mengatakan nya. Membayangkan cucunya memakai jepit rambut yang ia belikan.

"Tapi aku tidak pernah memakai nya."

Nenek menghembuskan nafasnya pelan. "Padahal, Mama mu dulu senang sekali jika Nenek membelikan jepit rambut dan langsung memakai nya."

Nenek memasang wajah sendu nya.

Jessy mengerucutkan bibirnya, tau saja ia tak akan mampu menolak jika melihat Nenek nya sudah seperti itu. "Baiklah." Jessy yang setengah hati menyanggupi untuk memakai nya.

Tentu saja seketika raut wajah Mariam cerah seketika. Sedangkan Jessy memutar bola matanya malas.

*

*

Pagi hari seperti kemarin, Mariam perlu tenaga ekstra untuk membangunkan cucu kesayangan nya yang sekarang masih berada di atas tempat tidur.

Untung saja gadis itu kemarin malam lupa mengunci pintu kamarnya, sehingga Mariam dengan mudah menerobos masuk.

"Ya ampun Jessy, kenapa belum bangun juga!"

Mariam segera menarik selimut tebal yang menutup tubuh Jessy. Kemudian memaksanya untuk duduk. "Ya ampun, kamu berat sekali."

"Nenek, aku masih mengantuk." gumam Jessy dengan mata terpejam.

"Iya, nanti kalau sudah pulang sekolah tidurlah lagi. Tapi sekarang kamu harus pergi ke sekolah."

Mariam terus menarik tubuh Jessy hingga masuk ke kamar mandi, kemudian dengan sengaja ia mengambil shower dan menyalakan nya. Detik berikutnya air itu langsung membasahi tubuh Jessy.

"Hujan, hujan, hujan." Jessy yang panik seketika membuka matanya, dapat ia melihat nenek nya sedang tertawa puas.

"Nenek!" kesalnya.

"Ha ha ha ha, ini kamu mandi sendiri." Mariam menyerahkan shower itu, dan keluar dari sana.

Hingga beberapa saat, Jessy sudah rapi dengan seragam sekolahnya yang lama. "Nah, kalau begini kamu terlihat sangat manis dan imut."

Mariam terlihat puas dengan maha karya nya. Mendandani Jessy seperti yang ia inginkan.

Dan gadis itu sekarang tampil berbeda. Rambut coklatnya tergerai indah sepunggung, poni yang menutupi keningnya. Juga jepit rambut yang di belikan Mariam kemarin, sekarang menghiasi rambutnya.

"Nek, ini rasanya aneh." keluh Jessy, merasa aneh dengan penampilan nya sekarang.

"Tidak sayang. Ya sudah, ayo kita sarapan. Kalau tidak kamu akan telat ke sekolah."

Saat selesai sarapan, Mariam berniat mengantarkan Jessy ke sekolah baru nya.

"Tidak usah, Nek. Jessy berangkat sendiri saja." tolak nya.

"Tapi --"

"Tenanglah, Jessy pasti akan benar-benar sekolah."

Akhirnya mau tidak mau Mariam mengalah dengan keputusan cucunya.

Sekolah baru itu memang pilihan Mariam, ia memperolehnya dari pelanggan rumah makan nya. Yang kebetulan seorang guru pengajar di sana.

Dan kemarin Danu sudah menyuruh salah satu pegawai nya untuk mengurus kepindahan sekolah Jessy.

Mariam mempunyai usaha rumah makan sederhana, tapi sudah ia percayakan kepada para para pegawai nya.

Sebenarnya tanpa mempunyai usaha rumah makan pun, Mariam masih bisa hidup lebih dari berkecukupan.

Setiap bulan nya, Danu mentransfer uang yang tidak sedikit. Karena bagi Danu Mariam masih orang tua nya, meskipun sekarang sudah tidak bersama anaknya. Apalagi Danu yang juga sudah tidak mempunyai orang tua.

Tapi Mariam membuka rumah makan selain membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain, juga untuk mengisi kekosongan nya.

*

*

Karena jalanan yang cukup macet, Jessy hampir saja telat sampai di sekolah barunya.

"Pak, tunggu dulu!" teriaknya ketika satpam sekolah hampir menutup sempurna gerbang sekolah.

Satpam itu melihat Jessy dari atas sampai bawah. "Murid baru?" Karena seragam yang di kenakan berbeda.

"Iya."

"Ya sudah, lain kali jangan sampai telat lagi." Satpam itu akhirnya membuka gerbangnya lagi.

"Terima kasih. Oh ya Pak, parkiran nya sebelah mana?"

"Masuk saja lurus, nanti belok kiri." beritahu nya.

"Sekali lagi terima kasih."

Jessy akhirnya sampai di parkiran, ternyata murid di sana kebanyakan membawa mobil. Dan terhitung beberapa yang hanya membawa motor.

Setelah memarkir motornya, Jessy mengedarkan pandangan nya untuk mencari ruangan kepala sekolah.

Ia berjalan di koridor sekolah, dan kebetulan ada dua siswi yang sepertinya terlambat juga. Terlihat dari jalan nya yang terburu-buru.

"Maaf, boleh tanya?"

Suara Jessy menghentikan langkah kedua gadis itu, dan membalikkan badan.

Dua gadis yang bernametag Lisa dan Tia di seragamnya itu melotot tidak percaya, mereka bertemu dengan Jessy. Orang yang bertengkar dengan nya kemarin di parkiran mall.

Sedangkan Jessy hanya menyunggingkan bibirnya.

"Wah, wah, Tia lihat siapa dia?" Lisa tersenyum miring dan bersendekap.

"Preman pasar," sahut Tia.

Kemudian mereka berdua tertawa.

"Gak jadi tanya," cetus Jessy dan berlalu dari sana.

"Eits, enak aja lo mau pergi!" sergah Lisa yang menghadang jalan Jessy.

"Terus lo mau apa?" Jessy malas sekali meladeni dua gadis itu.

"Lo harus bayar mahal apa yang lo lakuin kemarin." Lisa segera mendorong tubuh Jessy hingga terbentur tembok.

Saat Lisa ingin memberi pukulan pada wajah Jessy, dengan santai Jessy memiringkan kepalanya. Dan alhasil tangan itu melesat begitu saja mencium tembok.

"Akh!" Lisa meringis memegangi punggung tangan nya yang sekarang memerah.

"Awas kau ya!" Tia berniat menjambak rambut Jessy. Tapi Jessy segera menangkap kedua tangan Tia dan mendorongnya ke arah Lisa.

Jadilah dua gadis itu terjatuh dengan tumpang tindih.

"Ada apa ini?"

Tanya seseorang.

Siswa yang menjabat sebagai ketua OSIS, yang selalu berkeliling di lingkungan sekolah di jam hampir masuk. Mencari murid yang ketahuan terlambat atau murid yang akan membolos di jam pelajaran pertama.

"Nathan," panggil Lisa dan kemudian beranjak mendekat. "Lihatlah dia sudah membuat ulah, bahkan gue jadi begini." Adunya.

Nathan mengarahkan pandangan nya ke arah Jessy hingga pandangan mereka bertemu.

...----------------...

...Nah, loh... Ketemu kan. Cerita tentang Jessy dan Nathan ini akan othor buat semanis mungkin, mungkin semanis othor kwkwkww😁....

...Jangan lupa vote, like dan komentarnya. Terima kasih 🥰...

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Tomboy lu Jessy..

2025-02-26

0

Sri Purti

Sri Purti

astagaaaa jessss

2025-02-05

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Nathan.. hem calon imam si Jessy ya.

2024-06-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!