Bertemu Mama

Setelah menempuh perjalan beberapa jam, akhirnya bis yang membawa rombongan murid SMA itu datang di tempat tujuan. Tempat yang begitu asri.

Semua murid di kelompokkan menjadi beberapa kelompok, dan mereka kemudian di berikan tenda untuk di dirikan.

Jessy dan Meili juga tiga murid dari kelas lain menjadi satu tenda. Sedangkan Tasya bersama anggota OSIS lainnya.

"Wah... Jessy kamu hebat," Meili takjub melihat Jessy memasang tenda dengan cekatan. Begitupun dengan yang lainnya.

Setelah tenda itu berdiri, semua segera menyimpan barang-barang ke dalam tenda. Karena semua murid akan di kumpulkan kembali untuk mendengarkan tugas apa yang akan di berikan.

Pertama-tama acara di buka oleh Raka, dan di teruskan oleh guru yang memberikan sepatah dua patah kata. Dan yang terakhir di ambil alih oleh Nathan.

"Baik semuanya, saya sebagai ketua OSIS ingin menyampaikan beberapa kegiatan yang akan kita lakukan tiga hari dua malam di sini." Nathan menyampaikan kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan.

Hingga beberapa saat kemudian, semuanya ke tenda masing-masing. Mereka di beri istirahat sebelum lanjut ke acara berikutnya.

Jessy dan Meili merebahkan tubuhnya di tenda yang beralaskan tikar tipis. Begitupun dengan tiga murid lainnya.

"Jessy, ini sungguh tidak nyaman." keluh Meili, karena sekarang punggungnya terasa sakit. Batu-batu kecil itu masih terasa meskipun sudah beralaskan tikar.

"Kenapa tadi dari rumah nggak bawa kasur aja kesini?" Jessy menatap malas Meili. Tentu saja tempat ini tidak nyaman untuk di jadikan tidur.

"Memangnya boleh?" tanya Meili polos.

Jessy menatap tajam ke arah Meili. Tapi yang di tatap hanya tersenyum lebar.

Ternyata pada sore hari tugas yang di berikan oleh para OSIS adalah untuk mencari tumbuhan yang biasa di gunakan untuk bumbu dapur. Dan untuk ini adalah kelemahan Jessy, karena gadis itu sama sekali tidak pernah menyentuh bumbu dapur.

Mungkin hanya secara teori ia tau.

Untuk tugas ini, mereka hanya di kelompokkan dua orang. Dan Jessy dengan Meili.

Semua murid mulai berpencar ke dalam kawasan yang telah di beri tanda panah, untuk jalan mana saja yang boleh di lewati.

Meili dan Jessy mulai mengedarkan pandangan nya.

"Jessy di sana!" Meili menunjuk salah satu tanaman. Kemudian ia menarik tangan Jessy.

Mereka berdua jongkok, untuk memastikan apa benar itu salah satu tanaman yang mereka perlukan.

Jessy kemudian menarik tanaman yang mempunyai daun lebar dan tangkai yang lumayan panjang.

"Wah, ini kunyit." seru Meili.

Ternyata untuk pelajaran yang ini, Meili sangat pandai karena ia suka sekali memasak.

"Benarkah?" Jessy ragu mengamati tanaman yang ada di tangan nya.

"Apa kamu tidak tahu?" Meili tidak percaya jika gadis cantik itu tidak tau bumbu dapur.

Jessy menggelengkan kepalanya.

Meili menepuk jidatnya. Ternyata Tuhan itu adil, meskipun cantik tapi ada juga nilai minusnya.

Mereka akhirnya melanjutkan untuk mencari tanaman yang lainnya.

Hingga hari menjelang petang, semua murid di haruskan sudah kembali.

Saat akan kembali, Jessy tersentak kaget menyadari kalung yang ia pakai sudah tidak lagi melingkar di lehernya.

"Meili, kembalilah terlebih dahulu. Kalung gue sepertinya hilang." Jessy memberikan tanaman yang tadi mereka dapatkan.

"Nggak. Aku temenin aja," Meili yang tidak setuju dengan ucapan Jessy.

"Sebentar lagi gelap, mungkin cuma sebentar. Kalau nggak, nanti kita kena hukum."

"Tapi--"

"Cuma sebentar," putus Jessy dan kembali memutar arah.

Dengan berat hati Meili kemudian akhirnya kembali terlebih dahulu.

Jessy sedikit kesulitan mencari kalungnya, karena minimnya cahaya. Apalagi pepohonan besar yang semakin menambah keremangan.

30 menit berlalu, tapi Jessy belum juga kembali. Pikiran Meili sudah mulai yang tidak-tidak.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta tolong kepada Nathan.

"Kak Nathan," panggilnya lirih.

Nathan yang sedang bersama anggota OSIS lainya, langsung menoleh ke arah Meili. "Ada apa?"

Meili meremas kedua tangan nya yang saling bertautan. "K-kak Nathan, Jessy belum kembali. Ini sudah setengah jam yang lalu." Rasa takut, khawatir menjadi satu. "Tadi dia bilang hanya sebentar kembali ke sana untuk mencari kalungnya." Meili menunjuk tempat terakhir mereka berpisah.

Nathan jelas terkejut mendengar itu, karena tadi Meili bilang Jessy pergi hanya ingin buang air kecil.

"Kenapa baru bilang sekarang!" bentaknya. Ia segera bergegas memberitahu guru dan anggota OSIS lainnya.

Sedangkan Meili hanya bisa menangis.

"Tenanglah, dia akan baik-baik saja." Tasya mencoba menenangkan.

Guru yang bertugas mendampingi acara itu akhirnya memerintahkan beberapa anggota OSIS untuk mencari keberadaan Jessy.

Sedangkan Jessy di dalam sana, gadis itu masih mencari keberadaan kalungnya. Hadiah terakhir yang di berikan mendiang ibunya di hari ulang tahunnya.

"Kumohon jangan sampai hilang," do'a nya.

Berbekal cahaya senter dari ponselnya Jessy terus mencari di tempat yang ia lewati tadi. Bahkan ia tak menghiraukan malam yang sudah datang dengan angin dingin yang menusuk hingga tulang.

Tak lama Jessy melihat kilauan akibat pantulan dari cahaya ponselnya. Bibir gadis itu melengkung membentuk sebuah senyuman ketika kalung yang ia cari ketemu.

"Akhirnya," Jessy merasa lega.

Tapi masalah lain datang, rasanya ia sekarang sedang tersesat. Karena ia terlalu fokus mencari kalungnya, sampai tidak memperhatikan jalan.

"Apa gue terlalu jauh," ia yang baru menyadari hal itu.

Jessy mengedarkan pandangan nya, dan tidak menemukan petunjuk jalan. Apalagi sekarang benar-benar sudah gelap.

Saat ia akan berjalan, ternyata Jessy menginjak batu yang sedikit berlumut.

Bugh.

"Aaaa," seketika Jessy tergelincir dan jatuh terguling beberapa meter kebawah.

Terlihat dahi yang sedikit mengeluarkan darah akibat benturan, dan tangan juga kaki yang mengalami luka lecet, yang juga mengeluarkan darah.

"Mah," lirih Jessy.

Yang hanya di pikirannya sekarang hanyalah Ibu nya. Apa ini saatnya ia akan bertemu Ibunya? Pikirnya.

Kesadarannya semakin lama semakin menghilang.

Kemudian samar-samar ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Sayang," panggil seseorang.

Jessy menajamkan pendengaran nya, dan itu suara seseorang yang Jessy rindukan.

"Mah," Jessy memastikan suara itu. Kemudian samar-samar ia melihat sosok yang ia rindukan duduk di sebelah nya.

"Sayang," panggil perempuan yang ternyata Mama Jessy.

Kasih.

"Kamu harus terjaga," ujar Kasih yang sekarang memangku kepala Jessy. Dan mengusap kepala putrinya dengan sayang.

"Jessy rindu Mama, apa sekarang Jessy boleh ikut Mama?" tanya nya lirih.

Kasih tersenyum kemudian menggeleng. "Belum waktunya sayang. Semua orang akan bersedih jika kamu ikut Mama."

"Tapi, Jessy cuma mau Mama."

"Apa kamu tidak kasian dengan Nenek? Nenek kasian jika kamu tinggal. Nenek sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kamu cucunya yang paling cantik," Kasih mengingatkan.

Jessy terdiam tidak menjawab.

"Mama sudah tenang dan bahagia di sini, Kakek juga menemani Mama di sini." Kasih mengecup kening Jessy. "Kamu harus kembali," bisiknya.

"Mah," panggil Jessy ketika Kasih perlahan mulai menjauh.

Hingga tak lama seseorang datang menemukannya.

"Jessy!"

...----------------...

...Maaf telat up, habis vaksin jadi tubuh kurang fit. Jangan lupa untuk dukungan nya 🥰...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Nathan..

2024-06-01

0

྅≞⃗Lovy 🖤

྅≞⃗Lovy 🖤

semoga Nathan

2022-04-28

3

Nur Borhap

Nur Borhap

Nathan kah yg mnemukn yessy

2021-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!