Nara benar-benar tak menyangka, kalau sekarang ia sudah resmi menjadi pacar Daffa. Bahkan beberapa hari ini sikap Daffa berubah menjadi lebih manis dan perhatian padanya. Seperti sekarang , keduanya tengah menonton televisi berdua. Daffa tampak tertidur dipaha Nara sedangkan tangan Nara mengusap lembut rambut Daffa. Sudah seperti pasangan suami istri saja.
Untung keduanya kuat iman meski tinggal satu atap, sehingga tak ada kejadian-kejadian seperti yang dilakukan banyak pasangan. Daffa benar-benar menjaga Nara.
" Kak!" Panggil Nara.
" hmm.."
" Kak Daffa!" Panggil Nara lagi yang kesal, karena Daffa masih fokus dengan layar televisi didepannya.
" Apa sayang? Kakak denger kok, mau ngomong apa?" Jawab Daffa lembut sembari mendongakkan kepalanya keatas menatap Nara.
" Kak seandainya hubungan kita gak direstui sama keluarga aku gimana? Apa kakak bakal nyerah?" Tanya Nara dengan ragu. Jujur saja pertanyaan-pertanyaan ini sedikit mengganggu pikirannya. Sebab sampai saat ini Nara masih belum bicara mengenai keluarganya.
Melihat raut gelisah Nara Daffa pun bangkit dan duduk disebelah Nara.
" Memangnya kamu mau pulang kerumah orang tua kamu" Daffa balik bertanya.
" Belum sekarang sih, tapi aku yakin pasti daddy aku bakal nemuin aku cepat atau lambat " jawab Nara tertunduk.
' Daddy? '
" Lalu apa masalah nya, kita tinggal bilang aja hubungan kita ke daddy mu " ujar Daffa yang mencoba tak bertanya dulu. Ia ingin Nara sendiri yang berbicara jujur padanya.
" Masalah nya itu, daddy gak segampang yang kakak pikirin. Daddy tuh egois dan paling susah dibantah omongannya. Aku takut daddy nyelakain kakak" ucap Nara benar-benar takut jika yang berada dibayangan nya akan menjadi kenyataan. Kemudian ia mengambil nafas sejenak, sudah saatnya ia memberitahu Daffa.
" Ada satu hal yang kakak harus tau. Kalau sebener nya aku itu anak dari tuan Ardelino. Pernah dengerkan? Pengusaha batu bara sukses yang kekayaan nya masuk kedaftar orang terkaya di Indonesia dan daddy masuk urutan kedua " jelas Nara. Daffa memicing kan kedua matanya menatap Nara yang berbicara sedikit berlebihan mengenai kekayaan keluarganya.
" Ini kamu mau pamer atau mau jelasin sih? Gak yakin aku. Kamu lagi halu?" Tany Daffa tangan nya mengusap lembut pipi Nara yang bersemu.
" Ish, bukan. Yang aku bilang tadi itu fakta kak, fakta. Kalau gak percaya coba aja searching di internet pasti ada kok" ucap Nara meyakinkan.
Nara benar-benar takut kehilangan Daffa. Bagaimanapun perasaannya kini sudah seutuhnya ia berikan kepada pria ini.
Daffa menghela nafas sebentar melihat kegelisahan Nara yang belum juga hilang, ia pun sebenarnya sudah mengetahui tentang keluarga Nara. Tepat nya tiga hari setelah mereka jadian, dengan bantuan orang kepercayaannya Daffa mencari tau semua tentang latar belakang Nara.
" Udah gak usah dipikirin, aku akan berusaha memantas kan diri supaya bisa dapetin kamu " ucapnya langsung memeluk Nara dengan erat.
" Kakak nggak marah? "
" Kenapa mesti marah, aku tau pasti ada alasannya kamu berbohong " ucap Daffa.
Pacarnya ini memang luar biasa. Nara memejamkan kedua matannya menghirup aroma yang telah menjadi kesukaannya itu. Berada didekapan Daffa benar-benar membuat ia jadi begitu nyaman.
" Aku sayang kakak"
" Aku lebih sayang kamu" jawab Daffa. Nara hanya tersenyum tipis mendengarnya. Ah! Ia baru tau jika Daffa bisa bersikap seromantis ini, rasanya Nara ingin cepat-cepat minta di halalkan olehnya.
****
Hari ini adalah jadwal kursus Nara, kebetulan ia dijemput oleh Sarah yang katanya ingin menemani Sarah.
" Lo udah jadian kok gak ngabarin gue sih Na, kan gue mau minta traktiran peresmian kalian " ucap Sarah. Keduanya kini telah duduk di dekat meja resepsionis yang terletak di sebelah kanannya.
" Lebay lo. Emang masih jaman SMA pake peresmian-peresmian segala "
" Ya kali aja. Gue juga pengen liat cowok lo, seganteng apa sih sampe buat sahabat gue tergila-gila sama dia "
" Ganteng nya itu gak bisa di ungkapkan oleh kata-kata, kalo lo liat pasti lo juga bakal kesemsem sendiri " ucap Nara sok dramatis.
" Makin penasaran gue "
Tiba-tiba si pemilik gedung alias Adrian datang menghampiri mereka.
" Hai..mantan! Udah nyampe lo? Rajin banget baru juga jam sembilan" sapa Adrian dengan suara besar nya itu, yang membuat beberapa orang disana melongo melihat kelakuan Adrian yang tak sesuai dengan penampilan cool nya.
" Eh, tunggu-tunggu. Lo bukan nya Sarah ya?" Pandangannya kini beralih pada Sarah yang duduk disamping Nara.
" Eh Adrian alias mantan, lo kalo ngomong bisa pelan dikit kenapa sih. Malu tuh diliatin orang " ucap Nara kesal.
" Biasa aja sih, mereka begitu karena terpesona sama ketampanan gue "
" Njir..jijik gue dengernya " sahut Sarah ingin muntah.
" Lo kerja dimana sekarang Sar??" Tanya Adrian ikut nimbrung dengan mereka berdua. Emang si Adrian ini otak nya rada-rada, katanya sih CEO tapi kelakuannya suka bikin istigfar. Nara juga aneh kenapa dulu dia pernah pacaran dengan manusia aneh ini.
" Kerja di PT. Indo Sari, kenapa? "
" Nanya doang sih, sensi amat lo "
" Bodo "
" Nara, kemarin daddy lo hubungin gue " ucap Adrian membuat nafas Nara tercekat mendengarnya.
" Serius??? Terus daddy gue tanya apa?"
" Ya nanya lo lah. Lo kabur ya dari rumah, daddy lo ngamuk-ngamuk pas nelpon gue"
" Terus lo jawab apa?"
" Ya gue bilang kalo gue ketemu lo dan kebetulan lo lagi kursus di tempat gue " jawab Adrian.
Astaga dragon!! Ingin sekali rasanya Nara membuang pria disampingnya ini ke tengah laut. Mati-matian Nara bersembunyi untuk ngehindar dari daddy nya malah sekarang di bongkar gitu aja oleh Adrian.
" Adrian!!! Dosa gak sih kalo gue nyekek lo! Dodol banget sih lo kenapa malah jawab begitu " teriak Nara yang sudah geregetan denga Adrian. Dari dulu Adrian memang mulutnya ember, susah di ajak kompromi.
" Mana gue tau. Lagian lo kenapa kabur sih? Mau dijodohin lo?? Kayak di cerita novel-novel gitu?"
" Udah Na, mending lo masuk aja gih. Bisa-bisa kena darah tinggi deket sama dia terus " ucap Sarah. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, " Gue balik dulu yah, ntar kalau susah cari kendaraan umum telpon aja gue " lanjutnya lagi kemudian ia melenggang pergi.
Begitupun dengan Nara, ia juga segera pergi menuju kelas kursusnya. Meninggalkan Adrian sendirian disana.
" Kenapa pada ninggalin gue sih "
Saat berada didalam lift, ponsel Nara bergetar. Ia pun segera membuka nya, yang ia yakini kalau itu dari Daffa.
Kesayanganku
Pulang nanti aku jemput. Inget jangan deket-deket sama dia.
Me:
Iya
Nara jadi senyum-senyum sendiri setelah membaca pesan dari Daffa.
Jadi makin cinta kan jadinya.
Tbc.
Jangan lupa tekan jempol nya 😁
Terimakasih udaj mampir baca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
senangnya punya pacar yg perhatian 😍
2021-09-13
0