Soalnya gue lagi kabur dari rumah " cicit Nara pelan.
1 detik
2 detik
3 detik
" What!!! Lo kabur??? " teriak Sarah dengan suara cemprengnya.
" Ish..mulut lo toa banget sih, tuh jadi pada ngeliatin kita jadinya " kesal Nara langsung membekap mulut Sarah, ia merasa malu karena banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan aneh.
" Hehe...sory, gue kan reflek! " cengir Sarah.
" Bener ya! Awas kalo mulut lo ember, gak bakal gue anggep temen lagi lo" ancam Nara tak main-main.
" Iya iya..serius banget tuh muka. Eh, btw majikan lo ganteng gak?"
" Ganteng lah, dia itu dosen tapi punya usaha resto juga udah banyak malahan cabangnya "
" Boleh dong kenalin ke gue, lagi jomblo nih "
" Sembarangan, bisa-bisa rahasia gue kebongkar kalo gue kenalin lo "
" Ih, kok gitu "
" Iya, soalnya lo itu rada ember " ucap Nara. Padahal mah, Nara juga gak mau ngenalin, toh dia juga jomblo.
" Rese lo Na.." mereka berduapun langsung tertawa. Reuni tak terduga yang membawa keduanya mengingat masa lalu mereka.
**********************
Dugaan Nara meleset jauh, niat awal ia hanya ingin pergi sebentar tetapi justru dia kembali pada pukul sembilan malam. Ini karena Sarah mengajaknya ketempat tongkrongan mereka dulu sewaktu SMA, dan alhasil keduanya pun sampai lupa waktu.Untung Nara punya kunci rumah cadangan, sehingga kemungkinan besar ia bisa masuk tanpa harus ketahuan oleh Daffa.
" Semoga om Daffa lagi lembur, aminn " doanya sebelum membuka pintu.
Ceklek
Nara belum sepenuhnya masuk, kepalanya masuk sedikit dan menatap sekeliling ruang tamu dan ruang tengah yang tampak gelap. Sepertinya Daffa sudah tidur.
" Alhamdulillah! Orangnya belum pulang. Doa anak sholeha emang paling mujarab " ucapnya bernafas lega.
Nara pun masuk kedalam rumah, tanpa menyalakan lampu karena keadaan nya juga yang tak terlalu gelap gulita. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat ada sebuah tangan yang menempel di bahu kanannya.
Tubuh Nara jadi panas dingin, bahkan jantung nya pun sudah berdetak tak karuan. Mengingat Nara paling takut dengan makhluk yang bernama HANTU itu. Segala doa iya rapalkan entah itu doa makan atau doa masuk toilet yang penting dirinya berdoa.
" Allahumabariklanaa..Aaakkhh!!!" Teriak Nara. Bahkan doa makan pun tak sempat ia baca kala Nara merasakan hembusan nafas yang terasa hangat diceruk lehernya.
Nara langsung mengambil langkah seribu menuju kamarnya.
" Ampun setan! Jangan ganggu gue..! " teriaknya sambil berlari terbirit-birit.
" Lah dia kenapa? Padahalkan saya belum nanya? " ucapnya menatap cengo Nara yang sudah ngacir duluan.
Ya, yang disangka hantu oleh Nara tadi adalah Daffa. Ia khawatir dengan Nara yang tak kunjung pulang, padahal sudah jam sembilan malam. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu Nara diruang tamu dengan sengaja tak menghidupkan lampu. Namun siapa sangka justru Nara malah berlari seperti itu. Sampai Daffa langsung pun menyusul Nara kekamarnya.
Tok tok tok
" Nara! Buka pintunya saya mau ngomong " panggil Dafa menggedor pintu kamar Nara.
Sedangkan si empunya sudah menelusupkan kepalanya kedalam bantal dan menyelimuti seluruh tubuhnya.
" Nara! Nara! Kamu gak papa kan?" Panggilnya lagi. Daffa jadi khawatir mengingat Nara yang tadi langsung lari ketakutan.
" Nara! Jawab " panggil Daffa lagi.
" Aahh...hantu jangan gangguin gue, udah sono lo balik lagi aja nangkring ke atas pohon atau gak lo kembali gih ke alam lo. Ntar pas malem jumat gue bacain yasin buat lo " teriak Nara dari dalam. Meski hantu tak bisa menyakiti manusia, tapi hantu itu menyeramkan. Nara masih teringat betul bagaimana dia melihat penampakan di pohon asem pak Rt tempat dia tinggal dulu ketika masih SMP dan membuatnya jatuh sakit sampai harus di larikan ke pak Kyai untuk di rukyah.
Karena sakitnya itu bukan karena sakit biasa ya...! Melainkan karena adanya gangguan dari makhluk tak kasat mata.
" Ini saya Nara! Daffa ! " ucap Daffa meyakinkan Nara. Susah sekali ternyata mau membujuknya.
" Bohong! Ntar pas gue buka malah genduruwo yang nongol. Ogah!! " teriak Nara.
" Wahh..main-main nih anak, nyamain muka ganteng saya sama genduruwo " ucap Daffa tak terima.
" Itu beneran pak Daffa bukan ya! Mau gue buka takut nya bukan " batin Nara yang agak ragu hendak membuka pintu.
" Saya cuma mau nanya kenapa pulang nya kemaleman, katanya cuma sebentar " Daffa masih berada di depan pintu, ia jadi tak tega meninggalkan Nara.
Mendengar ucapan Daffa barusan, akhirnya dengan memberanikan diri, Nara pun membuka pintunya. Dan..
Plak!
Tiba-tiba saja Nara memukul pipi Daffa ketika ia sudah membuka pintu, bukan karena apa. Dia hanya memastikan kalau yang berdiri di hadapan nya ini benar- benar Daffa.
" Manusia toh " ucapnya tanpa rasa bersalah. Tak menghiraukan Daffa yang sudah mengusap pipi nya yang terasa panas.
" Kamu pikir saya demit apa! Kenapa kamu lari ketakutan begitu? Dan sekarang malah dengan kurang ajarnya kamu tampar saya. Bener-bener pembantu gak ada akhlak kamu"
" Gu- eh saya kira om itu hantu, soalnya om tiba-tiba megang pundak saya. Mana gelap lagi, kan pikiran saya jadi horor " jawab Nara.
" Dasar penakut " cibir Daffa.
" Coba kamu jelasin, tadi katanya cuma sebentar. Janjinya pas saya udah pulang kamu sudah berada di rumah. Tapi apa malah jam sembilan lewat kamu baru pulang "
" Namanya cewek om, kalau udah kumpul temen suka lupa waktu " jawab Nara adanya.
" Memangnya siapa temen kamu? Dia merantau juga kesini? " tanya Daffa yang membuat Nara berpikir.
" Emm...iya, dia juga dari kalimantan " jawabnya mengiyakan.
" Lainkali kalo kamu kayak gini lagi bakal saya kunci kamu dari dalam ".
" Iya iya ngancem mulu deh kerjaannya, heran "
Setelah itu Daffa melenggang pergi. Pikir Nara Daffa akan menceramahi nya semalaman, ternyata tidak. Nara pun kembali masuk kedalam kamar. Ia berjalan mengambil foto dirinya saat liburan berempat dengan daddy, mommy dan juga abangnya. Beruntung foto itu sedang berada didalam kantong jaket yang ia kenakan waktu lalu, sehingga tak ikut raib.
Nara memandangi foto yang penuh dengan keceriaan itu, entah kenapa tiba-tiba dia merindukan daddy dan mommy nya.
" Hiks..hiks..mom Nara kangen sama mommy sama daddy juga " ucap nya dengan air mata yang telah mengalir.
Ia memeluk selembar foto itu, meski kedua orang tuanya amat sibuk tetapi jika urusan keluarga mereka selalu menomor satukan. Hanya saja Nara sangat tidak menyukai sifat pemaksa dari daddy nya itu.
Rasa ingin pulang pun tiba-tiba terlintas dalam otaknya.
" Apa gue pulang aja ya..eh, tapi ntar daddy makin ngeremehin gue dong kalau gue pulang. Aaakkhh...pusing pala gue!! "
Tbc.
Terimakasih sudah mampir..
jangan lupa like nya😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Prada Bani
👍👍
2022-09-13
0
Olan
hai thor😊aku mampir kekaryamu. salam dari Hate but Love. mari saling dukung ya😊
2021-09-23
1
Fabro Os
lanjut kak...
2021-09-03
0