Suasana kediaman Tania tampak begitu ramai. Daffa beserta keluarga nya tampak sedang sibuk menyapa kerabat dekat dan tamu undangan. Sementara itu Nara malah menatap Daffa dari kejauhan, pria itu tampak lebih berwibawa saat mengenakan kemeja batik. Tanpa ia sadari bibirnya tersenyum ketika tanpa sadar dirinya mengagumi pria yang tinggal dengan nya setelah seminggu lebih itu.
" Ekhm...boleh aku duduk disini? " tanya seorang pria bermata sipit yang tiba-tiba sudah berdiri didepan nya.
" Duduk aja gak ada yang ngelarang kok " jawab Nara cuek, bukan nya tersinggung pria itu justru tampak tersenyum melihat Nara yang tak menghiraukan keberadaannya.
" Ngapain sendirian disini?" Tanya nya.
" Gak ngapa-ngapain lagi bosen aja " jawab Nara dengan cuek.
" Oh ya kenalin aku Fahri, saudara jauh bang Daffa " ucapnya mengulurkan tangannya.
Nara pun dengan terpaksa membalas uluran tangan itu " Nara " ucap nya singkat.
' Nih orang sok deket banget sih, ganggu aja '
Nara merasa risih dengan pria di sampingnya ini yang sejak tadi tak mengalihkan pandangannya.
" Emm...permisi saya mau kebelakang dulu " ucap Nara, lalu buru-buru ia masuk keberanda rumah, pergi meninggalkan pria yang masih saja menatapnya dengan penuh kagum.
" Loh, dek Nara kok kebelakang? Disini udah pada selesai kok " ucap salah satu pembantu dirumah Tania.
" Gak papa buk, di luar rame banget kepala Nara jadi pusing ngeliatinnya " jawab Nara mencari alasan.
" Oh, ya udah ibuk mau ngeliatin sayur dulu ya didapur situ "
" Iya buk "
Sekali lagi Nara menatap keluarga yang tengah dirundung rasa bahagia itu. Daffa tampak nya begitu senang, pantas saja dia betah menjomblo sedangkan ia sudah mempunyai keluarga bahagia seperti ini. Nara kembali menelisik kehidupan keluarganya yang mungkin banyak pandangan mata melihat mereka bahagia.
Bahagia? Nara sampai lupa kapan terakhir mereka ia, daddy, mommy dan kakaknya ngumpul bersama. Waktu bahagia itu saat ia masih remaja, saat daddy dan mommynya masih menomer satukan keluarga. Namun semua berubah ketika mereka pindah ke Kalimantan. Ia jadi rindu masa-masa itu. Karena selama ini biasanya Nara hanya dirumah sendiri bersama dengan para maid dirumah mewahnya itu.
Mereka keluarga tapi jarang berkumpul bersama,mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Dan puncaknya adalah saat Nara kuliah, mungkin ia akan bertemu kedua orang tuanya itu hanya beberapa bulan sekali. Itu pun hanya sebentar, karena lagi-lagi sang daddy yang disibuk kan dengan perusahaannya.
" Nara mau jalan sama aku nggak?" Tanya Fahri yang ternyata sejak tadi mengikuti Nara. Nara mendongak melihat Fahri yang tampak nya memang tulus , tapi lagi-lagi Nara tak nyaman dengan tatapan Fahri yang terang-terangan menatap suka padanya.
" Mau kemana? Nggak deh ntar dicariin lagi sama mereka " tolak Nara dengan halus.
" Nggak jauh, kepantai aja. Emang kamu gak jenuh diem dirumah terus, mumpung lagi disini kamu bisa manfaatin buat nyegerin pikiran "
Nara berfikir sejenak. Mungkin benar juga apa yang dikatakan Fahri, sejujurnya Nara sedikit bosan karena tak pernah keluar rumah. Akhirnya Nara menerima ajakan Fahri untuk ikut jalan-jalan.
" Bener juga kata dia " gumam Nara.
Daffa yang tak sengaja melihat mereka pergi menuju parkiran, tanpa sadar ia mengepalkan kedua tangannya.
" Mau kemana Daf?" Tanya bundanya saat melihat Daffa memegang kunci motor.
" Daffa keluar sebentar bun " ucapnya lalu bergegas menuju parkiran.
Tiba-tiba Zara sudah menyusul Daffa, " Aku ikut Daf ".
" Gak usah, kamu disini aja "
" Aku tau kemana mereka pergi " ucap Zara yang membuat Daffa terhenti dan menatap Zara sejenak.
" Kamu gak lagi bohong kan?"
" Ya ampun nggak Daf, aku denger kok pas mereka ngomong tadi. Kebetulan aku ngelewatin mereka berdua waktu mau keluar. Fahri mau ngajak Nara ke pantai"
" Oh, oke. Thanks ya infonya " ucap Daffa lalu ia langsung mengegas motor nya tanpa membawa Zara. Zara hanya melongo ditempat berdirinya melihat Daffa yang pergi gitu aja.
" Ih..Daffa! Kok aku ditinggal sih..!! " teriak Zara yang kesal sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya.
Daffa khawatir jika Nara di bawa oleh Fahri, karena ia sangat tau anak dari paman nya ini buaya. Dan Daffa gak akan rela kalau sampai Nara jatuh kepelukan nya. Daffa menyusuri pantai mencari-cari keberadaan Nara.
" Nar, kamu kok mau sih kerja jadi ART. Padahal muka sama bentuk tubuh kamu itu cocok loh kalau jadi model "
" Tapi gue gak suka dan gak berminat untuk terjun kedunia entertain " jawab Nara.
" Loh kenapa? Diluar sana banyak loh yang berlomba-lomba supaya bisa jadi model atau artis "
" Itu kan mereka. Kalau aku lebih suka hidup jadi orang biasa aja " lagi-lagi Nara menjawab ketus. Nara sudah hapal dengan lelaki modelan Fahri ini, yang suka nya modus.
Nara mencari akal agar laki-laki ini tak terus berbicara dengannya.
" Fahri traktir gue es kelapa muda dong, seger nih kayak nya minum pas panas-panas gini " pinta Nara dengan bersikap sok manis.
" Emm..oke, bentar ya aku beliin dulu. Kamu jangan kemana-mana takutnya hilang " ucap Fahri yang di angguki oleh Nara.
Setelah dirasa Fahri sudah agak jauh, buru-buru Nara kabur. Males banget dia harus berduaan dengan cowok tukang modus kayak Fahri. Dilihat dari modelan nya aja Nara tau kalau Fahri ini penjahat wanita, dan terbukti saat sebelum Nara belum terlalu jauh pergi ia melihat Fahri seperti bertukar nomer ponsel dengan seorang bule. Ternyata semua laki-laki sama aja, kalau lihat yang bening dikit langsung meleyot!.
" Adem banget dah nih angin!! Udah lama gue gak main kepantai kayak gini " ucap Nara menikmati hembusan angin pantai.
Ia menyisiri bibir pantai dan sesekali ia bermain ombak. Ia jadi rindu berlibur dengan teman-temannya.
" Oh iya, gue kan gak punya duit mau pulang sendiri. Aduh Nara lo bego banget sih pake acara kabur segala " Nara benar-benar merutuki kebodohannya,lalu ia berlari kembali ketempat ia dan Fahri datang. Tapi sayang, Fahri sudah tak ada disana.
" Yah, orang nya udah gak ada "
Kemudian Nara berjalan menuju jalan besar. Bahkan alamat rumah Tania pun dia gak tau, dan dengan bego nya malah Nara main kabur aja.
" Nara!!! "
Nah lo, ada yang neriakin namanya. Nara mengedarkan pandangannya mencari sumber suara.
" Nara!!" Panggil nya sekali lagi.
Ternyata itu adalah Daffa, dia kini tengah berada di seberang jalan sambil melambaikan tangannya memanggil Nara.
" Tunggu di situ aja saya mau kesana " teriak nya lagi.
' ahh! Memang Daffa ini adalah malaikat penolongnya'.
Tbc.
Udah up dua episode.. jangan lupa jempolnya.
Biar author lebih semangat..😃😃
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
Daffa mmg malaikat pelindung Nara 🤗
2021-09-06
0
Fabro Os
lanjut kak...
2021-09-06
0