" Whatt!! Dia ada disini!! "
Kali ini Nara yang gantian berteriak. Ia tak menyangka daddy nya bisa secepat itu melacak keberadaannya.
" Kalo lo ketahuan jangan bawa nama gue ya Na, gue masih mau hidup "
" Iya..iya..tenang aja gue gak bakal nyeret nama lo kok. Karena daddy gak bakal nemuin gue "
" Percaya diri amat lo "
" Iya lah, gue paling jago kalo masalah kabur-kaburan asal lo tau. Gercep juga ya dady bisa ngelacak keberadaan gue "
" Daddy lo kan orang sultan jadi apa sih yang gak bisa dia lakuin. Lupa lo?? "
" Hehe...iya juga sih. Ya udah terimakasih sahabat syantik ku udah kasih infonya "
" Iya. Lo hati-hati ya "
Tak lama sambungan telepon mereka terputus. Beginilah yang Nara suka dari sahabat nya Sarah. Tak mudah goyah jika menyangkut tentang sahabatnya. Meski mereka hanya berteman selama tiga tahun saat di SMA, namun kedekatan keduanya justru seperti teman dari kecil. Apalagi Sarah yang merasa memiliki hutang budi luar biasa ke Nara karena sudah membantunya sewaktu keluarga nya susah saat ia masih sekolah. Nara itu aslinya baik dan sangat peduli ke sesama, hanya saja sifat itu cuma orang-orang terdekat yang mengetahuinya.
" Nara " panggil Daffa yang telah berdiri disamping nya.
" Eh, iya. Ada apa om? Tamunya udah pada pulang?" Tanya Nara sedikit terkejut.
" Udah"
" Oh..kalau gitu gu- ..saya mau beresin mejanya dulu " ucap Nara beranjak dari tempat tidurnya hendak keluar. Namun langkah nya terhenti saat Daffa menahan lengannya.
" Tunggu dulu "
Nara menoleh, " Ada apa om?" Tanya nya.
" Kamu mau ikut saya ke Bali. Mama saya tadi nelpon nyuruh saya ke sana soalnya kakak saya mau ngadain acara tujuh bulanan " ucapnya.
Kedua mata Nara langsung berbinar.
" Mau..mau..mau..kapan??" Nara mengangguk cepat.
" Besok pagi kita berangkat "
" Okyu!! Yey..akhirnya liburan " teriak Nara yang sudah kesenangan.
" Liburan...liburan...disana kamu bantu-bantu juga, lupa kalau kamu itu kerja sama saya " ucap Daffa.
Majikan nya ini benar-benar tak bisa melihat nya seneng dikit. Habis di ajak terbang eh langsung dijatohin. Tetapi Nara bersyukur karena dengan begini, ia tak akan bertemu dengan daddy nya yang sedang berada di Jakarta.
" Ingat! Di sana jangan bikin malu saya " ucap Daffa kemudian keluar dari kamar Nara mendahuluinya.
" Emang gue malu-maluin apa? Sembarangan " cibir Nara.
Sebenarnya Daffa ingin pergi sendiri, toh dia disana hanya sebentar. Tapi, ia tak tega jika meninggalkan Nara sendiri dirumah. Mengingat gadis itu yang penakut, ia khawatir kalau tiba-tiba ada pemadaman listrik dimalam hari dan membuatnya mati ketakutan.
BANDARA SOEKARNO-HATTA
Keduanya sudah berada dibandara menunggu keberangkatan pesawat yang akan mereka naiki.
" Om, om fotoin saya dong. Lumayan buat posting di sosmed " ucapnya.
" Udah berapakali saya bilang Nara, jangan panggil om. Emang kapan saya punya keponakan sebesar kamu " sanggah Daffa yang jengah mendengar dirinya selalu dipanggil om.
" Ck...lebih enak manggil itu, kan emang umur om udah tua. Gak nyadar banget sih " jawab Nara yang langsung mendapat tatapan tajam dari Daffa.
" Hehe..bercanda kali om, sampe melotot gitu ngeliatinnya " cengir Nara.
" Nih om, tolongin foto bentar mumpung belum berangkat " ucap Nara memberikan ponselnya.
" Gak mau, malu! " tolak Daffa.
" Ihh..malu kenapa? Mereka aja sambil main tok tik biasa aja tuh " tunjuk Nara ke sekelompok anak muda yang sedang berjoget didepan kamera tanpa memperdulikan sekitarnya. Bagi mereka yang penting mah konten!.
" Ya udah gabung aja sana sama mereka"
" Ck..ayolah om..bentar doang, mau ya, ya ya ya " bujuk Nara memasang wajah imutnya.
Akhirnya runtuh juga pertahanan Daffa " Iya..iya.. sini hp kamu ".
Beberapa pose sudah Nara coba, Daffa sampai lupa kalau dia bilang tadi hanya sekali. Mungkin karena ia senang melihat Nara yang tersenyum, membuatnya sampai lupa diri. Dan tanpa sepengetahuan Nara, Daffa mengirim beberapa foto Nara ke ponsel miliknya.
" Daddy !! " Mata Nara membulat ketika melihat daddy nya berada di bandara. Bermaksud untuk menghindar dari kejaran daddy nya, malah ia harus bertemu di bandara. Bisa-bisa langsung di bawa pulang dia ke Kalimantan kalau sampai kepergok.
Nara langsung menunduk, dan berjalan dengan berjongkok ke tempat duduk. Membuat Daffa terheran-heran melihat kelakuan Nara.
" Kamu kenapa jalan kayak gitu?"
" Gak papa om.. lagi latihan kebugaran " jawab Nara yang sama sekali gak nyambung membuat Daffa hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
" Semoga gak liat! Semoga liat! " doa Nara dalam hati.
Untung saja mereka sudah mau berangkat, jadi Nara bisa lepas dari pandangan sang daddy. Daffa yang tampak bingung dengan sikap Nara yang sejak tadi menempeli nya.
" Betah banget kamu nempelin saya" ucap Daffa.
" Maaf om lagi emergency soalnya " jawab Nara.
" Emang darurat kenapa?"
" Untuk alasannya biarlah saya, tuhan beserta staf-staf nya aja yang tau " jawab Nara random.
Daffa tak ambil pusing, toh gadis di samping nya ini juga emang terkadang rada-rada.
Mereka telah sampai ke tujuan, tepatnya di kediaman kakak Daffa. Sudah mulai ramai, dan tampak mamanya Daffa juga sangat sibuk sampai tak menyadari kedatangan mereka.
" Assalamualaikum " ucap Daffa memberi salam.
Bunda dan juga kakak nya yang sedang duduk di ruang tengah sembari menyiapkan keperluan untuk syukuran besok sontak menoleh melihat Daffa dan Nara.
" Waalaikumsallam..kalian udah nyampe " jawab bunda Daffa.
" Wiihh...calon bini lo Daf?" Tanya Tania, kakak Daffa.
Nara sampai kagum saat melihat kakak nya Daffa ini, masih cantik dan terawat meski sudah mau mempunyai dua anak.
" Bukan. Dia pembantu yang kerja dirumah, emang bunda gak cerita" jawab Daffa.
Keduanya pum menyalimi Tania dan bundanya secara bergantian.
" Yang bener,,, masa cantik begini pembantu. Bohong lo " ucap Tania tak percaya.
" Gak percaya ya udah "
" Emang. Percaya sama lo itu sama aja menduakan tuhan" jawab Tania membuat Daffa mendelik kesal.
" Kamu pacar nya Daffa ya? Cantik banget sih " puji Tania yang langsung merangkul lengan Nara membawanya ikut gabung bersama mereka di ruang tengah.
" Bukan kak, aku emang pembantu yang kerja di rumah om Daffa"
" Om Daffa??" Ucap Tania, kemudian ia menoleh melihat Daffa.
" Bwahahha..Daffa, Daffa lo sampe di panggil om. Kelamaan jomblo lo, udah tua juga gak kawin-kawin " ejek Tania menertawakan Daffa. Sungguh ingin sekali Daffa menenggelamkan kakak satu-satunya ini ke kolam lele, sudah menjatuhkan image nya didepan Nara.
Tak ingin diejek lebih jauh lagi, Daffa buru-buru masuk kedalam kamarnya.
" Yah..ngambek dia " ucap Tania masih tertawa.
" Umur kamu berapa? " tanya Tania.
" 23 kak.." jawab Nara.
" Emm..masih muda. Tapi gak papa masih cocok kalau disandingi sama Daffa " ucap Tania.
Nara tak mengerti menjurus kemana arah pembicaraan dari Tania. Namun betapa terkejutnya Nara saat melihat ada seorang wanita yang paling tidak disukai Nara ternyata berada disini juga. Wanita itupun terlihat kaget saat melihat Nara yang datang.
" Kamu! "
" Kamu! "
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
pasti itu Zara 🤔
2021-09-05
0
Marwati
siapa ya..jadi penasaran.. lanjut kak
2021-09-05
0
Fabro Os
lanjut kak...
2021-09-05
1