Tak terasa sudah satu minggu Nara tinggal dirumah Daffa. Nara juga sudah bisa beradaptasi dengan pekerjaan barunya. Meski masih terdapat banyak kesalahan yang berujung pada Daffa yang menyelesaikan pekerjaannya. Namun Daffa tak segalak seperti yang ia bayangkan.
Sebenarnya rumah Daffa itu tidak pernah memakai jasa pembantu, biasanya jika rumahnya sudah terlalu kotor barulah ia menelpon jasa pembantu paruh waktu yang biasa ia suruh. Karena rumahnya yang tak terlalu besar dan juga terkadang mamanya jarang pulang sebab mengurusi restorannya yang berada di Bali.
" Nara, lantainya kenapa masih kotor?"
" Kapan selesai masakan nya saya sudah terlambat! "
" kamu taruh dimana baju saya! "
Suara Daffa yang selalu menggelegar setiap paginya kerap sekali membuat Nara naik darah. Daffa benar-benar balas dendam saat bundanya tak ada. Ya, tadi malam bundanya telah kembali ke Bali. Dan otomatis hanya mereka berdua yang menempati rumah itu. Membuat Daffa bebas menindas Nara.
" Nih bajunya, kan udah saya bilang ditempat biasa. Pelupa banget sih dasar om tua! " Nara menyerahkan kemeja berwarna biru langit itu ke Daffa dengan raut wajah yang tidak ikhlas.
" Mana saya tau, lagian kamu kan tugasnya memang untuk membantu disini. Kenapa malah jadi sewot! "
" Au ah gelap! " Nara langsung pergi keluar kamar. Dirinya sudah seperti seorang istri saja menyiapkan segala keperluan saat suaminya hendak bekerja.
Seperti sekarang ini, mereka tengah sarapan bersama. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya.
" Nanti malam gak usah nyiapin makanan, saya mau ajak kamu keluar" ucap Daffa.
" Beneran?" Tanya Nara dengan mata berbinar.
" Iya. Saya mau membelikan kamu ponsel baru. Pasti kamu mau hubungi keluarga kamu diKalimantan kan?" Nara mengangguk cepat.
" Aaah...makasih om!! Gue kira om ini pelit !" Teriak Nara yang jingkrak-jingkrak kesenangan.
Sebenarnya bukan karena dibelikan ponsel, tetapi senang karena akhirnya dia bisa keluar untuk jalan-jalan. Oh, ayolah selama satu minggu ini Nara benar- benar seperti tahanan rumah. Tak pernah kemana-mana. Dia juga belum terlalu paham dengan daerah tempat Daffa tinggal.
" Dasar bocah! " gumamnya.
" Eh om, tapikan saya gak hapal nomernya gimana dong " ucap Nara yang tiba-tiba teringat kalau dirinya lupa nomer ponsel keluarga.
" Lewat media sosial lah ,Nara. Pendek banget pikirannya "
" Biasa aja sih ngomongnya, kan saya lupa " sungut Nara yang kesal dengan mulut pedas Daffa.
Di kediaman Ardelino,
Mansion mewah itu kini tengah heboh karena tuan putri mereka yang kabur dan sampai kini belum juga ditemukan. Seluruh bodyguard dan anak buah Ardelino sudah dikerahkan untuk mencari putri bungsunya itu. Namun hasilnya nihil. Iyalah nihil, kan Nara sudah ada di Jakarta mau keujung pelosok Kalimantan pun mereka gaknakan menemukan Nara.
" Dad, ini semua karena daddy. Harusnya daddy jangan egois, kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi. Oohh..Nara anak kesayangan mommy "
Ardelino mengacak rambut nya frustasi saat melihat mommy Nara yang terus menangis bahkan mendiami sang suami sudah cukup lama.
" Daddy itu mau yang terbaik untuk Nara mom, kalau kakaknya semua yang menghandle bisnis gak mungkin terkejar "
" Ya tapi kan gak kayak gitu juga dad, Nara juga punya mimpinya sendiri. Tau ah, pokok nya mommy masih sebel sama daddy. Nanti malam gak usah tidur disini, awas kalau sampai masuk kekamar bakal mommy sunat itu daddy nanti " ancamnya.
Begininih yang menjadi masalah besar buat Ardelino. Kalau istrinya itu sudah tak mengijinkan dia masuk kekamar otomatis gak akan ada malam romantis kayak biasanya. Benar- benar putri lucknut! .
Haaachiuu!!!
Srooot!!
' Wah! Ada yang lagi ngumpat gue nih '
Gumamnya yang tiba-tiba bersin.
Malam harinya,
Seperti yang sudah Daffa janjikan, dia benar-benar mengajak Nara keluar. Tapi, sedari berangkat tadi wajah Nara tak menandakan rasa senang seperti saat dirumah tadi.
" Salah apa lagi sih, perasaan dimatanya salah mulu " batin Daffa melirik sekilas Nara.
" Eh, itu muncung gak usah dimanyun-manyunin segala. Kenapa sih? Perasaan marah mulu kerjaannya, cepet tua baru tau rasa kamu " celetuk Daffa yang sudah sebal dengan gadis labil disebelahnya ini.
Plak!
Astoge! Salah lagi kan Daffa. Lengan nya sampe kerasa kebas karena digeplak Nara.
" Om tuh yang tua, sembarangan ngomongin saya " ucap Nara tak terima
" Ra kamu tuh sebenernya kenapa sih? Perasaan sensi terus sama saya. Saya buat salah apalagi sama kamu?"
" Iya, om itu salah banget. Gara-gara om koper saya digondol pemulung, nah sekarang om ngajak saya keluar dengan pake baju lusuh begini. Yang bener aja om, kita mau masuk mall loh bukan mau kepasar. Malu lah saya " oceh Nara.
Daffa melihat Nara dari atas kepala hingga bawah kaki. Benar juga sih, Nara hanya mengenakan kaos oblong yang agak kebesaran dengan rok plisket coklat dan hanya memakai sandal jepit cap burung walet. Benar-benar terlihat seperti sobat misqueen!
" Ya udah kita cari baju dulu "
Nah, akhirnya keluar juga kalimat yang ia tunggu sejak tadi.
" Nah gitu dong, kalau mau nolong itu jangan setengah-setengah " ucap Nara kembali bersemangat.
" Dasar matre "
" Bodo amat! "
" Semoga aja jodoh saya gak kayak kamu, bangkrutin orang! "
" Awas om, ntar malah kebalikannya "
" Amit-amit ".
Mereka pun berhenti sejenak disebuah toko baju. Bukan toko baju seperti yang dibayang kan Nara. Hanya toko baju biasa yang harganya standar untuk orang-orang kalangan menengah.
" Kenapa bengong, katanya mau beli baju "
" Kenapa pas gak di mall nya aja om belinya? "
" Di sini aja, bajunya bagus kualitas terjamin dan yang pasti gak nguras dompet " jawab Daffa.
Benar-benar pria perhitungan. Padahalkan dia lumayan kaya, bahkan Nara gak sengaja melihat isi dompetnya. Ada beberapa kartu ATM yang ia tebak isinya tak sedikit.
" Pelit banget om, sama pembantu sendiri "
" Udah untung saya mau belikan, jadi gak nih. Kau nggak ya udah kita langsung pergi aja, lagian kamu ini udah dikasih hati minta jantung. Banyak maunya " ucap Daffa kemudian ia bergegas turun dari dalam mobil.
Narapun akhirnya ikut turun, daripada hanya pakai baju lusuh yang melekat ditubuhnya saat ini. Setidaknya ia bisa memilih baju yang lebih bagus sedikit.
Sementara Nara memilih baju, Daffa duduk di sebuah sofa sembari menunggu Nara. Ia sudah paham kalau wanita lagi milih baju pasti gak akan sebentar.
Sampai tak terasa Nara sudah selesai memilih dan memakai bajunya.
" Om, udah nih.. tinggal bayar " ujar Nara menghampiri Daffa.
Daffa sempat terpaku saat melihat Nara sudah mengenakan dress selutut berwarna nude yang senada dengan warna kulitnya yang putih bersih. Rambut yang tadinya ia ikat biasa, kini sudah rapi tergerai kebelakang. Membuat Daffa hampir tak berkedip.
" Yah, malah bengong. Om, buruan gih..ntar keburu tutup mall nya " teriak Nara menyadarkan lamunan Daffa.
" Cantik "
" Hah!!! "
Tbc.
jangan lupa like..😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
cie..cie.. Daffa terpana nih ye liat Nara 😍
jgn ribut mulu kaya Tom n Jerry nnti jatuh cinta loh 🤭🙈
2021-09-02
2
Fabro Os
lanjut kak
2021-09-02
2