Kini Nara sudah berdiri didepan sebuah rumah bercat hijau, rumah Sarah sekarang sedikit berubah dari terakhir ia lihat saat SMA kemarin. Mungkin karena sudah direnovasi beberapa kali. Membuatnya terlihat jadi lebih rapi.
" Ayo Nar, masuk. Ibu pasti seneng banget lihat lo " ucap Sarah meraih tangan Nara dan membawanya masuk kedalam rumah.
" Assalamualaikum!! Ibu lihat nih siapa yang Sarah bawa " teriak Sarah saat memasuki rumah nya.
Dengan wajah masam ibunya Sarah keluar tampak ditangan kanan nya ia membawa sapu.
" Sarah! Itu mulut ya..udah dibilangin ja- " ocehan terhenti kala ia melirik gadis yang berdiri disamping anaknya sembari menampilkan seulas senyuman yang begitu dirindukan.
" Neng Nara! Ya ampun..ini beneran Nara! " teriaknya langsung memeluk erat tubuh Nara. Nah kan, bisa dilihat suara cempreng milik Sarah itu turunan dari siapa.
Nara hanya tergelak mendapat perlakuan ibu Sarah yang amat ia rindukan setelah beberapa tahun ini. Nara sudah menganggap mereka layaknya keluarga sendiri, yah meskipun status sosial mereka amat ajuh berbeda. Tapi begitulah Nara, akrab dengan siapa saja tanpa memandang status dan kedudukan.
" Ya allah neng! Kok gak pernah main lagi sih kesini, ibu kira kamu udah lupa sama kita. Sekarang tambah besar makin cantik aja kamu.." ucap ibu Sarah mengusap lembut wajah Nara.
" Hehe..maaf bu, soalnya Nara kuliah di luar negeri dan juga Nara jarang pulang "
" Oohh...gitu. Sekarang diJakarta tinggal sama siapa?"
" Emm...itu.." Nara sedikit bingung mau menjawab apa. Gak mungkin juga kan ia bilang kalau dirinya tinggal di tempat seseorang dan menjadi pembantu.
" Nara tinggal bareng saudara bu.." jawab Nara ngasal.
Untung aja ibu Sarah mudah percaya. Dan dia hanya mengangguk kecil mendengar penuturan Nara. Nara melihat-lihat sekeliling rumah Sarah yang tak begitu banyak mengalami perubahan. Hanya saja sekarang rumah itu tampak lebih luas dari yang dulu. Mungkin karena Sarah sudah bekerja dan memiliki penghasilan lumayan besar, maka dari situlah Sarah bisa merenovasi rumahnya. Tapi sepertinya ada yang kurang dari rumah ini.
" Ayah lo mana Sar? Kok gue gak kelihatan dari tadi " tanya Nara.
Tiba-tiba wajah Sarah menjadi sendu dan terlihat guratan kesedihan disana.
" Ayah udah lama pergi Nar,dia meninggal tiga tahun yang lalu " jawabnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Ya ampun! Sarah..gue bener- bener gak tau. Maaf ya " Nara begitu terkejut mendengar penuturan Sarah. Ia langsung memeluk sahabat nya itu.
" Santai aja, asal lo jangan nyinggung masalah ayah didepan ibu. Ntar dia jadi sedih lagi keinget sama ayah "
" Iya.."
Nara tak menyangka Sarah sudah melalui hal cukup berat dalam hidupnya. Dan saat itu ia tak berada disisinya.
Setelah hampir seharian Nara dirumah Sarah, ia pun berpamitan pulang. Awalnya Sarah ingin mengantarnya kembali, namun Nara menolak dengan alasan kalau dia ingin mengingat kenangannya di kota ini. Akhirnya Nara pun pulang naik ojol.
Drrt..drrt..
Ponsel Nara bergetar, ia pun membukanya dan melihat chat dari Daffa.
Bossque
Posisi kamu dimana? Biar saya jemput
Me
Di jalan kemuning no.13 blok A.
Untung saja majikan nya ini baik hati dan tidak sombong, karena dijemput tentu saja bisa menghemat pengeluaran. Namun saat Nara tengah menunggu Daffa, tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepannya. Dan keluarlah sosok lelaki memakai kacamata hitam dengan setelan jas yang kece, membuat beberapa orang yang berada disebelah Nara terkagum- kagum. Namun pria itu malah mendekat dan kini berdiri tepat di hadapannya.
" Nara? Ini beneran lo? " tanya nya sambil melepas kacamata hitam yang betengger di batang hidungnya yang mancung.
Nara memicingkan keduamata nya menatap pria yang sok kenal dengan dirinya itu. Bahkan ia mengira kalau pria dihadapan nya ini salah mengira.
" Anda kenal saya?" Nara balik bertanya, ia memundurkan beberapa langkah kakinya.
" Astaga! Lo beneran lupain gue Na. Ini gue Adrian mantan lo waktu SMA! Masa lo lupa sih" jawabnya.
"Adrian?" Nara kembali mengingat-ingat wajah nya.
"Adrian? Adrian Bambang suherman itu??" Ucap Nara memanggil nama lengkap nya. Membuat si pria itu meringis menahan malu.
" Astaga Na, bisa gak sih gak usah sebutin nama panjang gue. Gak liat apa gue udah tampil kece begini, malah di sebut juga nama belakang " keluhnya.
Adrian Bambang Suherman ini adalah mantan Nara sewaktu SMA, sebenarnya mereka tidak benar-benar pacaran. Karena hubungan keduanya hanya bertahan selama dua minggu. Itu pun terjadi karena ternyata Adrian memacari Nara karena sebuah taruhan. Emang laki-laki brengsek.
" Mau apa lo kesini?" Tanya Nara sinis, jujur saja ia masih menyimpan dendam dengan pria tinggi dihadapannya ini.
" Gue tadi cuma lewat, dan gak sengaja lihat lo. Gue puter balik deh mau mastii dan ternyata bener lo " jelas nya.
" Sekarang udah jelas kan, mending lo pergi aja deh " usir Nara. Melihat wajah Adrian membuat mood Nara menjadi buruk seketika.
" Nara meskipun kita udah jadi mantan tapi kan kita masih bisa temenan. Lo belum bisa move on ya makanya lo gak mau ketemu gue " ucap Adrian dengan tingkat kepedean nya yang tinggi.
Bugh..
Nara langsung memukul Adrian dengan tasnya. Sampai Adrian hampir terjengkang kebelakang karena kaget, begitupun dengan orang-orang disekitar tempatnya berdiri yang memandang aneh keduanya.
" Buset Na, main mukul aja lo. Gak tau apa kalo gue itu sekarang udah jadi CEO terkenal, keren, ganteng dan dikejar para cewek. Lo mau diserang fans gue"
Nara memutar keduamatanya jengah mendengar ocehan unfaedah Adrian.
Memang sih Adrian itu pewaris satu-satunya ' CAMELIA GROUP ' perusahaan yang bergerak dibidang properti. Dan soal ketampanan memang tak diragukan. Namun semua itu tak ada apa-apa nya dimata Nara. Karena dimata Nara Adrian itu hanyalah cowok payah yang manja,dan sayang nya kenapa ia dulu mau saja menerima Adrian menjadi pacarnya. Benar-benar keputusan yang gegabah.
" Na, lo disini nunggu siapa? Biasanya bawa sendiri?"
" Bukan urusan lo?"
" Gue serius Na, dan juga kok penampilan lo kayak gini sih? Atau jangan-jangan keluarga lo bangkrut Na, astaga kok gue baru tau "
Lagi-lagi sifat songong Adrian itu keluar. Nara langsung menatap tajam Adrian hingha si empunya langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
" Sekali lagi lo ngomong, beneran gue hajar lo disini pak CEO yang terhormat " ancam Nara dengan mengegrtakkan giginya menahan amarah.
Sementara itu, tak jauh dari tempat mereka berdiri. Daffa sudah memperhatikan keduanya.
" Siapa laki-laki itu?" Fikirnya.
Kemudian ia turun dari mobil dan menghampiri mereka. Ia juga melihat raut wajah Nara yang sudah merah padam.
" Nara? " panggilnya sembari mendekat dan langsung merengkuh pinggang Nara. Membuat nya berjingkat kaget.
" Loh kak Daffa, kapan nyampe nya?" Tanya Nara. Posisinya seperti ini benar- benar membahayakan untuk kesehatan jantungnya.
" Na, dia siapa?" Tanya Adrian yang juga tampak terkejut melihat Daffa yang tiba-tiba merengkuh pinggang Nara.
" Saya pacar nya " jawab Daffa singkat,padat dan jelas.
" Hah! "
" Hah! "
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
Cie...cie.. Daffa sdh mengakui Nara sbg pacar nih ye 🤭🙈😂
2021-09-09
1
Fabro Os
lanjut kak...
2021-09-09
0