Sekarang mereka sudah berada di Counter, Nara tampak begitu bersemangat melihat-lihat ponsel-ponsel yang sudah menjadi incaran nya sejak tadi. Tapi kalau dipikir-pikir sepertinya ada yang aneh. Oh ya! Majikannya itu udah gak ada disebelahnya. Nara menelisik keberadaan Daffa di antara para pembeli namun tak juga kunjung menemukannya.
' Apa dia ninggalin gue ya? ' batin nya yang sudah berpikiran macam-macam.
" Nyari siapa kamu? Celingak celinguk kayak anak ayam kehilangan babon nya " ucap Daffa yang tiba-tiba udah nongol disampingnya.
" Sembarangan nyamain sama ayam " Nara memukul lengan Daffa.
" Om kemana sih main ngilang aja, gue pikir bakal ditinggalin disini "
" Maaf tadi saya lihat-lihat yang di toko sebelah. Ya udah yuk kita cari makan dulu " ucap Daffa menarik tangan Nara.
" Loh, terus ponsel nya gimana? Katanya mau beliin aku ponsel baru " Nara menahan tangan Daffa.
" Nih udah aku beliin..lumayan di toko sebelah lagi ada diskonan" jawab Daffa mengangkat paperbag berwarna putih ditangan kirinya.
" Yah!! Kenapa gak minta pendapat gue om, kan yang mau make gue. Gimana sih! " ucap Nara nyolot.
Bener- bener gak tau malu, masih untung di beliin. Ini nih yang namanya udah dikasih hati minta ampela.
" Please your language, bisa gak sih Na kalau ngomong sama saya itu jangan pake gue. Saya itu itu lebih tua dari kamu " Tegur Daffa yang memang sudah geram dengan cara bicara Nara.
" Dan juga kan saya yang mau beli, jadi terserah dong. Kok sewot! " lanjutnya lagi kemudian ia melenggang pergi tak menghiraukan Nara yang tengah kesal.
" Cihh,,ngaku juga kalau situ udah tua " gumam Nara melirik sinis Daffa.
Ya,namanya laper. Mau marah atau nggak yang penting makan dulu. Di sebuah restoran ayam GFC Nara dengan lahap menghabiskan dua paha ayam krispi. Daffa yang melihatnya pun menjadi kenyang dengan cara makan Nara yang jauh dari kata 'Makan cantik'.
" Emang gak pernah makan makanan kayak gini yah di sana?" Tanya Daffa.
Nara hanya mengangguk.
" Ya udah, nih punya saya sekalian. Jadi kenyang saya lihat kamu makan kaya kesetanan " ucap Daffa kemudian menyodorkan ayam miliknya dan tentu saja diterima dengan senang hati oleh Nara.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, keduanya baru pulang setelah pukul sepuluh malam. Bermain di arena COINCITY membuat keduanya lupa waktu. Ralat! Bukan keduanya tapi hanya Nara. Daffa sudah seperti seorang ayah yang tengah menemani putrinya bermain.
" Ck! Ngelunjak banget nih pembantu. Mana ada pembantu modelan begini " ucapnya melirik Nara sekilas yang tengah tertidur pulas disamping nya. Daffa mengendarai mobilnya dengan cukup cepat, apalagi jalanan yang sudah agak sepi semakin mempermudah laju jalan mobil.
Sesampainya mereka dirumah, beberapakali Daffa membangunkan Nara namun hasilnya tetap nihil. Bahkan Daffa khawatir kalau Nara itu pingsan. Fyi, Nara itu kalau sudah tidur kayak orang mati. Mau ada kebisingan atau ada orang tawuran di dekatnya pun dia gak bakal bangun di posisi pewenya.
" Dasar kebo ". Terpaksa Daffa menggendong Nara, meski tubuhnya kecil ternyata badannya beeuuuhhh! Berat cuy. Daffa sampai beberapakali oleng saat menggendong Nara kekamar.
Bruuk!!
Daffa membanting tubuh Nara begitu saja diatas kasur. Bukan nya terbangun Nara justru malah mencari-cari bantalnya dan kembali pulas.
" Busett! Badan kecil tapi berat nya naudzubillah! Berat dosa kali " gerutu Daffa keluar kamar dan menutup pintu.
Keesokan harinya,
Seperti biasa Nara sudah berkutat didapur. Semakin kesini dia semakin jago memasak, apalagi dia yang memang memiliki hobi memasak jadi tak sulit baginya untuk belajar. Tetapi yang sampai kini Nara tak bisa lakukan adalah menyetrika. Sudah tiga baju Daffa yang menjadi korbannya, ada yang benar-benar bolong, hanya sebatas gosong tapi mendekati bolong dan ada juga yang lengket.
Dan terpaksa Daffa sendirilah yang menyetrika pakaiannya, ia tak mau ada korban yang lain lagi.
" Emmm..om, gu- eh saya boleh gak minta ijin keluar hari ini "
" Mau kemana?"
" Ketemu temen"
" Cowok? Cewek?"
"Cewek"
" Oke, tapi saat saya pulang kamu harus sudah ada dirumah "
" Siip! "
"Emang kamu udah hapal daerah sini?"
" Ya belum sih, dia yang jemput kok. Aku cuma ngasih alamat rumah ini aja " jawab Nara. Daffa hanya manggut-manggut.
•
•
Nara sudah berdiri didepan pintu pagar menunggu jemputan. Hingga sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepan nya.
" Nara! " seorang gadis berambut pirang bergelombang itu keluar dari dalam mobil dan menyapa Nara.
Keduanya saling berpelukan setelah sekian lama tak bertemu. Gadis itu bernama Sarah, sahabat Nara sewaktu SMA. Tetapi keduanya terpisah karena tiba-tiba keluarga Nara pindah ke Kalimantan setelah ujian nasional.
D'coffe cafe
" Ya ampun susu soya! Makin cakep aja lu..sering perawatan yah" sudah menjadi kebiasaan Sarah memanggil nama Nara dengan sebutan susu soya.
" please deh ah! Panggilan itu cuma buat SMA doang...geli gue dengernya "
" Hehe..gue kan kangen Na, kok bisa sih lo sampe terdampar dirumah itu dan bahkan jadi pembantu lo Na, pembantu. Gila gak tuh anak sultan kaya lo disini malah jadi babu "
" Ck, mau gimana lagi. Semua barang gue raib yang satu di gondol maling yang satunya di gondol pemulung. Jadilah gue orang termisqueen sedunia sekarang"
" Kerumah gue aja, ntar gue kasih tau daddy lo biar dijemput "
" Nah, itu yang gue gak mau. Kalo daddy gue ada hubungi lo , bilang aja lo gak pernah ketemu sama gue " ucap Nara.
" Lah kenapa?" Tanya Sarah bingung dengan perkataan sahabat nya ini.
" Soal nya gue lagi kabur dari rumah " cicitnya.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Mr Lie
keren jg seh, anak Sultan mau jd ART walaupun ada kerjaan yg jd ancur 🤭🙈
2021-09-02
2
Fabro Os
lanjut kak...
2021-09-02
1