Memperhatikan Dari Jauh

Happy reading ❤️

Sabina duduk tepat di sebelah Gibran yang kini  tengah fokus pada jalanan. Meski begitu tak hentinya Gibran bercerita tentang kegiatannya hari ini dengan penuh semangat dan Sabina menjadi pendengar yang baik sembari sesekali tertawa. Sabina tak  menyangka di balik tampilan Gibran yang begitu cool ternyata suaminya itu seseorang yang cerewet juga.

"Apa yang lucu ?" Tanya Gibran ketika ia mendengar tawa samar Sabina padahal tak ada cerita lucu yang ia ceritakan. Gibran pun menolehkan kepalanya pada Sabina.

"Aku gak nyangka ternyata kamu bawel juga ya. Padahal waktu pertama kali kita ketemu, aku sedikit takut karena wajahmu jutek banget." Jawab Sabina dengan pelan dan hati-hati. Ia sedikit takut dengan reaksi Gibran.

Gibran mengingat pertama kali mereka bertemu adalah di sebuah jamuan makan malam dan Andre lah yang mengenalkannya pada Sabina juga Amanda. "Ah," Gibran berucap karena ia teringat sesuatu.

"Bukan jutek, Bina. Tapi aku malu waktu itu. Aku sebenarnya suka gak percaya diri kalau berkenalan dengan perempuan cantik kaya kamu." Jawab Gibran sembari kembali menolehkan wajahnya pada Sabina yang kini merona karena ucapan suaminya itu.

"Mungkin maksudmu bukan aku, tapi dia." Sabina berucap dengan menekankan kata dia.

"Waktu pertama kali kita bertemu kan di pesta makan malam dan kegiatan amal rumah sakit ayahmu. Apa kamu ingat ? Dia tak ada di sana. Hanya ada kamu dengan lelaki itu. Aku pun hadir karena jadi pembicara di acara itu, kemudian karena kebaikan hatimu aku bisa menjadi bagian dari salah satu rumah sakit ternama di kota Jakarta ini. Setelah aku resmi bekerja di Rumah Sakit ayahmu, kalian mengenalkan aku dengan dia dalam sebuah jamuan makan siang. Kamu ingat Bina ?" Gibran balik bertanya seraya kembali melihat ke arah istrinya untuk memastikan.

"Ah iya aku ingat ! Dan setelah pertemuan itu kamu tak terpisahkan lagi dengannya," Sabina terkekeh mengingat itu semua.

"Itu dulu, buktinya sekarang kan aku dan dia terpisah juga." Jawab Gibran dengan tersenyum masam.

"Maaf," lirih Sabina karena sadar telah membuka luka hati suaminya yang belum juga kering.

"Kenapa minta maaf ? Kan bukan kamu yang ninggalin aku, Bina." Senyuman masam kembali terbit di wajah Gibran.

Hening untuk beberapa saat, keduanya berhenti berbicara begitu saja padahal perjalanan masih cukup jauh.

"Jadi kamu mau makan apa ?" Sabina berusaha mencairkan suasana.

"Em sate ayam kayanya enak, atau mungkin ayam bakar." jawab Gibran  sembari membayangkan apa yang ia inginkan untuk malam ini.

"Aku mau ayam geprek aja. Seger kayanya pedas gimana gitu." Kata Sabina begitu antusias.

"Ya ampun segitunya sampai ngeces. Dilap dulu ilernya, Bina." Gibran menyodorkan selembar tisu untuk menggoda istrinya itu.

"Iiissshhh enak aja, mana pernah aku begitu." Jawab Sabina sembari mendelikkan matanya. Dan keduanya pun tertawa bersamaan. Suasana dingin yang sempat terjadi kini telah kembali mencair. Sabina selalu bisa membuat suasana hangat.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 20 menit akhirnya mereka telah sampai di sebuah area food court yang menjual berbagai jenis makanan.

Sabina berjalan beriringan dengan suaminya. Tak ada jemari yang saling bertautan, tak ada rangkulan mesra di pinggang maupun di bahu. Mereka berjalan layaknya 2 teman yang akan makan malam bersama. Dan memang itu yang sebenarnya terjadi.

Gibran memilih meja yang terletak tepat di tengah food court, mereka pun duduk berhadapan dan tak lama para pelayan mulai berdatangan menawarkan makanan yang mereka jual pada kedainya masing-masing. Gibran dan Sabina pun mulai asik memilih yang mereka inginkan.

***

Mobil Amanda tiba setelah Andre menunggu dengan perasaan kesal di lobby apartemennya. Ia menunggu lebih dari 30 menit dan itu membuat moodnya memburuk.

"Lama banget sih," kesal Andre ketika ia memasuki mobil baru kekasihnya itu. Bahkan ia menutup pintu mobil baru Amanda dengan kerasnya hingga membuat Amanda mengumpat pelan.

"Aku kan udah bilang macet," jawab Amanda dengan memutar bola matanya karena kesal.

Andre sibuk memasang sabuk pengaman dan menurunkan senderan kursi hingga ia dalam posisi hampir terlentang.

"Aku yang nyetir ?" Tanya Amanda terheran.

"Ya iyalah kamu, mau siapa lagi ? Satpam ?"

Amanda kembali merasa kesal namun sebisa mungkin ia tahan. Ia tak mau berdebat atau apapun. Amanda merasa sangat lelah hari ini.

Hening di sepanjang perjalanan, beberapa kali Amanda mencoba membuka percakapan namun Andre tak menanggapinya padahal lelaki itu tidak tidur.

Bahkan Amanda bertanya ada apa dengan kekasihnya itu tapi Andre tak juga menjawab. Ia hanya beberapa bergumam tak jelas menanggapi ucapan Amanda. Merasa tak ditanggapi akhirnya Amanda pun memilih untuk diam.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di tempat makan yang di tuju. Amanda memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobil SUV putih yang satu merek dengan miliknya tapi tentunya beda kelas dan harga.

Amanda berdecak kagum, "kemarin aku lihat di dealer mobil ini harganya sampai 5M." Ucap Amanda pada Andre sembari menunjukkan mobil yang ia maksud.

Andre pun terpancing ucapan Amanda dan meneliti mobil yang terparkir tepat di sebelah mereka.

Andre mengangguk-anggukan kepalanya dan melihat kagum mobil di hadapannya. "Keren banget emang, khusus orang yang ngerti mobil dan kolektor biasanya yang beli ginian" ucap Andre dan kemudian berjalan pergi meninggalkan Amanda yang masih terkagum dengan mobil yang ia pandangi saat ini.

Sadar ditinggalkan Amanda pun segera menyusul Andre dengan bersungut-sungut kesal. Ia memasukkan kunci mobil ke dalam tas tangannya tanpa memperhatikan jalanan hingga tanpa sadar kepalanya membentur punggung Andre yang terdiam membeku di ambang pintu.

"Kenapa berdiri di sini sih ? Gak jelas banget. Katanya lapar, ayo !" Amanda menarik tangan kekar kekasihnya itu namun Andre tak bergeming juga. Ia tak sedikitpun bergerak. Tak bicara apapun, Andre hanya menatap lurus ke depan.

Merasa aneh, Amanda pun mengikuti arah pandangan mata Andre dan terkejut hebat melihat Gibran dan Sabina duduk di depan sana. Walaupun terhalang beberapa orang namun keduanya masih dapat terlihat dengan jelas.

Entah apa yang tengah Gibran ceritakan saat ini, namun itu membuat Sabina tertawa lepas sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan dan Gibran tak segan untuk menggoda Sabina yang sedang tertawa itu. Keduanya duduk saling bersebelahan, tubuh mereka menempel satu sama lain dan terlihat begitu akrab. Atau bagi yang tidak tahu latar belakang keduanya menikah, saat ini mereka terlihat begitu mesra. Bahkan Gibran menghapus sisa air minum di sudut bibir Sabina dengan ibu jarinya dan Sabina melengkungkan senyumnya ketika Gibran melakukan itu.

Baik Gibran maupun Sabina tak menyadari kehadiran Andre juga Amanda yang kini tengah memandang sinis pada keduanya. Seolah dunia milik berdua Gibran dan Sabina tak mempedulikan keadaan sekitarnya.

Merasa telah cukup telah memperhatikan keduanya, Andre pun membalikkan badannya dengan gusar, ia kembali meninggalkan Amanda yang masih terpaku melihat Gibran di sana sedang bersenda gurau dengan wanita yang paling Amanda benci. Panas terbakar api cemburu yang Amanda rasakan saat ini.

"Manda, buka pintu mobilnya cepat !!!" Teriak Andre membuyarkan Amanda dari pikirannya sendiri.

Masih dalam keadaan terkejut Amanda pun kembali berjalan menuju mobilnya terparkir dan membukakan pintu dengan remote yang ia keluarkan dari dalam tasnya.

Andre mendudukkan tubuhnya dengan malas dan menutup pintu mobil Amanda lebih keras lagi dari sebelumnya, Amanda tahu Andre sedang marah saat ini.

Tak ada satu patah kata apapun yang keluar dari mulut keduanya, hingga mereka tiba di tempat makan yang baru.

Mereka berjalan beriringan, tak ada tautan jemari ataupun rangkulan mesra. Keduanya terlihat seperti pasangan yang tengah berseteru karena mimih wajah mereka yang terlihat kesal.

Sepanjang makan malam hingga mereka kembali ke apartemen Andre pun masih dalam keadaan diam membisu, bahkan keduanya tidur dengan saling memunggungi sibuk dengan pikirannya masing-masing saat ini.

"Bagaimana bisa Sabina terlihat bahagia dengan lelaki sederhana seperti Gibran ? padahal Sabina adalah gadis yang sedikit sulit dekat dengan lelaki lain. Hanya aku yang menjadi lelakinya selama ini," batin Andre dalam hatinya.

"Aku gak rela Gibran membuat si cacat itu tertawa bahagia. Dan bagaimana bisa Gibran terlihat begitu bahagia juga padahal gue baru aja ninggalin dia. Gue tau banget gue cinta pertama dia, dan gak mungkin Gibran lupain gue gitu aja. Gue tahu gimana cinta matinya dia sama gue," Amanda sibuk dengan pikirannya.

Sunyi menyelimuti mereka cukup lama hingga akhirnya Andre membuka suara.

"Mereka terlihat bahagia ya?" Tanya Andre dengan suara yang begitu terdengar sinis.

To be continued

Thanks for reading ❤️

Yang kecewa mereka belum ketemu Mon maap ya... Belum saatnya wkkwkwkwk

Terpopuler

Comments

lily

lily

di realita beneran ada keknya yg punya sifat kaya manda yg gk tau diri dan Andre jga

2024-04-18

0

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

sukurin berlian dibuang demi kerikil

2023-09-26

0

Debby Nurmalia

Debby Nurmalia

syukurin lo andre dan manda

2023-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!