Bulan Madu

Happy reading ❤️

"Ah iya. Hal yang paling penting, jika kamu setuju untuk melakukan 'pernikahan' ini, jangan pernah menyentuh anak saya apalagi menghamilinya. Saya tahu kamu tak mencintainya, saya tak ingin Sabina menderita ketika kalian berpisah nanti."

"Tidak menyentuh Sabina?" Tanya Gibran dalam hatinya.

"Tentu akan mudah dilakukan karena aku memang tidak mencintainya," jawab Gibran akan pertanyaannya sendiri.

Gibran pun menganggukkan kepala sebagai jawaban. Dan kedua lelaki itu pun kembali ke kamar dimana Sabina berada.

"Setelah kalian bercerai, Bina akan kuliah di luar negeri untuk melupakan ini semua dan semoga Sabina bisa memulai hidup barunya di sana nanti,"

Gibran tak menanggapi, ia hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

***

"Dari mana ?" Tanya Sabina ketika Gibran memasuki kamarnya.

"Aku habis minum kopi dengan ayahmu di bawah," jawab Gibran.

"A... Aku kira kamu pergi ninggalin aku" ucap Sabina dengan raut wajah ketakutan.

Gibran yang melihat itu merasa begitu prihatin, tentu saja Sabina masih sangat trauma dengan apa yang baru saja menimpanya.

"Sayang bagaimana keadaanmu?" Tanya ayahnya.

"Sedikit lebih baik, ayah jangan cemas aku akan baik-baik saja." Sabina mencoba membuat ayahnya agar tidak cemas.

Sabina memang selembut ini, ia berusaha menjaga perasaan ayahnya agar tidak terlalu khawatir padahal sebenarnya ia tengah hancur saat ini. Gibran terpukau untuk sesaat.

"Kata Gibran kamu demam. Jangan terlalu dipikirkan, Sayang." Ucap Ayah Sabina lagi seraya menyentuh dahi anaknya itu.

"Sedikit demam ayah. Gibran sudah memberiku obat penurun panas. Ayah jangan khawatir." Jawab Sabina.

"Bila sudah merasa lebih baik, kamu dan Gibran pergilah ke Bali atau kemanapun yang kalian mau untuk beberapa hari. Bermain-mainlah sebentar untuk menghilangkan beban pikiran."

"Nghh.. tapi Gibran harus masuk kerja bukan ?" Tanya Sabina.

"Tenang saja, anggap ini sebagai cuti menikah." Ucap ayah Sabina lagi.

"Kurasa berlibur sebentar akan baik untuk kita berdua Bina," ucap Gibran pada akhirnya.

"Mmm.. baiklah. Aku akan pergi jika kamu juga mau pergi." Jawab Sabina patuh.

Ayah Sabina tersenyum puas ketika mendengar itu.

***

Disinilah sekarang kedua pengantin baru itu di sebuah vila mewah di daerah Ubud Bali. Vila yang dikelilingi pemandangan indah lembah Ubud yang hijau dan memanjakan mata. Dengan kolam renang pribadi yang langsung disuguhi indahnya pemandangan hijau alam.

Sabina melangkahkan kakinya keluar vila, ia merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara segar dengan rakus. Rambutnya yang panjang samar-samar tertiup angin. Sabina yang bermandikan cahaya matahari terlihat cantik saat ini dan Gibran tersenyum melihatnya. Ia senang melihat Sabina terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"Ah maaf...," Ucap Sabina ketika ia sadar Gibran tengah memperhatikannya.

"Tak apa Bina, ini sangat menyenangkan." Jawab Gibran yang kini melakukan hal yang sama dengan Sabina.

Mereka pun tertawa bersamaan.

"Nanti malam mau makan dimana ? Aku suka berwisata kuliner." Ucap Gibran.

"Aku juga ! Aku suka sekali mencari makanan enak disini dan aku sangat suka seafood," timpal Sabina dengan antusias.

"Oke kalau begitu kita makan malam di tepi pantai Jimbaran saja. Bagaimana? Aku tahu tempat makan yang enak disana."

Sabina mengacungkan 2 jempol sebagai tanda setuju dan Gibran tertawa melihat itu.

Apa yang diinginkan sepertinya tak sesuai dengan harapan karena pihak vila telah menyiapkan makan malam romantis untuk mereka berdua saat ini. Dengan cahaya temaram dan bertaburan kelopak bunga.

"Bina, maaf sepertinya rencana kita gagal."

"Tak apa ini juga menyenangkan," jawab Sabina tanpa raut wajah kecewa.

"Kamu gak marah ?" Tanya Gibran. Ia ingat Amanda akan merajuk bila Gibran tak menepati janji dan itu bisa berlangsung berhari-hari.

"Kenapa harus marah ?" Tanya Sabina sembari tertawa.

"Kita bisa makan disana besok malam." Lanjutnya lagi.

Gibran tersenyum mendengar itu dan akhirnya merekapun menikmati makan malam romantis mereka di bawah sinar bulan dan diiringi lagu-lagu romantis yang membuat suasana semakin syahdu.

Keduanya makan dalam hening dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sabina kembali teringat akan Andre yang dahulu sering mengajaknya untuk makan malam romantis seperti ini, begitu juga Gibran yang terbayang wajah Amanda.

"Seharusnya kita tak memikirkan mereka," ucap Gibran memecah keheningan.

Sabina tersentak karena ucapan Gibran.

Sabina tersenyum ketika sadar Gibran pun ternyata melakukan hal yang sama yaitu membayangkan masa lalunya.

"Ya seharusnya kita tak melakukan itu." Jawab Sabina.

"Apa yang ingin kamu lakukan besok ?" Tanya Gibran.

"Apa yang biasanya kamu lakukan di Bali ?" Sabina balik bertanya.

"Aku biasanya keliling Bali pakai motor, atau melakukan olahraga air. Tapi terserah mau kamu apa Bina ?"

"Aku mau naik motor keliling Bali saja kalau begitu," jawab Sabina dengan senyuman ceria di wajahnya.

"Tapi panas loh, gak takut item ?" Goda Gibran.

"Nggak lah ! Ayo besok kita naik motor !"

"Hmm oke, nanti aku minta temen buat sediain motornya." Ucap Gibran antusias.

Sabina menganggukkan kepalanya, sebenarnya Sabina bisa dengan mudah untuk menyediakan motor itu apapun jenisnya. Ia tinggal memberikan perintah tapi Sabina tak mau melebihi suaminya hingga ia biarkan Gibran yang melakukan itu.

"Kenapa gak milih olahraga air ?" Tanya Gibran.

"Karena aku.. gak bisa berenang." Jawab Sabina dengan tersipu.

"Kalau begitu lusa aku akan mengajarimu," ucap Gibran.

"Boleh," jawab Sabina dengan tersenyum.

Senyum yang selalu bisa menular pada wajah suaminya itu.

***

Seperti biasa Sabina bangun lebih awal, ia membersihkan diri dan menyediakan segelas air putih untuk suaminya di atas nakas. Kebiasaan yang beberapa hari ini Sabina lakukan.

Ia dan Gibran tidur diatas satu ranjang yang sama. Sabina tersenyum ketika ingat semalam ia dan Gibran bingung harus tidur dimana karena hanya ada satu ranjang di sana. Pada awalnya Gibran akan tidur diatas sofa tapi Sabina merasa tak tega sehingga keduanya sepakat tidur diatas ranjang yang sama dengan 2 guling sebagai penghalangnya dan sepertinya itu berhasil karena kedua guling itu masih berada di tengah-tengah mereka hingga pagi ini.

Tak lama Gibran pun meregangkan tubuhnya dan mulai membuka mata.

"Selamat pagi," ucap Sabina lembut yang saat ini masih menggunakan kain yang menutupi semua tubuhnya, Sabina baru saja selesai melaksanakan ibadahnya

"Mmm pagi, " jawab Gibran yang langsung melihat kearah nakas. Karena 2 hari terakhir ini seseorang selalu menyiapkan air minum untuknya dan dalam hati Gibran ia sangat senang dengan perlakuan sederhana namun manis itu.

Gibran meminum air putih itu hingga tandas dan ia pun bergegas untuk melakukan ibadahnya.

Sabina tengah menikmati udara Ubud pagi yang sejuk dan terasa damai. Ia merentangkan tubuhnya dengan perlahan dan Gibran memperhatikannya.

Cara Sabina yang berjalan dengan sedikit tertatih sering menyita perhatian Gibran. Ia melihat Sabina seperti begitu ringkih dan lemah namun tentu saja Gibran tak mengutarakannya. Ia tak berani melakukan itu namun mata lancangnya selalu saja memperhatikan seperti saat ini yang sedang ia lakukan.

Merasa diperhatikan, Sabina pun menghentikan apa yang ia lakukan. Apalagi ketika ia menangkap mata Gibran tengah memperhatikan kakinya membuat Sabina merasa malu. Padahal sebenarnya selama ini Sabina tak pernah merasa rendah diri namun entah kenapa saat ini ia merasa malu karena Gibran memperhatikannya.

Gibran yang tersadar segera mengalihkan pandangan matanya, ia yakin Sabina akan marah dan tersinggung.

Keduanya terdiam untuk sesaat, hingga suara ketukan di pintu menyadarkan mereka berdua.

Gibran pun berjalan meninggalkan Sabina untuk membukakan pintu.

Sedangkan Sabina sibuk dengan pikirannya sendiri, "Amanda sangat sempurna, pasti Gibran akan sulit menerima kenyataan bahwa istrinya ini tidaklah sempurna," pikir Sabina dalam hatinya. Entah kenapa Sabina begitu merasa sedih saat ini.

TBC...

Thank you for reading ❤️

Banyak yang nanya Sabina cacat seperti apa ? Sabina berjalan tidak seperti orang pada umumnya, sedikit tertatih atau sedikit pincang ya tapi bentuk kaki tak ada kelainan hanya ada bekas luka parut saja pada kulitnya.

Mohon maaf mungkin aku gak bisa up cerita Sabina untuk beberapa hari ke depan karena lagi ngurusin

novel My Un Perfect Wife buat pindahan ke aplikasi lain. Untuk informasi pindahnya ke mana, selanjutnya akan aku beritahukan di akun Instagram meegorjes. Insyaallah cerita Mario dan Rossy akan ada beberapa bab tambahan di sana.

Mohon maaf juga akun YouTube meegorjes gak bisa di akses lagi karena kena hack orang yang tidak bertanggungjawab dan ada 2 akun yang ketahuan plagiat novel aku. Jadi akun YouTube meegorjes sudah gak ada ya. Terimakasih untuk kakak reader yang sudah menginformasikan tentang plagiat novel aku.

Terimakasih atas pengertiannya 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ahmad Khoir

Ahmad Khoir

my un perfek di aplikasi apa yang k

2023-08-17

0

handa_seokjin95🥀

handa_seokjin95🥀

bang sunghoon ayo dong kapan jatuh cinta ma bina 💋💋💋💋💋💋

2022-12-16

0

handa_seokjin95🥀

handa_seokjin95🥀

bang sunghoon ayo dong kapan jatuh cinta ma bina 💋💋💋💋💋💋

2022-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!