Lamunan

Happy reading ❤️

Meskipun ragu akhirnya Gibran bertanya.

"Apa kita akan tidur terpisah, Bina ?" Tanya Gibran dengan tatapan mata yang tak bisa Sabina artikan.

Sabina terdiam, ia terlalu terkejut dengan apa yang Gibran tanyakan sehingga ia tak tahu harus menjawab apa.

"Mmm, a... Aku terserah padamu," jawab Sabina terbata, kedua telapak tangannya mulai basah akan keringat karena gugup.

"Ya ampun,Bina... Tenang... Tenang..." Gumam Sabina pada dirinya sendiri, ucapan Gibran membuat jantungnya bekerja ekstra. Ia berdebar hebat sekarang.

Gibran tersentak, sepertinya ia baru saja mendapatkan kembali kesadarannya. Melihat Sabina begitu gugup tentu saja ucapannya terlalu mengagetkan.

"Mmm, maksudku nanti siapa yang bangunin aku waktu subuh dan juga menyediakan minum." Jelas Gibran memberikan alasan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal itu. Kini giliran Gibran yang merasa detak jantungnya tak karuan.

"Aku akan membangunkanmu, jangan khawatir." Jawab Sabina cepat.

"Ya ampuuun Gibran, apa yang Lo lakuin ?" Batin Gibran dalam hatinya. Ia merasa telah bertindak bodoh.

"Maafkan aku Bina... Tentu saja kita akan tidur terpisah tapi bolehkah bila kamarnya berdekatan ?" Tanya Gibran lagi.

"Ten... Tentu saja... Kamar di lantai atas saling berseberangan. Jadi aku bisa dengan mudah membangunkanmu." Ucap Sabina masih dengan gugupnya.

"Dan aku tak akan pernah mengunci kamar tidurku." Timpal Gibran.

Keduanya jalan beriringan menuju kamar mereka masing-masing. Dua orang pembantu membawakan koper Sabina juga Gibran.

Gibran memasuki kamarnya yang begitu luas dan rapi. Dengan nuansa putih dan coklat terlihat begitu menenangkan. Ranjang king size dengan meja kecil di sisi kiri dan kanannya, juga 2 jendela b

esar dengan tirai berwarna senada.  Terdapat sebuah meja kerja di sana. Sepertinya memang kamar ini khusus diperuntukkan baginya.

Gibran mulai membuka koper dan mengeluarkan isinya sembari terus memikirkan apa yang baru saja ia ucapkan.

"Ya Tuhan, apa yang udah Lo lakuin ?? Bodoh, bodoh banget !! Pastilah Sabina gak mau." Gibran merasa malu sekarang.

Gibran membayangkan bagaimana wajah terkejut Sabina tadi dan ia pun tak mengerti mengapa menanyakan hal seperti itu.

Tak sanggup lagi membenahi, Gibran memilih duduk di tepian ranjang dengan kepala penuh dengan Sabina.

Ia ingat ketika mengajari Sabina berenang. Beberapa hari lalu di Bali. Waktu itu siang menuju sore, sesuai janjinya Gibran akan mengajarkan Sabina berenang.

Gibran lebih dulu memasuki kolam renang dengan hanya menggunakan celana boxer dan Sabina menyusulnya dengan menggunakan baju renang ala penyelam. Tak banyak bagian tubuh Sabina yang terlihat tapi penampilan Sabina waktu itu bisa Gibran bayangkan dengan sempurna.

Sabina memasuki kolam renang dengan malu-malu, meski ragu ia tetap mendekati Gibran untuk belajar. Ini kali pertama mereka berinteraksi dengan begitu dekat.

"Pegang tanganku, Bina."

Sabina meraih tangan Gibran dan memegangnya erat. Ini kali pertama mereka bersentuhan secara langsung. Meskipun awalnya terasa canggung namun akhirnya terbiasa.

Cukup lama Gibran mengajarkan, hingga ia melepaskan tangannya karena Gibran yakin Sabina mulai bisa melakukannya, tapi ternyata hal itu membuat Sabina terkejut dan dengan refleks mendekati Gibran kemudian mengalungkan tangannya pada leher suaminya itu sebagai pegangan. Sabina merasa ketakutan.

Gibran pun terkejut dengan apa yang Sabina lakukan padanya. Jarak mereka terlalu dekat hingga Gibran dapat menatap wajah Sabina dengan begitu jelasnya. Matanya yang berwarna coklat muda dan berbingkai bulu mata lentik terlihat begitu cantik.

Untuk sesaat pandangan mata mereka saling mengunci hingga Sabina tersadar lebih dahulu dan segera melepaskan rangkulannya.

"Ma... Maaf Gibran. Aku masih belum berani melakukannya sendiri."

"Ngh.. iya.. semua salah aku, seharusnya jangan ku lepaskan dulu." Jelas Gibran yang entah mengapa jadi merasa gugup.

Ia kembali meraih tangan Sabina dan memegangnya erat.

Gibran tersenyum simpul ketika mengingat itu.

Di kamar lainnya Sabina mulai mengeluarkan isi koper, meskipun tangannya sibuk membenahi namun pikirannya masih tertuju pada Gibran.

Tak menyangka Gibran akan menanyakan hal itu padanya. "Bina, kamu ngapain juga gugup. Gibran hanya ingin ada yang membangunkannya di pagi hari. Hanya itu, jangan berpikiran lain." Batin Sabina berkata.

Meskipun selama seminggu kemarin tidur bersama tak sekalipun Gibran menyentuhnya, dua guling akan tetap pada tempatnya memisahkan mereka. Tak ada sekalipun kejadian seperti dalam novel, dimana dua tokoh utamanya akan terbangun dalam keadaan saling berpelukan sehingga timbul percikan rasa tertarik diantara keduanya.

Sabina tertawa geli membayangkannya. Itu hanya terjadi di dunia novel, bukan dalam dunia nyata. Tentu Gibran takkan mau melakukan itu padanya.

"Jangan berkhayal yang tidak mungkin, Bina." Gumam Sabina pada dirinya sendiri.

"Ah mungkin aku harus mengurangi membaca novel cinta." Ucap Sabina lagi.

Sabina menghentikan kegiatannya untuk sesaat. Ia kembali mengingat bulan madunya yang lalu. Gibran memperlakukannya dengan baik walaupun Sabina tahu ini bukanlah pernikahan yang Gibran inginkan.

Ia ingat ketika berkeliling Bali dengan mengenakan motor. Sabina yang kala itu dibonceng, memeluk Gibran dengan erat. Walaupun pelukan itu hanya sebatas untuk berpegangan tapi Sabina merasakan ada tempat untuk dirinya bersandar.

Juga waktu suatu sore hari di sebuah beach club ( beach club : Konsep cafe atau restoran dengan kolam renang di tepi pantai). Kala itu dirinya dengan Gibran tengah menikmati momen matahari terbenam. Mereka saling menceritakan tentang diri mereka masing-masing, tentang berbagai hal yang disukai atau tidak.

Pada awalnya mereka duduk berjauhan, namun seiring berjalannya waktu dan gelak tawa yang terus bersahutan pada akhirnya Sabina duduk begitu dekat dengan Gibran. Ia menyenderkan kepalanya pada lelaki itu dan Gibran pun merangkulnya.

Mereka menikmati indahnya matahari terbenam.

"Senja menandakan apapun yang terjadi setiap hari dapat berakhir indah dan tanpa kita sadari saat matahari tenggelam menjadi awal yang baru untuk suatu malam. Seperti hidup kita Bina, meskipun terasa pahit namun akan berakhir indah dan keindahan itu akan menjadi awal kebahagiaan kita yang baru... Percayalah...."

Kata sederhana yang Gibran ucapkan di kala senja itu tak pernah Sabina lupakan. Kata-kata itu menjadi penyemangat dirinya untuk percaya bahwa suatu hari nanti ia pasti akan bahagia.

Sabina tersenyum ketika mengingat itu semua dan kembali membenahi semua isi kopernya. Tak butuh waktu lama semua sudah tertata rapi.

Sabina ingat bagaimana Gibran tidak begitu pandai dalam hal berbenah sehingga Sabina memutuskan untuk melihat keadaan Gibran di kamarnya.

Sabina mengetuk pintu yang setengah terbuka itu dengan perlahan, ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan terlihat Gibran sedang duduk di tepian ranjang dengan koper terbuka di hadapannya. Sabina tertawa ringan, tepat seperti dugaannya Gibran belum membereskan isi kopernya.

"Kalau hanya melamun begitu mana bisa cepat selesai." Ucap Sabina membuyarkan lamunan Gibran.

Gibran menolehkan kepalanya dan tersenyum ketika wanita yang ia lamunkan berada di sana.

"Mau aku bantu ?" Tanya Sabina pada suaminya itu.

"Boleh, kalau gak keberatan." Jawab Gibran sembari tertawa.

"Ini sih gampang, gak banyak juga barang yang kamu bawa."

"Iya sebagian besar masih berada di apartemen aku." Jawab Gibran yang terus memperhatikan apa yang Sabina lakukan.

"Tadi ngelamunin apa ? Home sick ya ?" ( Rindu rumah?) Tanya Sabina tanpa memandang wajah lelaki yang ia tanya.

Gibran berpikir beberapa saat sebelum menjawab. Tak mungkin ia berkata jujur sedang melamunkan Sabina bukan ?

thanks for reading ❤️

Terpopuler

Comments

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

cinta tumbuh krn terbiasa

2023-09-26

1

Nelly oktavia

Nelly oktavia

Gibran Bucin Sabrina🥰🥰🥰😍😍😍

2023-09-07

1

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!