Berusaha Saling Mengenal

Happy reading ❤️

Apa maksudmu ?" Amanda kembali bertanya dengan gusar.

"Kamu pikir aku gak tahu kamu nangis karena liat dia sama Sabina ?" Jawab Andre lirih dan kemudian pergi meninggalkan Amanda sendirian.

Amanda terdiam, apa yang Andre ucapkan benar adanya. Tubuhnya terasa panas karena merasa seolah telah tertangkap basah. Tapi Amanda tak bisa biarkan ini semua, Andre tak boleh mengetahui perasaan yang sebenarnya. Ia akan kehilangan lelaki itu padahal semua keinginannya belum tercapai.

Sadar akan kehilangan tambang emasnya Amanda pun bergegas menyusul Andre ke dalam kamar mereka.

"Apa yang kamu pikirkan tentang aku itu salah," ujar Amanda pada Andre yang bersiap untuk merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang.

"Apa yang salah ?"

"Benar aku menangis, tapi bukan karena itu alasannya." Amanda mendekati Andre kekasihnya.

"Aku menangis... Patah hati karenamu, Sayang. Tahukah kamu Andre ? Aku sedih kamu masih memikirkan si cacat itu bukan aku. Aku patah hati karena ternyata kamu masih belum juga melupakannya." Jelas Amanda dengan air mata berhamburan di wajah cantiknya.

Andre diam membeku, ia menatap Amanda yang menangis tersedu di hadapannya.

"Percayalah padaku Sayang... Aku hanya mencintaimu, hanya kamu Andre..." Amanda kembali tersedu.

"Maaf...," Ucap Andre pada akhirnya.

"Aku dan Sabina telah bersama dalam waktu yang lama. Tak semudah itu menghilangkan dia dari hidupku."

"Padahal aku hanya cinta sama kamu," ucap Amanda bohong. Ia hanya ingin Andre merasa bersalah.

"Maaf, Sayang. Tapi telah aku memilihmu Amanda, maka aku akan melupakan Sabina. Berikan aku waktu."

"Aku akan terus menunggu hingga hatimu hanya untukku" jawab Amanda lirih.

Andre pun mendudukkan tubuhnya, ia menarik tubuh Amanda dan memeluknya.

"Maaf," gumam Andre dan kemudian menyatukan bibir mereka dengan sempurna.

Amanda membalas ciuman itu dengan memejamkan matanya. Bayangan Gibran kembali menghantuinya.

Ciuman Andre semakin panas dan menuntut. Amanda tahu apa yang kekasihnya itu inginkan, ia pun kembali menyerahkan dirinya dengan sukarela.

***

Gibran berjalan tepat di belakang Sabina sembari menjinjing sebuah keranjang belanjaan. Kini mereka tengah berada di sebuah minimarket sejuta umat untuk berbelanja makanan ringan yang akan menemani mereka selama menonton film malam ini.

Ya mereka akan berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan menonton film di ruangan tv yang berada diantara kamar mereka.

Sabina mengambil dan meletakkan beberapa makanan ringan dalam keranjang yang Gibran bawa. Suaminya tersenyum setiap melihat apa yang Sabina pilih.

"Kamu lebih suka rasa coklat atau rasa buah ?" Tanya Gibran.

"Coklat," jawab Sabina cepat.

"Kopi atau teh ?" Tanya Gibran lagi.

Sabina menolehkan kepalanya sembari tertawa. "Teh," jawabnya.

"Panas atau dingin ?"

"Dingin." Jawab Sabina.

"Coklat atau keju ?"

"Mmmm... Aku tak bisa memilih karena suka keduanya." Sabina berpikir untuk sesaat.

"Permen buah atau mint?" Tanya Gibran lagi sembari menyodorkan 2 jenis permen yang kebetulan ada di hadapan mereka saat ini.

"Mint," jawab Sabina seraya mengambil permen mint yang Gibran sodorkan.

Gibran pun tertawa melihat yang Sabina lakukan. Mereka terus berjalan mengelilingi minimarket itu.

"Coklat atau matcha ?" Tanya Gibran lagi sembari kembali menyodorkan 2 jenis minuman.

"Keduanya," Jawab Sabina sembari mengambil keduanya dari tangan Gibran.

"Soda atau kopi?" Kini Sabina yang bertanya.

"Tentu kopi," jawab Gibran.

"Kopi atau teh ?" Sabina kembali bertanya.

"Kopi lagi."

"Panas atau dingin ?"

"Tergantung suasana," jawab Gibran.

"Rasa buah atau coklat ?"

"Buah," jawab Gibran lagi.

"Nasi atau roti ?"

"Keduanya," jawab Gibran dan itu membuat Sabina kembali tertawa.

"Bakso atau mie ayam ?" Tanya keduanya berbarengan.

Sabina dan Gibran pun tertawa bersama-sama karena tak menyangka akan menanyakan hal yang sama.

"Ayo jawab bersamaan dalam hitungan ketiga," ucap Gibran.

"Ayo ! Siapa takut," tantang Sabina.

"1..2..3,"

"Bakso !!!" Jawab keduanya bersamaan dan kembali tertawa.

Sabina tersenyum ia senang dengan apa yang Gibran lakukan, berusaha untuk lebih saling mengenal satu sama lain dengan cara yang menyenangkan.

Setelah selesai berkeliling dan memilih mereka berjalan ke arah kasir untuk membayar. Malam ini Gibran membayar semua yang telah di beli. Meskipun Sabina telah menawarkan diri untuk membayar namun Gibran menolak dan Sabina menghormati itu. Ia mengerti sebagai lelaki Gibran tak mau harga dirinya terluka.

"Ini," Gibran menyerahkan satu kantong penuh yang berisikan makanan dan kantong lain ia pegang sendiri.

Sabina meraihnya dari tangan Gibran.

"Coba lihat," ujar Gibran. "Apa semua sesuai dengan apa yang kamu suka ?" Lanjutnya lagi.

Sabina pun melihat isi kantong belanjaannya dan ia terkejut mendapati beberapa barang yang tak ia pilih namun memiliki rasa yang Sabina suka. Terdapat berbagai jenis coklat, minuman teh, makanan ringan dengan rasa keju dan beberapa permen rasa mint.

"Terimakasih," ucap Sabina dengan mata berbinar. Sabina tertawa senang mendapatkan itu.

Melihat tawa Sabina membuat Gibran mengeluarkan benda pipih dari saku celananya dan ia pun mengambil gambar istrinya yang sedang tertawa itu dengan ponselnya.

"Tapi jangan terlalu banyak makan yang begitu ya, harus lebih banyak makan buah dan sayur," ucap Gibran mengingatkan.

"Siap Pak dokter !" jawab Sabina sembari mengangkat tangannya membuat gerakan menghormat pada suaminya itu.

"Kalau gak nurut, aku hukum nanti." Ucap Gibran.

"Hukuman apa Pak dokter?" Tanya Sabina.

"Cukup ciuman di pipi aja lah," jawab Gibran dan kontan membuat wajah Sabina memerah.

"Aku bercanda, Bina. Tak mungkin aku melakukan itu," ujar Gibran yang kini merasa malu.

"Ayo kita pulang," ajak Gibran.

Sabina menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Gibran. Hatinya kembali berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Sepanjang perjalanan pulang mereka kembali melakukan tanya jawab seperti ketika berada di mini market.

Kini sedikit banyak keduanya saling mengetahui apa saja yang mereka suka atau tidak.

Sesampainya di rumah, keduanya membersihkan diri dan berganti pakaian tidur.

Gibran duduk di sofa besar yang menghadap televisi dan Sabina datang dengan makanan yang telah mereka beli sebelumnya.

"Gagal diet deh aku," keluh Sabina sembari mendudukkan tubuhnya di sebelah Gibran namun terpaut cukup jauh.

Gibran tertawa mendengar itu. "Jangan lupa olahraga yang giat, Bina."

"Baik pak dokter," jawab Sabina.

"Kalau gak nurut pak dokter suntik," ancam Gibran dan sukses membuat Sabina terdiam.

Sadar Sabina tak bersuara Gibran pun menatap dalam istrinya itu.

"Kamu takut disuntik ?" Tanya Gibran.

Dengan perlahan Sabina pun mengagungkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya ampun Bina, maaf..."

"Its oke, itu sudah berlalu," jawab Sabina yang kini menjadi pertanyaan dalam hati suaminya.

"Sudah berlalu ?" Batin Gibran. Ia tak berani bertanya lebih jauh karena sepertinya Sabina enggan membahas itu.

"Oke, kita mau nonton film apa ?" Tanya Sabina mencairkan suasana.

"Apa aja yang gak bikin ngantuk,"

"Horor atau thriller ?" Tanya Sabina.

"Kamu lebih suka yang mana?" Gibran balik bertanya.

"Horor deh," jawab Sabina sembari mulai memilih film.

Film pun telah berjalan lebih dari satu jam. Sesuai dengan yang Gibran tebak sebelumnya Sabina pasti akan ketakutan dan itulah yang terjadi saat ini. Sabina sedang bersembunyi di balik selimut dengan kepala menyender pada bahu Gibran.

Yang pada awalnya mereka duduk berjauhan tapi kini tak ada jarak diantara mereka. Bahkan beberapa kali Sabina memeluk Gibran tanpa sadar ketika ia merasa takut, wangi bunga yang menguar dari rambut Sabina memanjakan indra penciumannya. Anehnya Gibran sangat senang dengan hal itu.

" Tentu saja senang, karena Sabina menjadi teman dalam rasa sedihmu ini," batin Gibran berkata. Ia mencari alasan untuk dirinya sendiri.

Beberapa puluh menit kemudian film itu pun selesai di putar, waktu telah menunjukkan hampir jam 1 malam. Sabina telah beberapa kali menguap karena rasa kantuknya mulai datang.

"Gibran, mmm...," Ucap Sabina ragu.

"Kenapa ?" Tanya Gibran, tapi Sabina tak jua menjawab.

"Kamu takut ? Kalau takut nanti tidur di kamar aku aja. Pintunya tak pernah aku kunci."

"Terimakasih," jawab Sabina. Ia senang Gibran mengerti apa yang Sabina maksud.

"Aku tidur ya, selamat malam." Ujar Sabina yang kemudian memasuki kamar tidurnya. Gibran menunggu sesaat sebelum memasuki kamarnya. Ia menunggu sebentar, Gibran khawatir Sabina masih merasa takut.

Setelah menunggu beberapa saat, namun Sabina tak jua keluar dari kamarnya. Akhirnya Gibran memutuskan untuk tidur.

Gibran hendak meletakkan ponselnya diatas nakas, namun ia teringat kembali akan photo Sabina yang tadi ia ambil melalui benda pipih itu. Gibran pun segera membuka galeri ponselnya dan memandang photo Sabina yang sedang tersenyum.

"Cantik," gumam Gibran.

Gibran membuka laman Instagramnya dan memposting photo istrinya itu. Ia memandangnya sebentar sebelum meletakan ponselnya dan berusaha untuk tidur.

***

Amanda mengambil ponselnya ketika mendengar nada notifikasi. Ia mengusap layar dan melihat nama Gibran membuat postingan baru di laman Instagramnya.

Ini adalah postingan pertama Gibran setelah ia meninggalkan lelaki itu.

Mata Amanda membulat sempurna ketika melihat layar ponselnya, ia merasa geram luar biasa dengan apa yang dilihatnya.

thanks for reading ❤️

jangan lupa scroll ke atas untuk like bab sebelumnya soalnya biasanya pada lupa kalo di kasih update 2 bab gini. wkkwkwkwkwkw

yang suka novelnya vote yaaa

thank you ❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

lily

lily

kira2 mnta diapain ini Amanda ,, kelakuannya bkin erosi

2024-04-18

0

Emn Sc

Emn Sc

aneh Amanda sendiri yg berhianat ..dia sendiri yg kepanasan..dan cemburu.

2023-12-23

0

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

terniat author

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!