Akad Nikah

Happy reading ❤️

Gibran terus berlari mengejar namun tak lama bunyi decitan ban yang memekikkan telinga terdengar. Menandakan kekasihnya itu telah melarikan diri dengan sahabatnya yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan Sabina.

Dengan nafas tersengal Gibran menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang ternyata tak hanya dirinya yang mengejar dua manusia tak tahu diri itu. Salah satu kaka Sabina juga tengah berlari mengejar.

"Dasar pelac*r sial*n gak tau diri !!!" Maki Arya yang merupakan kakak Sabina itu.

Kedua lelaki itu menahan amarah dengan wajah memerah.

Tak lama beberapa orang pun menyusul mereka kesana. Ternyata kini semua orang telah tahu bahwa pengantin pria telah melarikan diri dengan sahabat calon istrinya.

Banyak makian yang keluar dari orang yang mencoba mengejar Andre juga Amanda bahkan keluarga Andre pun ikut mengejar mereka.

***

Kini mereka telah berada di kamar Andre sang pengantin pria yang telah melarikan diri.

Kamar Andre terlihat kosong, hanya menyisakan satu stel baju yang akan digunakan lelaki itu untuk melakukan akad nikah. Andre telah berkemas untuk melarikan diri.

Keluarga Sabina terlihat panik, bahkan ayah Sabina berbicara penuh emosi pada kedua orang tua Andre.

"Semua kerjasama kita batal dan aku akan tarik semua dana investasiku dari perusahaan kalian ! Anakmu Andre juga akan menerima balasan. Aku tak akan diam bila seseorang menyakiti anakku !" Ayah Sabina berbicara dengan suara yang meninggi.

"Mas tenang dulu. Kita bicarakan baik-baik." Ucap calon besannya itu tapi ayah Sabina telah habis kesabarannya. Ia langsung menyuruh anak lelakinya untuk mengurus pemutusan kontrak kerjasama.

"Ayah, kita juga harus memikirkan bagaimana nasib Sabina sekarang," ucap Arya.

"Para tamu dan pihak KUA telah menunggu cukup lama," lanjutnya lagi.

Ayah Sabina terlihat begitu frustasi, berpikir apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan muka Sabina anaknya sehingga nama Gibran terlintas di kepalanya.

"Panggil Gibran kemari," titahnya.

Tak lama Gibran yang masih diliputi amarah dan pikiran yang kacau menemui ayah Sabina dan mereka pun berbicara 4 mata.

"Gibran, kamu dan anakku Sabina adalah korban dari dua orang yang terkutuk itu. Sebagai korban bisakah kalian saling membantu?" Tanya ayah Sabina dengan hati-hati.

"Membantu apa ?" Tanya Gibran dengan penuh curiga.

"Aku sangat mencintai anakku Sabina, aku paling tidak bisa terima bila ia dipermalukan. Gibran, ku mohon menikahlah dengan Sabina,"

" Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya," ucap Gibran memotong pembicaraan ayah Sabina.

"Ku mohon Gibran, aku tak mau anakku menanggung malu. Aku tahu kamu dokter muda yang berbakat. Akan ku berikan rumah sakit untuk kamu kelola dan kamu akan jadi pemiliknya tapi kumohon nikahi anakku Sabina."

"Sudah kukatakan saya tak mau. Saya tahu, saya bukanlah orang kaya tapi anda tak dapat membeli saya seenaknya," ucap Gibran dengan gusar.

"Aku meminta atas nama Sabina. Kalian bersahabat bukan ? Dan aku tidak bermaksud untuk membelimu. Anggap saja itu sebagai hadiah,"

"Maaf saya tidak bisa," ucap Gibran seraya berdiri untuk pergi.

"Semenjak kecil Sabina selalu mendapatkan penghinaan dan itu sangat menyakitkan bagiku. Aku tak ingin sekarang Sabina kembali mendapatkan penghinaan karena di tinggal lari calon suaminya. Kamu tak usah menjadi suami Sabina selamanya. Cukup nikahi dia dan boleh menceraikannya nanti. Aku mohon selamatkanlah harga diri Sabina anakku. Dia anak yang sangat baik... Kamu tentu tahu bagaimana Sabina bukan ?" Ayah Sabina terus memohon.

Gibran menghentikan langkahnya, ia tahu Sabina adalah gadis yang sangat baik hati dan berhati lembut. Bahkan Sabina menerima Gibran jadi sahabat meski status sosial mereka berbeda.

Secara ekonomi Sabina jauh berada diatasnya. Gibran saja bisa menjadi dokter karena keberuntungannya mendapatkan beasiswa dan Sabina yang merekomendasikan Gibran untuk bekerja di rumah sakit ayahnya yang cukup besar itu.

"Ku mohon... Selamatkan anakku," ayah Sabina kembali memohon.

"Orang tua saya tak ada disini dan saya tak punya cukup uang untuk menikahi Sabina," ucap Gibran pada akhirnya.

"Cukup dengan uangmu yang berada dalam dompet sebagai mahar. Aku tak keberatan." Jawab ayah Sabina.

"Jadi apa yang harus saya lakukan? Tapi ingat... Saya tidak mencintai putri anda. Jangan merasa keberatan bila pada suatu waktu saya akan menceraikannya."

"Tak masalah..." Jawab ayah Sabina pasrah.

***

Gibran bersiap untuk menjadi pengantin lelaki pengganti. Saat ini ia mengenakan baju yang seharusnya dikenakan Andre sahabatnya. Tapi sekarang mungkin sebutan sahabat sudah tak pantas untuk Andre.

Gibran tersenyum kecut.

Huffft, Gibran merasa terasa sesak. Yang pertama ia merasa sesak karena baju pengantin itu lebih kecil dari ukurannya dan merasa sesak karena ditinggal wanita yang sangat ia cintai. Padahal hari ini Gibran akan melamar Amanda dengan bantuan Sabina.

Gibran kembali tersenyum kecut.

"Masnya terlalu tinggi jadi celananya ngatung. Tapi gak pa-pa ya... Lagi musim model seperti ini," ucap seorang lelaki kemayu yang membantu Gibran untuk bersiap.

Gibran mengacuhkan ucapan lelaki itu. Pikirannya masih melayang pada Amanda dan cincin yang terus berada di tangannya. Cincin pilihan Sabina untuk melamar Amanda kekasihnya.

"Tolong pegang ini," ucap Gibran pada lelaki itu seraya menyerahkan sebuah cincin bermatakan berlian tanpa nama didalamnya.

Tak lama Gibran pun telah berada diruang akad nikah yang telah berhiaskan bunga mawar yang sangat indah.

Dengan perasaan yang hampa dan pikiran yang kosong ia duduk dihadapan ayah Sabina dan penghulu juga beberapa saksi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Sabina Mulia binti Hendra Setiawan Mulia dengan mas kawin uang satu juta dua ratus ribu rupiah di bayar tunai," Gibran mengucapkan ijabnya dengan jelas dan tegas.

"Sah ?"

"Sah." Ucap para saksi bersamaan.

Kini Gibran Farhreza telah sah menjadi suami Sabina Mulia. Gadis yang tidak ia cintai sama sekali. Gibran meraup wajahnya frustasi.

Beberapa orang tamu mulai saling berbisik karena bukanlah Andreas yang duduk disana dan juga mas kawin yang begitu kecil bagi putri seorang pengusaha terkenal itu.

***

Sementara itu Sabina yang masih berada di kamar hotel mulai terlihat cemas. Sabina mulai merasakan sesuatu yang buruk dalam hatinya.

"Bi, aku sudah menunggu selama satu setengah jam tapi kok belum disuruh turun untuk melaksanakan akad juga ya ?" Tanya Sabina tak bisa menutupi kecemasannya.

"Sabarlah sayang... Mungkin Persiapannya belum selesai," jawab bibi Maya seraya menatap prihatin pada keponakannya itu. Ia sebenarnya sudah mengetahui perihal Andre yang melarikan diri dengan Amanda.

Tak lama seseorang memasuki kamar Sabina dan mengatakan bila Sabina sudah boleh mengikuti acara akad nikah.

"Kenapa sangat lama sekali ?" Tanya Sabina.

"Hhhmm iya, karena kita menunggu pengantin lelaki untuk melakukan ijab kabul dulu baru setelah sah menjadi suami anda bisa menemuinya," ucap salah satu petugas wedding organizer itu dengan takut-takut.

Sabina tersenyum, ia merasa tak enak hati telah merasa kesal.

"Apa Andre mengucapkannya dengan benar?" Tanya Sabina.

Orang yang ditanya itu menganggukkan kepalanya tanpa berani berbicara.

Sabina tersenyum, merasa lega karena Andre kini sudah sah menjadi suaminya. Rasa kesalnya karena telah menunggu lama, menghilang begitu saja.

Sabina keluar dari lift digandeng oleh bibi Maya dan kakaknya Arya. Dapat Sabina rasakan pandangan mata yang melihatnya dengan pandangan penuh rasa iba, bukan pandangan mata bahagia.

Sabina semakin gugup saja ketika kakinya mulai melangkah ke ballroom hotel. Ia melihat dari jauh lelaki yang telah menjadi suaminya duduk membelakangi dirinya. Lelaki itu masih duduk berhadapan dengan ayahnya.

Ada sesuatu yang berbeda yang Sabina rasakan saat ini. Seingat dirinya, Andre tak setinggi itu dan pundaknya juga tak selebar itu. Masa iya tak bertemu selama kurang lebih satu Minggu membuat tubuh kekasihnya itu berubah.

Sabina mulai merasakan tak enak hati. Semakin mendekat, semakin terlihat jika itu bukanlah Andre, tapi tak mungkin bukan

Dengan perlahan Sabina mendudukkan dirinya di sebelah lelaki yang kini telah menjadi suaminya.

Betapa terkejutnya Sabina mendapati Gibran yang duduk disana bukanlah Andre kekasihnya.

"A.. ada apa ini?" Tanya Sabina yang sudah tak dapat menahan air matanya.

"Tenanglah sayang," ucap ayah Sabina seraya menggenggam tangan anaknya sedangkan Gibran hanya terdiam, bahkan lelaki itu tak menolehkan wajahnya pada Sabina yang kini telah resmi menjadi istrinya.

Sabina mengedarkan matanya dan tak mendapati Andre ataupun keluarganya disana.

"Jangan menangis, aku juga sangat tidak mau berada disini." ucap Gibran dingin tanpa menolehkan wajahnya untuk melihat Sabina.

Seketika tubuh Sabina terasa bergetar hebat.

Tak ingin membuat keributan Sabina pun menuruti saja. Ia pun menandatangani surat nikah dan beberapa berkas lainnya dengan tangan gemetar dan mata menahan tangis.p

Tiba saat bagi keduanya untuk saling menyematkan cincin ke jari manis  masing-masing. Sabina menyematkan sebuah cincin yang bertuliskan namanya ke dalam jari manis Gibran. Beruntunglah cincin itu cukup karena memang cincin itu sedikit kebesaran di tangan Andre kekasihnya yang kini entah berada di mana.

Ketika giliran Gibran yang harus menyematkan cincin pada jari manis Sabina semua orang terdiam, karena cincin pernikahan Sabina berada di tangan Andre.

Keadaan menjadi hening sejenak dan atmosfer di ruangan itu berubah jadi  mencekam.

"Ini..." Seorang lelaki kemayu yang membantu Gibran bersiap tadi menyerahkan sebuah cincin bermatakan berlian.

Cincin yang Sabina pilihkan untuk Gibran agar dapat melamar kekasihnya Amanda.

Cincin pilihannya itu kini melingkar indah di jari manisnya sendiri, tak ada nama Gibran dalam lingkarannya. Mungkin memang sudah takdir ia terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya.

Sabina meneteskan air matanya.

Gibran menyematkan cincin itu pada jari manis Sabina dengan pandangan dingin yang menusuk.

Sabina sadar, Gibran memandangnya penuh kebencian.

To be continued...

Thank you for reading ❤️

Kalau suka ceritanya like dan komen yes

Terpopuler

Comments

Qiky~

Qiky~

Bentar bentar. Tadi katanya Sabina anak tunggal, skrg ada kakaknya,

2024-01-20

0

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

loh ko gtu,, Sabrina kan juga korban,, awas aja klo lu malah nyakitin sabrina

2023-09-26

2

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

wow kayanya gantengan gibran ini

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!