Makan Malam

Happy reading ❤️

Gibran berpikir beberapa saat sebelum menjawab. Tak mungkin ia berkata jujur sedang melamunkan Sabina bukan ?

"Tidak... Tidak mungkin jawab itu. Jangan bikin Sabina takut" batin Gibran.

"Mmm... Aku cuma mikirin kerja besok," jawab Gibran bohong.

"Kenapa ?" Tanya Sabina.

Keduanya terdiam, Sabina berpikir pasti Gibran merasa tak enak karena pernikahan dadakan mereka.

"Kalau ada omongan yang kurang enak di dengar dari banyak orang abaikan saja. Karena aku juga akan seperti itu." Ucap Sabina memecahkan keheningan.

"Hah ?" Gibran menaikkan alisnya tak mengerti.

" Mmm... Itu... Pasti akan ada beberapa orang yang membicarakan pernikahan kita... Jadi abaikan saja." Jelas Sabina.

"Ooh itu... Ya... Aku akan berusaha untuk tidak peduli dan tak ambil hati."

"Terimakasih," ucap Sabina tulus yang ditanggapi sebuah senyuman dari Gibran.

"Udah selesai. Kamu beristirahatlah... Aku akan siapkan makan malam buat kita nanti." Sabina telah membenahi semua barang milik Gibran yang kini sudah tertata rapi.

"Ini masih sore, kamu mau masak sekarang ?"

"Mau siapin bahan-bahannya dulu."

"Kalau begitu aku temenin aja sambil nonton TV di bawah. Tidur sore pun gak sehat,"

"Mmm... Baiklah pak dokter,"

Gibran pun tertawa mendengar itu, mereka pun berjalan beriringan keluar  kamar yang Gibran tempati.

Sabina membiarkan Gibran untuk berjalan mendahuluinya. Ia masih merasa tak nyaman bila Gibran memperhatikan cara dirinya berjalan.

Gibran duduk di sofa yang di depannya terdapat Televisi layar datar ukuran sangat besar. Sedangkan Sabina berada di dapur yang letaknya tepat di belakang Gibran berada.

"Mau aku bantu ?" Tanya Gibran sembari menolehkan kepalanya.

"Tak usah... Aku sudah dibantu Mbok Inah," jawab Sabina pada suaminya itu.

Sabina membuka kulkas dan melihat isinya ternyata sudah cukup lengkap. Ayah Sabina benar-benar memperhatikan segala kebutuhan anaknya itu.

Sabina mengeluarkan beberapa bahan yang ia butuhkan untuk memasak di bantu oleh mbok Inah asisten rumah tangganya.

Tak lama bel pintu terdengar berbunyi. Gibran pun berdiri dan berjalan untuk membuka pintu utama yang letaknya cukup jauh dari dapur dimana Sabina berada.

Sabina memperhatikan ke arah pintu untuk mencari tahu siapakah yang datang dan ternyata muncullah ayah Sabina yang tengah berbicara dengan Gibran sembari berjalan beriringan.

Dengan senyum terukir, Sabina menghampiri ayahnya itu dan menyalaminya.

"Maafkan ayah tak bisa menjemputmu tadi, Bina."

"Tak apa-apa Ayah, terimakasih sudah menyiapkan ini semua."

"Sama-sama sayangku."

"Aku sedang memasak, Ayah tinggallah untuk makan malam bersama."

"Tentu saja Ayah akan tinggal, Ayah kangen masakanmu,"

Sabina tersenyum, ia semakin bersemangat untuk kembali ke dapur dan menyiapkan makan malam. Sedangkan ayah Sabina duduk dengan Gibran di ruang keluarga sembari menonton TV.

"Terimakasih sudah menjaga anakku dengan baik," ucap ayah Sabina pada Gibran penuh kesungguhan.

"Mmm ya sama-sama, Pak." Jawab Gibran.

"Selama kamu menjadi suami Sabina dalam satu tahun ini panggillah aku dengan kata Ayah agar semua orang tidak curiga."

Gibran tersentak, iya kembali tersadar jika pernikahannya dengan  Sabina hanya akan bertahan 1 tahun saja. "Ah tentu saja tak akan lama karena ini bukan pernikahan yang aku dan Bina inginkan," batin Gibran.

"Ba.. baiklah akan saya coba." Jawab Gibran.

Pukul 7 malam, makanan telah tersaji dengan rapi di atas meja makan yang letaknya tak jauh dari dapur.

Sabina memasak nasi goreng seafood, acar dan perkedel kentang. Meski sederhana namun terlihat menggoda.

Ketiganya duduk bersama. Gibran duduk bersebelahan dengan Sabina sedangkan ayah Sabina duduk di hadapan mereka.

Dengan cekatan Sabina melayani suaminya itu, ia mengambilkan nasi ke atas piring Gibran dan menambahkan makanan lainnya.

Ayah Sabina memperhatikan dalam diam dengan pandangan mata yang sulit diartikan, sedangkan Gibran sebenarnya ia tak meminta Sabina untuk melayaninya namun tak juga menolak apa yang Sabina lalukan padanya.

"Besok akan ada beberapa orang suruhan dari dealer. Mereka akan mengantarkan mobil untuk kalian."

Keduanya terdiam dan menatap ayah Sabina bersamaan.

"Engh.. saya sudah memiliki kendaraan sendiri jadi mungkin maksud Bapak eh Ayah itu kendaraan untuk Sabina ?" Tanya Gibran.

Ya meski bukanlah sebuah mobil mewah tapi Gibran telah memiliki kendaraan dengan hasil kerja kerasnya.

"Mobil untuk kalian masing-masing dan kalau rumah ini kurang nyaman kalian boleh pilih yang lainnya" jawab Ayah Sabina sembari menyendokkan makanannya.

Sabina dan Gibran saling beradu pandang. Sabina tahu Gibran merasa tak nyaman dengan segala fasilitas yang diberikan ayahnya itu terlihat dari raut wajah Gibran yang sedikit meredup.

"Ayah menurutku rumah ini sudah lebih dari cukup, terimakasih. Dan untuk soal mobil apakah tidak berlebihan ? Bina kira cukup satu saja, karena Sabina pun bila bepergian pasti dengan Gibran. Sekarang ini tak mungkin Bina pergi sendirian lagi." Jawab Sabina.

Gibran tak mengatakan apapun, ia malah terpukau melihat Sabina. Meskipun pernikahan ini bukan yang mereka inginkan namun sebagai istri ia begitu patuh dan Gibran tersentuh akan sikap istrinya itu.

Ayah Sabina terus memperhatikan Gibran yang tengah memandangi Sabina. "Bagaimana menurutmu Gibran ?" Tanya ayah Sabina menyadarkan Gibran dari lamunannya.

Seketika Gibran pun menolehkan kepalanya pada mertuanya itu, tapi perlu beberapa saat bagi Gibran untuk mencerna dan menjawab pertanyaan mertuanya itu. Gibran terlalu larut dalam lamunannya.

"Mmm saya setuju dengan apa yang Sabina katakan." Jawab Gibran pada akhirnya.

"Baiklah bila begitu, akan ayah atur ulang mengenai mobil yang akan dikirim besok."

***

Sementara itu di apartemen Andre, Amanda tengah membenahi kamar yang akan ia dan Andre tempati padahal keduanya belum terikat tali suci pernikahan.

Pikiran Amanda melayang pada ibunya yang kini entah berada dimana, sungguh ia tak berpikir matang tentang keadaan ibunya ketika ia melarikan diri.

Rasa benci semakin besar pada keluarga Sabina saat ini. Beberapa kali Amanda memaki Sabina dalam hatinya.

"Manda, aku lapar." Ucap Andre yang muncul dari balik pintu.

Amanda yang sibuk dengan pikirannya tak sadar bila Andre berada disana dan berbicara padanya.

"Manda !! Aku bilang aku lapar ini sudah waktunya makan malam." Ucap Andre lagi dengan suara meninggi.

Amanda pun menolehkan kepalanya dan melihat Andre dengan wajahnya yang ditekuk karena kesal.

"Ih apa gak bisa dia bikin makan malam sendiri atau beli aja kek," kesal Amanda dalam hatinya.

"Mmm... Aku kan belum belanja Sayang. Bagaimana bila kita pesan online saja dulu ?" Jawab Amanda dengan senyuman yang ia paksakan.

Meski kesal namun yang Amanda katakan ada benarnya, mereka belum berbelanja kebutuhan sehari-hari di apartemen. Akhirnya Andre pun mengalah.

"Ya udah, pesanin untuk aku." Ucap Andre yang kemudian pergi meninggalkan kekasihnya itu.

"Ih begini aja harus aku yang lakuin. Emang kamu gak punya tangan sama mata buat pesan sendiri ?" Kesal Amanda dalam hatinya. Ia terus menggerutu.

Andre masih sibuk dengan ponselnya ketika pesanan makanan tiba dan terpaksa Amanda yang menyiapkan semuanya.

Andre masih tak lepas dari ponselnya padahal makan malam telah tersaji di depannya.

"Ayo Sayang katanya mau makan," ucap Amanda dengan nada suara merayu.

Dengan terpaksa Andre pun meletakkan ponselnya dan kemudian mengambil piring yang ada di depannya.

Mereka mulai menikmati makan malam dalam sunyi.

"Mmm... Sayang bolehkah aku minta pertolonganmu?" Tanya Amanda takut-takut, karena Amanda tahu kekasihnya itu tidak dalam mood yang baik.

"Apa ?" Tanya Andre.

"I... Itu... Ibuku diusir ayah Sabina yang bajingan itu. Aku gak tahu ia berada dimana. Bisakah kamu meminta orang-orangmu untuk mencari keberadaan ibuku ?"

Andre terdiam sebentar sebelum ia menjawab pertanyaan Amanda.

"Manda, besok aku akan sibuk dengan urusan pekerjaanku yang cukup kacau. Aku urusi kerjaanku dan kamu urusi ibumu sendiri." Jawab Andre.

Amanda membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang Andre ucapkan padanya. Amanda pun kembali memaki Andre dalam hatinya.

Makan malam ini mereka lewati dengan hati dan pikirannya masing-masing.

To be continued...

thanks for reading ❤️

Terpopuler

Comments

lily

lily

aku kurang setju sih dengan kalimat "Sabina akan bepergian pasti dengan Gibran " krna ada kalanya Sabina butuh untuk keluar mungkin bisa dianter art atau supir pribadi krna Gibran kan kerja jdi dokter jadwal juga gak menentu , gak bisa selalu nganterin Sabina kmna mna ,,, menurtku gtu sih

2024-04-18

0

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

sakit jiwa

2023-09-26

2

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Hmmmm akhirnya karma datang perlahan seiring kenyataan Amanda dan Andre hanya saling memuaskan. Cinta ??? Entahlah. . . toh masing-masing sudah mulai memaki walau dalam hati !!!

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!