The Morning After

Happy reading ❤️

Gibran memutar tubuhnya perlahan, malam pertama pernikahannya ia habiskan dengan tidur memunggungi istri yang tidak dicintainya.

Terlalu lelah hati dan fisiknya membuat Gibran tertidur begitu saja.

***

Sabina mengerjapkan matanya terbangun, padahal pagi masih gelap. Ia hanya terlelap tak lebih dari satu jam saja.

Sabina terkejut ketika melihat yang tertidur di ranjang sebelahnya bukanlah bibi Maya seperti tadi malam, tapi seseorang dengan tubuh tinggi tegap dan pundak yang kokoh. Lelaki itu tertidur memunggunginya dan Sabina tahu siapa lelaki itu.

"Maafkan aku... Maafkan aku karena telah menyeretmu dalam masalah besar ini." Ucap Sabina lirih.

Ia mengerti bagaimana sulitnya Gibran saat ini. Lelaki patah hati ini terpaksa menikahi gadis yang tak ia cintai. Belum juga hatinya sembuh, ia harus mengemban beban berat lainnya.

Sabina menghela nafasnya yang terasa berat, ia menurunkan kaki telanjangnya, ia berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan membersihkan diri. Ia lihat pantulan dirinya sendiri dalam cermin. Begitu menyedihkan, matanya sembab dan wajahnya memerah. Dirinya terlihat begitu kacau saat ini.

"Kamu harus kuat Bina, kamu bukanlah wanita yang lemah. Kamu bisa lalui semua ini," Sabina menyemangati dirinya sendiri.

Sabina menyediakan segelas air putih di nakas sebelah Gibran terbaring tanpa berani melihat wajah lelaki itu. Ia pun duduk di sofa dengan menyalakan tv di hadapannya dengan volume suara yang amat kecil. Sabina tak ingin membangunkan lelaki yang telah menjadi suaminya itu.

***

Gibran terbangun ketika cahaya matahari mulai terasa hangat menyinari tubuhnya. Ia belum sadar berada dimana hingga ia meregangkan tubuhnya dengan bersuara.

"Nghhhhh," erang Gibran ketika meregangkan tubuhnya.

Suara erangan Gibran membuat Sabina menolehkan kepalanya, seketika pandangan mata mereka bertemu.

"Kamu udah bangun ?" Tanya Sabina seraya berdiri dan berjalan dengan tertatih ke arah suaminya itu.

"Hu'um" jawab Gibran canggung.

"Selamat pagi," ucap Sabina dengan senyuman di wajah cantiknya.

Gibran terdiam untuk sesaat memperhatikan, kemudian ia membalas senyuman itu dengan senyuman canggung di wajahnya.

Sabina terlihat begitu hancur. Matanya sembab dan membengkak, wajahnya memerah tapi ia masih bisa bersikap selembut ini padanya. Bagaimana bisa Sabina sekuat ini ? Pikir Gibran.

"Air minumnya di atas nakas," ucap Sabina menunjukkan segelas air putih untuk suaminya dan membuyarkan lamunan Gibran tentang Sabina.

"Terimakasih," jawab Gibran dengan suara serak khas bangun tidur.

Gibran meminum air itu hingga tandas dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Sabina kembali menonton tv. Ia melihat berita tentang dirinya sendiri. Berita yang dirinya gagal menikahi pengusaha dan berakhir dengan seorang dokter yang bekerja di rumah sakit miliknya.

"Jangan menonton itu," ucap Gibran yang tanpa Sabina sadari telah berdiri di belakangnya.

Gibran mengambil remote TV dan mematikannya.

"Kamu udah makan ?" Tanya Gibran yang di jawab Sabina dengan gelengan kepala.

"Ayo kita sarapan di bawah," ajak Gibran yang berjalan menuju pintu tanpa menunggu Sabina.

"Tadi room service sudah mengantarkan sarapannya ketika kamu masih tidur. Semua sudah tersedia di meja sana," ucap Sabina sembari menunjukkan banyak makanan yang sudah terhidang di atas meja.

Gibran menghentikan langkahnya dan berjalan kembali menuju Sabina berdiri.

"Terus kenapa belum makan ?"

"A.. aku nunggu kamu bangun," jawab Sabina terbata.

Dulu mereka berbicara tidak secanggung dan seformal ini. Tapi kini semua telah berubah.

"Oh kalau begitu ayo kita makan, aku yakin kamu pasti makannya gak bener dari kemarin karena aku juga begitu,"

Gibran dan Sabina memakan sarapannya dalam sunyi. Hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.

"Kamu baik-baik aja? Muka kamu merah, aku yakin kamu pasti demam," ucap Gibran sembari mengamati wajah Sabina.

"Sedikit pusing, mungkin karena terlalu banyak...," Sabina menghentikan ucapannya.

"Menangis ?" Gibran melanjutkan kalimat Sabina yang terhenti dengan menatap tajam matanya.

Sabina terdiam tak membenarkan. Hening untuk beberapa saat, hingga Sabina memecahkan kesunyian itu.

"Gibran... Terimakasih dan juga maaf..." ucap Sabina seraya menatap wajah lelaki yang kini menjadi suaminya.

Gibran menghentikan kegiatan makannya dan menatap balik wajah sendu dihadapannya.

"Terimakasih telah menyelamatkan nama baik aku dan keluargaku. Maaf karena telah menyeretmu dalam masalah besar ini...," Ucap Sabina tulus.

Gibran tak berkata apapun, ia tak menjawab pernyataan Sabina.

"Aku tahu kita menikah karena terpaksa. Jika kamu ingin menceraikan aku, maka aku akan menerimanya dengan lapang dada."

"Kamu mau cerai sekarang juga?" Akhirnya Gibran membuka mulutnya meskipun dengan begitu dingin.

"Bu.. bukan begitu maksudku,"

"Aku lagi gak bisa mikir, kepalaku terasa kosong. Tak perlu saling menjelaskan, kurasa kita sama-sama mengerti dan juga merasakan sakit yang sama. Setidaknya kamu lebih beruntung karena tidak melihat mereka secara langsung," ucap Gibran dengan tersenyum muak.

"Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? sebagai istri aku akan patuh pada keputusanmu,"

Gibran terkejut dengan apa yang Sabina ucapkan. "Sebagai istri akan patuh? Ah... Sabina memang istriku," batin Gibran dalam hatinya.

"Bina, kita menikah dihadapan Tuhan. Meski kita berdua tak menginginkan ini namun tetap ikatan pernikahan ini sah dan suci. Kita akan jalani sampai kita menemukan batasnya. Bagaimana?"

"Apa batasannya ?" Tanya Sabina.

"Jika salah satu dari kita telah menemukan seseorang yang membuat kita kembali jatuh cinta, maka kita harus rela untuk saling melepaskan. Ku rasa itu cukup." Jawab Gibran

Sabina menarik nafasnya dengan dalam sebelum ia menjawab pertanyaan Gibran. Berpikir untuk beberapa saat, ia akhirnya memutuskan walaupun dengan penuh keraguan.

"Baiklah... Sampai waktunya kita harus berpisah mari kita bekerja sama saling menguatkan melewati masa sulit ini," jawab Sabina dengan yakinnya.

"Kita bisa terus berteman bukan?" Tanya Sabina.

"Ten.. tentu kita akan tetap berteman." Jawab Gibran dengan sedikit senyuman di wajahnya.

"Oh iya... Maafkan sikap aku padamu kemarin. Aku benar-benar tertekan dan tak siap dalam menghadapi ini semua. Sekali lagi maafkan aku, Bina." Ucap Gibran penuh penyesalan.

"Tak apa, Aku mengerti," jawab Sabina dengan senyumnya yang menenangkan. Senyum yang kini menular pada wajah suaminya.

***

Ditempat lain, di sebuah vila mewah tepi pantai seorang wanita terbangun dengan tubuhnya yang terasa luluh lantak.

Andre menggeluti tubuh Amanda tanpa ampun semalam. Tanda kemerahan banyak menghiasi kulit tubuhnya.

Amanda mengais pakaiannnya yang berceceran di lantai dengan kaki

dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hal pertama yang Amanda Lakukan setelah membersihkan diri yaitu menyalakan televisi. Ia ingin melihat 'sahabat' nya itu menanggung malu karena telah ditinggalkan oleh calon suaminya.

Amanda duduk dengan segelas minuman dingin di tangannya. Ia mulai mencari-cari saluran TV yang memberitakan kegagalan pernikahan Sabina.

"Putri konglomerat Hendra Mulia baru saja menikahi seorang dokter muda bernama Gibran Fahreza yang sedang naik daun di laman sosmed, karena bakat dan ketampanannya. Pengikut dokter ganteng ini sudah hampir 10 juta akun loh. Dokter muda tersebut menjadi bagian di rumah sakit milik sang konglomerat." Ucap salah satu host acara gosip di televisi.

"Cukup mengejutkan publik ya, karena selama ini Sabina Mulia dikabarkan dekat dengan Andreas Tama dalam waktu yang cukup lama. Tapi ya namanya jodoh itu urusan Tuhan." Timpal host yang lain.

"Menurut gosip sih... Katanya... Andreas Tama itu ada... Anu... Mmm... Kepincut gadis lain," ucap host gosip itu dengan nada ucapan yang dibuat-buat.

Amanda yang menonton itu merasa geram seketika. Botol minuman yang ia pegang, Amanda lemparkan ke atas lantai hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

"Siaaalll, siaaallll," teriak Amanda.

Andre yang masih terlelap dalam tidurnya seketika terbangun.

"Ada apa sih ribut banget ?" Tanya Andre dengan kepala berdenyut karena pengaruh minuman beralkohol.

Amanda tak menjawab. Ia masih merasa sakit hati karena Gibran, lelaki yang sangat ia cintai menikahi Sabina.

"Si cacat itu selalu mendapatkan sesuatu yang aku sukai. Kini lelaki yang aku cintai pun ia dapatkan."Amanda sangat merasa geram saat ini.

Merasa tak ditanggapi Andre pun bangun dari tempat tidurnya dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun dan berjalan menghampiri Amanda.

"Aku nanya sama kamu, ada apa ?" Tanya  Andre lagi.

"Lo ini kenapa sih ? Gak liat gue lagi nonton TV ?" hardik Amanda dengan nada meninggi karena masih dalam gelombang emosinya.

Seketika Andre pun tersulut emosi. Ia melihat Amanda dengan wajah gusar. "Ingat Manda, gue gak suka cewek yang kasar.  Lo gak boleh ngomong dengan nada tinggi ma gue. Ngerti Lo ?" Ucap Andre seraya mengapit pipi Amanda dengan sebelah tangannya kemudian menghempaskannya dengan kasar.

Amanda tersentak, sungguh Andre terlihat berbeda ketika bersamanya. Tidak seperti ketika bersama Sabina lelaki ini begitu lemah lembut.

"Asal Lo tau, gak ada seorang pun yang berani ngomong kasar sama gue. Ngerti Lo ?" Tanya Andre lagi.

"I... Iya aku ngerti. Maaf.. " Jawab Amanda terbata.

Andre pun berjalan ke arah kamar mandi, namun langkahnya terhenti ketika suara televisi yang memberitakan pernikahan Sabina terdengar di telinganya.

Ia berdiri dan menonton berita itu dengan seksama. Matanya menatap tajam televisi di hadapannya dengan raut wajah tak suka.

"Jadi Sabina menikah dengan Gibran?" Gumam Andre dengan senyuman sinis di wajahnya.

Bisa Amanda lihat dengan jelas raut wajah lelaki itu. Ia terlihat tak rela Sabina menikahi sahabatnya.

To be continued

Thank you for reading ❤️

Like dan komen yaa 🤩

Terpopuler

Comments

Emn Sc

Emn Sc

ko da laki laki sebodoh Andre ..Sabina cantik..ank konglomerat yg paling d sayang ..malah milih s mnda ank s orang yg hidup NY pun bergantung dg kluarga NY Sabina.

2023-12-22

1

Ayuna Kamelia

Ayuna Kamelia

terus maunya andre sm si amanda apose
ga saling cinta tapi zina
gmn si gajelas
bakal nyesel kalian jd gembel

2023-12-21

0

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

sakit jiwa,, g ngaca gara dia

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!