Masih Di Hari Pertama

Happy reading ❤️

"Aku datang kesini untuk jadi Nyonya bukan jadi pembantu," lanjut Amanda bermonolog. Ia tak mau lelah menyediakan segala kebutuhan kekasihnya.

Amanda kembali menerima pesan berupa makian dari nomor yang tak dikenal. Ia yakin ibunya yang mengirimkan itu.

"Malesin banget sih," Amanda berdecak kesal. Sebelum mencari ibunya, ia ingin terlebih dahulu mencapai apa yang ia inginkan.

Amanda pun berjalan menuju ruang tengah dan ternyata di sana ada seorang wanita paruh baya yang bekerja untuk membersihkan apartemen Andre setiap harinya.

"Pagi Mbak," sapa wanita itu ramah.

Amanda mendelikkan matanya tak suka dengan sebutan yang baru ia dengar.

"Heh, berani banget panggil Mbak ! Panggil saya Nyonya !!" Hardik Amanda dengan memelototkan matanya. Sontak membuat wanita paruh baya itu terkejut dan merasa takut.

"Jangan diem aja, buatin saya sarapan dan antarkan kesini !" Titah Amanda tanpa melihat lagi ke arah wanita itu. Ia langsung mendudukkan tubuhnya di atas sofa besar yang di depannya terdapat televisi dengan layar lebar.

Amanda mengambil remote TV dan menyalakannya. Dengan malas ia berganti-ganti saluran TV yang tak satupun tak menarik perhatiannya.

Berita tentang pernikahan Sabina pun mulai meredup, kini ia tak bisa melihatnya lagi di acara gosip televisi.

20 menit kemudian wanita yang bekerja di apartemen Andre yang namanya pun Amanda enggan untuk tahu datang membawakan roti bakar dan segelas susu. Dengan perlahan dan hati-hati ia meletakkan nampan itu di atas meja.

Tak ada satu katapun yang keluar dari bibir Amanda, wanita itu pun memilih pergi dan mulai bekerja membersihkan seluruh apartemen.

Sarapan telah disediakan, tinggal di apartemen mewah, memiliki kekasih yang tampan dan juga kaya raya membuat Amanda melengkungkan senyumnya. Apalagi sebentar lagi ia akan memiliki kendaraan yang selalu Amanda impikan namun kenapa hatinya masih terasa hampa.

Sudah satu Minggu ini ia mematikan ponselnya, ia berharap seseorang mengirimkan pesan mesra padanya. Namun tak sekalipun Amanda mendapatkan itu.

"Selamat Pagi, Sayang. Aku berangkat ke rumah sakit dulu. Nanti aku kabari lagi. Love you Manda sayang, now and always,"

Amanda tersenyum masam ketika mengingat isi pesan yang selalu ia dapatkan setiap paginya. Pesan yang tak pernah lupa Gibran kirimkan padanya.

"Ayo Manda ! Lo harus move on !! Gibran gak bisa kasih yang yang selalu Lo impikan selama ini." Amanda menyemangati dirinya sendiri.

Semenjak hari dimana Gibran memergokinya dengan Andre tak satu kali pun lelaki itu mengiriminya pesan, bahkan berupa cacian pun tak ada.

"Mana mungkin Gibran melakukan itu, dia terlalu cinta sama aku seperti aku yang terlalu cinta sama dia. Tahukah kamu sayang ? aku selalu membayangkan wajahmu setiap Andre menyentuhku," gumam Amanda. Tiba-tiba perasaannya kembali mellow karena teringat mantan kekasihnya itu.

Di lain tempat Andre baru saja memasuki kantornya setelah 1 Minggu ke belakang ia tinggalkan.

Asistennya datang menemui Andre dengan wajah menegang penuh kecemasan. "Pak," ucap Dendi sang asisten dengan nada suara bergetar dan tangannya yang dingin menyalami bosnya itu.

"Jelaskan apa yang terjadi," titah Andre. Kini mereka berjalan beriringan menuju ruang kerja Andre yang berada di lantai 3.

"Mulia Groups telah membatalkan semua kerja sama dan menarik dana investasi mereka." Dendi mulai membuka mulutnya.

"Bisa kita tuntut balik gak ? Kan ada surat perjanjiannya,"

"Waktu itu Bapak dan Mulia Groups membuat perjanjian dengan dasar rasa kekeluargaan sehingga Mulia Groups memberikan dana investasi sebelum surat perjanjian resmi keluar jadi kita tak bisa menuntut apapun."

Andre diam tak bersuara, ia memikirkan langkah apa saja yang harus diambil. Kini mereka pun telah sampai di ruangan milik Andre dan duduk berhadapan.

"Kita akan mencari investor baru, tinggal meningkatkan kinerja marketing untuk lebih mempromosikannya," ucap Andre berusaha memberikan solusi.

" Itu sudah dilakukan, namun sejauh ini belum ada investor lain yang tertarik." Jawab Dendi takut-takut.

Andre menganggukkan kepalanya, dan kembali berpikir.

"Engh... Lalu, pabrik yang di Bogor pun sudah tiga hari ini tidak beroperasi."

Belum juga Andre menyelesaikan masalah, kini masalah lain telah datang.

"Bagaimana bisa ?" Tanya Andre dengan paniknya.

"Supplier tidak mengirimkan bahan baku sehingga proses produksi tidak dapat dilakukan, dan hari ini para karyawan mulai berdemo karena tidak ada kejelasan apa yang harus mereka lakukan."

"Siaaalllll !!!!" Maki Andre sembari melemparkan apa saja yang bisa ia raih dengan tangannya.

"Pasti ada dalang di balik semua ini," gumam Andre seraya menundukkan kepalanya dan memijit pelipisnya yang terasa nyeri.

"Dendi siapkan semua yang di butuhkan kita berangkat kesana,"

"Ba... Baik pak," jawab Dendi yang kemudian undur diri.

"Eh jangan lupa kirim seseorang ke apartemen aku, ajak Amanda untuk mencari mobil yang ia inginkan." Ucap Andre pada asistennya itu sebelum ia menghilang dari balik pintu.

Andre duduk di meja kebesarannya dengan kepala tertunduk. Entah bagaimana reaksi keluarganya mengetahui kondisi perusahaan yang seperti ini. Andre yakin keluarga Sabina ikut andil dalam masalah ini. Mulia Groups adalah perusahaan yang jauh lebih besar dari miliknya dan sangat berpengaruh. Tapi Andre tak akan tinggal diam. Ia akan berjuang untuk mengembalikan perusahaannya menjadi seperti semula.

***

Tepat seperti dugaan Gibran hari ini jumlah pasien meningkat dari hari biasanya.

Pada hari normal ia akan membuka praktek selama 2 jam namun hari ini memerlukan waktu lebih lama lagi padahal setelah istirahat siang Gibran harus mendatangi klinik kecil di pinggiran kota tempat ia membuka praktek pribadi.

Tempatnya hanya di ruko biasa tapi Gibran merasa nyaman disana. Ia ingat berapa kali Amanda menyuruhnya berhenti karena klinik itu tak menghasilkan banyak uang.

Bagaimana bisa menghasilkan banyak uang ? Gibran hanya memberikan tarif sebesar 50 ribu rupiah sudah termasuk obat. Belum lagi pasien yang benar-benar tidak memiliki uang akan membayarnya dengan hasil bumi seperti buah pisang atau lainnya.

Ada alasan di balik semua yang Gibran lakukan. Ia teringat ketika masih kecil dirinya sering sakit karena asupan gizi yang tidak maksimal. Ada seorang dokter di kampungnya yang amat sangat baik hati. Ia akan memberikan vitamin atau obat secara cuma-cuma pada orang yang membutuhkan namun tak mampu untuk membayar. Dan dari sanalah Gibran bertekad untuk menjadi seorang dokter yang dapat membantu masyarakat kecil seperti dirinya.

Dan ada satu hal yang sangat unik bahwa sudah menjadi sugesti masyarakat bila sakit apapun kemudian ia bertemu dokter maka sakitnya akan membaik. Seperti yang Gibran lakukan saat ini memberi sugesti baik bagi para pasiennya padahal obat yang ia berikan hanya obat generik tapi tak sedikit pasiennya yang sembuh dan akhirnya menjadi berlangganan sehingga tak mungkin bagi Gibran menutup prakteknya begitu saja.

Jam menunjukkan pukul 11, Gibran pun bersiap meninggalkan rumah sakit. Ia mengambil benda pipih yang berada di dalam laci. Selama praktek tadi tak sekalipun Gibran mendapatkan kesempatan membuka ponselnya.

Terdapat banyak panggilan tak terjawab dari ibunya, Gibran pun merasa bersalah.

Tak hanya menelpon, ibunya juga mengirimkan pesan.

"Gibran, ibu menghubungimu berulang kali tapi sepertinya kamu sedang sibuk. Ibu tahu kamu sudah pulang dari bulan madu. ibu akan datang ke Jakarta untuk mendengarkan tentang pernikahan dadakanmu dan juga ibu ingin bertemu istrimu,"

Gibran meraup wajahnya frustasi, bukannya ia tak senang akan kedatangan ibunya tapi watak ibunya yang keras dan tegas sangat bertolak belakang dengan Sabina yang lembut. Gibran takut Sabina menolak bertemu dengan ibunya. Gibran tak langsung membalas pesan itu ia akan terlebih dahulu berbicara dengan Sabina.

***

Amanda telah berada di salah satu dealer mobil mewah di Jakarta. Dengan angkuhnya ia berjalan mengelilingi toko mobil itu. Amanda menginginkan sebuah mobil sedan dengan logo bintang berwarna merah. Mobil yang sama yang digunakan oleh Sabina.

"Nyonya Amanda mobil yang anda inginkan ada namun ini keluaran akhir tahu kemarin, untuk yang terbaru harus inden beberapa bulan." Jelas pegawai di dealer itu.

"Saya gak peduli, pokonya saya mau yang masih baru yang bisa di pakai dalam waktu dekat."

"Baiklah saya mengerti, akan segera saya proses." Jawab pegawai itu.

Amanda tersenyum puas, kini ia bisa memiliki apapun yang Sabina punya.

"Bahkan aku memilikinya dari kekasihmu, Bina." Gumam Amanda sembari tertawa puas. Semua orang yang berada di sana memperhatikan Amanda dengan terheran-heran.

Ya Amanda lebih dulu mementingkan kepentingan pribadinya daripada mengurusi ibunya yang tengah kesusahan dan entah berada dimana.

Begitu juga Andre yang kini menghadapi banyak masalah besar di perusahaannya. Amanda tak mau peduli.

***

Gibran tiba di rumahnya ketika hari sudah berganti gelap. Sabina sendiri yang membukakan pintu untuk suaminya itu.

"Selamat datang, aku senang kamu udah pulang" ucap Sabina menyambut kedatangan Gibran.

Sebuah senyuman terukir di wajah Gibran mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Ayo cepat mandi dan ganti baju. Aku udah masak buat makan malam,"

"Mmm baiklah, tunggu sebentar."

Beberapa menit kemudian Gibran sudah mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di ruang makan. Ia menemani Sabina yang tengah menyiapkan makan malamnya.

"Bagaimana harimu hari ini ?" Tanya Sabina ketika ia telah duduk berhadapan dengan semuanya itu.

Gibran pun dengan suka hati bercerita apa saja yang ia lakukan termasuk bercerita tentang ibunya yang akan datang ke Jakarta untuk menemuinya juga Sabina.

"Tapi ibu orang yang sangat tegas, Bina. Pasti pengaruh dari cara ia membesarkan aku seorang diri. Satu tahun aku berhubungan dengan Amanda tapi tak bisa membuat ia dan ibuku menjadi dekat. Amanda tidak menyukainya." Jelas Gibran dengan tersenyum kecut.

"Iya tidak apa-apa, kita kan belum mencoba bertemu dengannya jadi jangan pesimis dulu. Lagian kalau ibu mau marah juga wajar, seharusnya setelah menikah kita yang datang padanya bukan sebaliknya." Jawab Sabina dengan tenangnya.

"Jadi kamu yakin mau bertemu Ibuku ?" Tanya Gibran memastikan.

"Tentu saja mau," jawab Sabina tanpa ragu.

To be continued...

Thank you for reading ❤️

Terpopuler

Comments

Nartadi Yana

Nartadi Yana

wah ibunya pasti bakalan nyaman ketemu bina

2023-08-06

0

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Duhhhh Bina terlalu baiiiik sekali, bagaimana bisa Gibran tidak jatuh cinta ???

2023-03-13

0

🌈Yulianti🌈

🌈Yulianti🌈

ibu mu pasti suka sama Sabina Gibran GK kyk Amanda okabe

2023-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Menjelang Pernikahan
2 Akad Nikah
3 Malam
4 Malam ( 2 )
5 The Morning After
6 Kesepakatan
7 Bulan Madu
8 Saling Menguatkan
9 Kembali Ke Jakarta
10 Lamunan
11 Makan Malam
12 Hari Pertama Di Dunia Nyata
13 Masih Di Hari Pertama
14 Memperhatikan
15 Bab Ke 15
16 Memperhatikan Dari Jauh
17 Tentang Rasa
18 Berusaha Saling Mengenal
19 Amanda
20 Jangan Jatuh Cinta Lagi
21 Tak Ada Yang Tahu
22 Marah
23 Sogokan
24 Kembali Bersama
25 Ibu Mertua
26 Kenyataannya
27 Kejutan
28 Bingung Judulnya
29 Patah Hati
30 Memutuskan
31 Memenuhi Pikiran
32 Kamu
33 Kamu (2)
34 Dan Itu Kamu...
35 Cinta
36 Gajian
37 Membatalkan
38 Makan Siang
39 Makan Siang
40 Terkuak
41 Pengumuman
42 Acara Amal 1
43 Acara Amal 2
44 Malam Setelah Acara
45 Yang Kemudian Terjadi
46 Sudah Sempurna
47 Membuktikan Ucapan
48 Perbuatan Bodoh
49 Marahan
50 Ancaman
51 Baikan
52 Gaun Keramat
53 Kesepakatan Baru
54 Kesepakatan Lain
55 Kangen
56 Dinner
57 Menyelesaikan Masalah
58 Masih Di Akhir Pekan
59 Akhir Pekan yang Lain
60 Ketemu Ibu
61 Sakit
62 Dua Garis
63 Pulang
64 Yang Kemudian Terjadi
65 Kamu Yang Meninggalkan Aku
66 Kesempatan
67 Setelah 1 Bulan Berlalu
68 Tanggung Jawab
69 Rahasia Kecil
70 Ancaman Sabina
71 Mangga
72 Rahasia Lainnya
73 Baby Shower
74 Iri
75 Ungkapan Perasaan
76 Bukan Jarak Yang Memisahkan
77 Pengakuan
78 Konsekuensi
79 Masalah Baru
80 Tersiksa
81 Masih Diselimuti Sunyi
82 Sesuai Kesepakatan
83 Tak Seperti Biasanya
84 Hasil Mesin Pencarian
85 Menjelang Satu Tahun
86 Tak Mau Mengerti
87 Menentukan Pilihan
88 Luapan Amarah
89 Penolakan Andre
90 Bertemu
91 Apa Yang Dituai
92 Your Second Best
93 Birthday Dinner
94 Aku Yang Bersalah
95 Bukan Mauku
96 Kejutan
97 Pengakuan
98 Selamat Hari Jadi
99 Masih Di Hari Jadi
100 Resah Yang Sama
101 Kedatangan Andre.
102 Menepati Janji
103 Sudah Memaafkan
104 Perasaan Hancur
105 Selamat Datang Athalla
106 Hadiah
107 Aku !
108 Aku Yang Akan Datang Padamu
109 Menghindari
110 Merasa Lebih Baik
111 Mencari Solusi
112 Tak Habis Pikir
113 Mengabaikan
114 My Only Love
115 Menjelaskan
116 Sudah Memutuskan
117 Impianku
118 Katakan Padaku
119 Tanda Cinta
120 Keindahanmu Hanya Milikku
121 The Finale
122 Bonchap 1 : Dr. Go
123 Bonchap 2
124 Bonchap 3
125 Bonchap 4
126 Bonchap 5
127 Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128 Bonchap 6
129 Last Bonus Chapter
130 Bonus Lagi
131 Pengumuman
132 Promo Novel
133 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Menjelang Pernikahan
2
Akad Nikah
3
Malam
4
Malam ( 2 )
5
The Morning After
6
Kesepakatan
7
Bulan Madu
8
Saling Menguatkan
9
Kembali Ke Jakarta
10
Lamunan
11
Makan Malam
12
Hari Pertama Di Dunia Nyata
13
Masih Di Hari Pertama
14
Memperhatikan
15
Bab Ke 15
16
Memperhatikan Dari Jauh
17
Tentang Rasa
18
Berusaha Saling Mengenal
19
Amanda
20
Jangan Jatuh Cinta Lagi
21
Tak Ada Yang Tahu
22
Marah
23
Sogokan
24
Kembali Bersama
25
Ibu Mertua
26
Kenyataannya
27
Kejutan
28
Bingung Judulnya
29
Patah Hati
30
Memutuskan
31
Memenuhi Pikiran
32
Kamu
33
Kamu (2)
34
Dan Itu Kamu...
35
Cinta
36
Gajian
37
Membatalkan
38
Makan Siang
39
Makan Siang
40
Terkuak
41
Pengumuman
42
Acara Amal 1
43
Acara Amal 2
44
Malam Setelah Acara
45
Yang Kemudian Terjadi
46
Sudah Sempurna
47
Membuktikan Ucapan
48
Perbuatan Bodoh
49
Marahan
50
Ancaman
51
Baikan
52
Gaun Keramat
53
Kesepakatan Baru
54
Kesepakatan Lain
55
Kangen
56
Dinner
57
Menyelesaikan Masalah
58
Masih Di Akhir Pekan
59
Akhir Pekan yang Lain
60
Ketemu Ibu
61
Sakit
62
Dua Garis
63
Pulang
64
Yang Kemudian Terjadi
65
Kamu Yang Meninggalkan Aku
66
Kesempatan
67
Setelah 1 Bulan Berlalu
68
Tanggung Jawab
69
Rahasia Kecil
70
Ancaman Sabina
71
Mangga
72
Rahasia Lainnya
73
Baby Shower
74
Iri
75
Ungkapan Perasaan
76
Bukan Jarak Yang Memisahkan
77
Pengakuan
78
Konsekuensi
79
Masalah Baru
80
Tersiksa
81
Masih Diselimuti Sunyi
82
Sesuai Kesepakatan
83
Tak Seperti Biasanya
84
Hasil Mesin Pencarian
85
Menjelang Satu Tahun
86
Tak Mau Mengerti
87
Menentukan Pilihan
88
Luapan Amarah
89
Penolakan Andre
90
Bertemu
91
Apa Yang Dituai
92
Your Second Best
93
Birthday Dinner
94
Aku Yang Bersalah
95
Bukan Mauku
96
Kejutan
97
Pengakuan
98
Selamat Hari Jadi
99
Masih Di Hari Jadi
100
Resah Yang Sama
101
Kedatangan Andre.
102
Menepati Janji
103
Sudah Memaafkan
104
Perasaan Hancur
105
Selamat Datang Athalla
106
Hadiah
107
Aku !
108
Aku Yang Akan Datang Padamu
109
Menghindari
110
Merasa Lebih Baik
111
Mencari Solusi
112
Tak Habis Pikir
113
Mengabaikan
114
My Only Love
115
Menjelaskan
116
Sudah Memutuskan
117
Impianku
118
Katakan Padaku
119
Tanda Cinta
120
Keindahanmu Hanya Milikku
121
The Finale
122
Bonchap 1 : Dr. Go
123
Bonchap 2
124
Bonchap 3
125
Bonchap 4
126
Bonchap 5
127
Bukan Update Ya, Tapi Mohon Dibaca
128
Bonchap 6
129
Last Bonus Chapter
130
Bonus Lagi
131
Pengumuman
132
Promo Novel
133
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!