Dirga mulai membuka matanya, kesadaran pria itu sedikit demi sedikit berangsur kembali dan melihat ke arah ranjang yang sudah kosong, kemudian terdengar suara gemericik air di dalam kamar mandi.
"Pagi sekali dia bangun." Gumam Dirga.
"Drrt... Drrtt..."
Dirga meraih ponselnya yang ada di atas meja, dan mengangkatnya.
“Tuan, rumah anda sudah siap, apa perlu saya mengantar anda?" Tanya Felix.
"Tidak perlu, mobil ku masih di sini." Jawab Dirga.
Kemudian Dirga mematikan ponselnya, tak berapa lama Nindya pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk lilitan yang sedikit kecil.
Nindya sedikit membungkuk kan badannya mencari-cari baju di dalam tas jinjing, membuat paha mulus yang ramping itu benar-benar tertuju pada mata lapar Dirga.
"Dia sengaja menggodaku?" Kata Dirga lirih.
Dada Dirga naik dan turun beradu dengan nafas yang tiba-tiba panas, segala urat syaraf pria itu seketika menegang, semalaman ia berjuang mati-matian menghindar, dan memilih untuk tidur di sofa tanpa kenyamanan sedikitpun tapi sekarang justru paha atas itu seolah di hidangkan padanya..
"Terserah! Itu yang para orang kampung inginkan, dan hubungan ini sekarang bukanlah zina." Kata Dirga yang kemudian berdiri, pria itu berjalan dengan mantap menuju kamar.
Dirga membalik tubuh Nindya dengan kasar untuk menghadapnya, membuat gadis itu terkejut dan membelalakkan matanya.
"Tuan..." Kata Nindya tak bisa melanjutkan kalimatnya.
Dirga mencium dan merengsakkan lidahnya masuk ke dalam mulut Nindya, mencengkram tubuh kecil Nindya ke dalam tubuh besarnya.
Perlakuan itu membuat Nindya memberontak.
"Ingat Nindya, kamu akan berdosa saat menolak suamimu!"
Kalimat itu Dirga bisikkan dengan lirih dan sembari melumaat cuping Nindya, seketika itu juga membuat hujaman tajam ditelinga Nindya, hingga menghunus ke rongga hati bak pedang yang membelah dadanya, dan seketika itu juga perut nya terasa mulai mulas karena gugup dan takut.
"Benarkah, aku berdosa saat menolak dan tidak mau melayaninya?" Batin Nindya dengan tubuh yang bergetar.
Dirga melucuti handuk yang melilit di tubuh Nindya hanya dengan satu kali sentakan saja, dan membaringkan gadis itu di atas ranjang, memperhalus gerakannya saat berada di atas Nindya.
"Tok... Tok... Tok..."
Terdengar suara pintu di ketuk namun Dirga tak memperdulikannya.
"Tok... Tok... Tok..." Pintu diketuk lagi.
“Tu-tuan Dirga ada tamu..."
Dengan malas dan sangat tidak suka paginya di ganggu Dirga segera berjalan ke arah pintu, ingin rasanya pria itu memaki orang yang berkali-kali mengetuk pintu kamar hotelnya.
Sedangkan Nindya dengan buru-buru memakai handuknya lagi, melilitkannya dengan asal, dan menyambar pakaian seadanya yang ada di dalam tas kemudian berlari ke kamar mandi.
"Maaf Tuan, saya mengantar layanan sarapan pagi anda..." Kata seorang pelayan sembari mendorong meja troley.
"Hm..." Jawab Dirga singkat.
Setelah sang pelayan pergi, Dirga kembali ke kamar namun Nindya sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.
"Dimana dia..." Dirga melihat ke arah kamar mandi dan berjalan dengan langkah cepat.
Pria itu berusaha membukanya namun di kunci dari dalam.
"Nindya! Kamu sedang apa, aku mau mandi!" Teriak Dirga.
"Sa... Saya sedang pakai baju, sebentar lagi." Teriak Nindya.
Dirga melenguhkan nafas nya dengan kesal dan menendang kursi di dekat ranjangnya.
Tak berapa lama Nindya keluar memakai dress berwarna kuning dengan corak bunga yang berwarna merah, sangat cocok dengan tubuhnya yang kuning langsat dan bersih.
Dirga yang sedang memainkan hape nya sembari berbaring di atas ranjang melihat bagaimana sikap Nindya canggung dengan selalu menurunkan dress nya.
"Pakaianmu tidak akan bisa melar Nin, walaupun kamu turunin begitu terus." Sahut Dirga yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
"Dia cantik ketika memakai pakaian yang bersih..." Batin Dirga dan menyalakan shower.
Nindya masih duduk menunggu Dirga menyelesaikan mandinya untuk sarapan bersama, sembari memainkan hape, ada pesan masuk dari Dino.
Beberapa saat kemudian dengan langkah santai Dirga keluar kamar dengan memakai pakaian casualnya, celana pendek dengan kaos berkerah berwarna putih berjalan mendekati Nindya.
Pria itu melihat Nindya tersenyum saat memainkan hapenya, membuat Dirga penasaran dan merebut hape milik Nindya.
"Sarapan dulu... " Kata Dirga sembari menyimpan hape itu di dekatnya.
Suasana sarapan cukup tegang karena Dirga terlihat sedikit kesal, rahang dan matanya terlihat ketidak sukaannya ketika pria itu mengecek hape Nindya.
"Kamu harus tahu batasan Nindya. Kamu harus ingat, segala sesuatu menyangkut dirimu harus dengan persetujuanku."
"Tapi... Bukannya anda bilang pada saya, jika pernikahan ini tidak akan membuat hubungan kita menjadi suami-istri yang seperti seharusnya?"
"Meski begitu apa kamu akan bertindak semaumu?" Tanya Dirga.
Nindya merenungkan semua perkataan Dirga, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tapi... Saya tidak akan mengganggu kehidupan pribadi anda, bukankah sebaiknya tua dirga juga begitu pada saya?"
"Apa hukumanku belum cukup Nindya? Kamu mencoba mendikte ku lagi?"
"Tidak Tuan...”
Dirga memasang badan tegap.
“Maafkan saya... Saya akan menuruti semua perintah anda..." Sahut Nindya dengan cepat dan menundukkan kepalanya.
Setelah selesai sarapan, mereka mengemasi barang-barang dan check out dari hotel, Dirga menyetir mobil melaju ke arah pabrik karena rumah mereka memang satu kawasan dengan pabrik, hanya lebih sedikit menjauh dan tidak dalam satu area pemukiman padat penduduk.
Saat melewati pabrik Nindya sempat melihat dan ada rasa rindu ingin segera kembali bekerja, Nindya memang gadis ulet yang tidak suka berdiam diri, namun masalah yang menimpanya bertubi-tubi membuatnya harus mengalah dan menerima keadaannya sekarang.
Mobil sampai di depan pintu gerbang yang cukup besar, Dirga membunyikan klakson dan seorang satpam paruh baya dengan jaket dan sarung melingkar di bahu membuka kan pintu.
Sesaat yang lalu Nindya kagum dengan kekuasaan dan betapa berpengaruhnya Dirga, pria itu memiliki kekayaan yang tidak bisa di ragukan lagi.
"Turun dan kamu bisa memilih kamarmu sendiri." Kata Dirga yang juga keluar dari mobil.
Nindya turun dari mobil dengan takjub, bagi Nindya rumah yang akan ia tempati sangatlah mewah. Gadis itu berlari di belakang Dirga, dress nya sedikit bergoyang tertiup angin.
~bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
pat_pat
padahal udh bagus sm Nindya loh
2021-10-21
1
Nonie Fidding
no buat alexa.. yes buat nindya
2021-10-15
0
idawati
masih kurang lu dir punya nindya!!!!
2021-10-15
0