Masih tentang Malam

Happy Reading 😊

Malam itu Fanny sedang memoles wajahnya dengan make up natural, sepertinya kali ini dia harus sedikit merubah penampilan-nya agar terlihat semakin cantik dan bersinar meskipun sebenarnya dia sudah sangat cantik.

Tapi Fanny tidak menampik bahwa setelah menikah dia memang jarang sekali berdandan, Fanny akan berdandan kalau pergi keluar rumah saja.

"Mungkin Karena hal ini juga Harry berpaling dariku, dasar pria br3ngs3k!!" Maki Fanny pada suaminya.

Dia sama sekali tidak menyangka akan di khianati seperti itu oleh Harry, padahal selama menikah Fanny berusaha mencintai Harry dengan sepenuh hatinya.

"Harry, sebentar lagi kamu akan merasakan bagaimana rasanya di campakan!" gumam Fanny tersenyum sinis.

Fanny telah mempelajari hal yang terkait tentang masuknya seorang pelakor dalam rumah tangga itu karena apa saja, hampir semuanya dia mengerti.

"Perfect!" ucap Fanny saat melihat dirinya di pantulan cermin itu.

Setelah video call malam itu Fanny langsung menonaktifkan ponselnya, dia membeli ponsel baru untuk menghubungi Franklin.

Ya, dia dan Franklin memang berencana akan membalas penghianatan Harry dan Yolanda, bukan dengan melakukan hal yang sama tapi ini rencana yang sudah di susun matang oleh Franklin.

Setelah itu Fanny pergi menemui Franklin di sebuah cafe yang tidak jauh dari rumahnya itu.

Franklin sedang duduk di sudut cafe sambil meminum kopi hitam yang sudah di pesannya sambil menunggu Fanny.

Dia memang sudah kembali ke Washington DC karena memang urusan pekerjaan nya sudah selesai. Tapi Harry dan Yolanda belum kembali padahal mereka hanya bersenang-senang saja di kota X itu karena memang sebenarnya urusan mereka juga sudah selesai.

Fanny yang mengetahui semua kebohongan Harry itu hanya bisa menahan sesak di dadanya, rasanya dia begitu bodoh karena selama ini di bohongi oleh suami dan sekretaris nya.

"Sialan kau Harry!!"

Franklin hanya bisa mengumpati pria itu berkali-kali, seandainya Fanny sudah mengizinkannya untuk memukuli Harry pasti langsung di lakukan saat ini juga.

Tapi Franklin juga tidak mau gegabah, dia tahu kalau ia tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain. Tapi nyatanya wanita itu bukan orang lain melainkan wanita yang masih sangat di cintainya.

Pria itu tulus membantu Fanny yang sedang dalam masalah rumah tangganya. Tentu saja karena dia tidak terima melihat wanita yang masih sangat di cintainya itu di sakiti seperti ini.

"Apakah sudah lama?" Franklin mendongak dan tersenyum lembut ke arah suara wanita yang terlihat sangat cantik itu.

"Lama sekali sampai kakiku sudah kesemutan sedari tadi," jawab Franklin asal.

Fanny terkekeh mendengar jawaban pria yang memang selalu bersikap seenaknya saja.

"Bagaimana dengan rencana kita?" tanya Fanny berubah serius.

"Rileks Fanny, jangan terburu-buru, sebaik kamu pesan minuman agar tenggorokan mu tidak kering," Fanny mendengus mendengar ucapan pria yang masih terlihat tampan seperti dulu.

"Hiks, hiks, aku sudah sangat rapuh, rasanya ingin segera menyiramkan air keras ke arah mereka, kalau boleh membunuh seseorang akan langsung ku habisi dua penghianat itu," Fanny mengeluarkan air matanya yang sedari tadi dia tahan.

"Sudahlah jangan cengeng, air matamu itu tidak pantas untuk kamu keluarkan hanya demi pria seperti Harry," Franklin menyentuh bahu Fanny dan mengelusnya pelan.

"Tapi dia suami ku, tentu saja aku sangat sakit di perlakukan seperti ini, rasanya ingin sekali membunuh mereka!!" Franklin menatap iba wanita cantik itu.

Seandainya dulu kamu memilih ku pasti kamu tidak akan pernah menangis, aku akan membahagiakan mu Fanny. Batin Franklin sendu.

"Dia memang tidak pantas untukmu Fanny, aku sudah menyelimuti keberadaan mereka yang masih di kota X, apa kita kesana atau kamu menunggu kepulangan suamimu?" tanya Franklin.

"Aku tidak mau ke sana, akan ku tunggu dia di rumah, lihat saja apa yang akan kulakukan pada pria br3ngs3k itu, aku akan membuat nya tergila-gila padaku kemudian akan ku buang begitu saja, jangan lupa dengan seluruh aset perusahaan yang akan ku rebut, ku pastikan dia akan menjadi gelandangan bersama sekretaris jalangnya itu!" ucap Fanny dengan mata menyala seakan mengibarkan api perang untuk membuat Harry jatuh ke dalam jurang yang paling dalam.

"Ya bagus, seperti yang aku harapkan," jawab Franklin singkat kemudian meminum kopinya lagi.

"Apa kamu mau mengajak ku jalan-jalan sebentar?" ucap Fanny tanpa menatap Franklin.

Franklin tersenyum senang mendengarnya, tentu saja dia tidak akan menolak ajakan wanita pemilik hatinya itu.

###

Di kota X.

Harry berkali-kali menghubungi ponsel istrinya tapi masih tetap tidak aktif, sejak kemarin malam nomer Fanny memang tidak bisa di hubungi lagi.

"Sial! kenapa Fannu mematikan ponselnya!"

Yolanda yang melihat hal itu ikut merasa kesal karena pikiran Harry selalu saja kepada istrinya. Niat nya mengulur waktu 3 hari untuk bersenang-senang dengan atasannya itu tapi sepertinya dia menjadi kesal sendiri melihat Harry yang seperti kebakaran jenggot.

"Kita pulang besok pagi, aku takut terjadi apa-apa dengan Fanny, lihatlah nomernya tidak aktif dari kemarin malam!" Yolanda langsung bangun dari atas ranjang mendengar ucapan Harry.

"Kenapa sih kamu mikirin Fanny terus, bukankah kamu janji akan bersenang-senang di kota X denganku tapi kenapa sekarang kamu malah mau pulang, sudahlah pasti Fanny baik-baik saja, tidak perlu cemas sayang, sekarang kamu hanya boleh memikirkan tentang ku saja," Yolanda mengalungkan tangannya ke leher Harry dan mencium bibir pria itu.

Harry yang juga sedang di buat pusing oleh Franny akhirnya menyerah dengan sentuhan dari Yolanda yang selalu memabukkan itu.

Dan pada akhirnya Harry hanya bisa pasrah merasakan kenikmatan yang di berikan oleh Yolanda yang berada di atasnya itu dengan bergerak naik turun dengan tempo cepat.

###

Pagi itu di sebuah kamar, seorang wanita yang tidak lain adalah Fanny membuka matanya karena terpaan sinar cahaya yang masuk ke dalam celah korden jendela.

Wanita itu merasakan kepalanya yang sedikit pusing akibat minuman yang tadi malam dia nikmati bersama bersama Franklin.

Fanny berusaha duduk tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di perut rampingnya itu.

Deg.

Franklin!!

Fanny menoleh melihat pria itu terlelap di sampingnya, diapun membuka selimut dan melihat keadaan nya tanpa sehelai benang yang melekat di tubuhnya begitu juga dengan Franklin.

"Ya Tuhan, apa yang telah ku lakukan tadi malam? aku benar-benar tidak mengingat nya," gumam Fanny membuat Franklin membuka matanya.

"Sudahlah tidak perlu di ingat, sekarang sebaiknya kamu mandi dulu, aku juga harus segera pergi ke kantor," ucap Franklin melihat jam di pergelangan tangannya.

"Apa yang terjadi Franklin?" Fanny masih berusaha bertanya pada pria itu.

Franklin duduk dan mengecup bibir Fanny sekilas.

"Kalau kamu tidak mau mandi, aku akan mandi dulu," Franklin bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan sejuta tanya di benak Franny.

Bersambung.

Jangan ada yang membuly Franklin dan othor ya 🤧🤧🤧 kn othor sibuk jadi upnya terlambat 🙏🙏

Mana nih bunganya 🌹🌹🌹

Nanti up lagi deh🥰🥰

Terpopuler

Comments

suyetno

suyetno

sama aja apa bedanya Fanny sm yolanda iss#sssss

2025-02-12

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

pda minim akhlak smua pemeran nya

2023-01-18

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat kak

2022-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!