“Eh .... Ini tugas kamu tau gak, di mana-mana gak ada itu, majikannya yang memohon pada pembantu, untuk mengerjakan pekerjaan rumah” Wajah Bastian
kesal. Walau merasa kesal Namun, lelaki berkulit putih itu mengerjakan dengan setengah hati , seminggu ke depan ia akan melakukan itu,
“Apes bangat sih hidupku, dapat pembantu kayak dia, seumur hidup baru kali ini aku cuci piring” kata Bastian mendumal.
"Awas kamu janus aku akan membalas semua ini,"
ucap Bastian melirik ke arah ruang tamu, di mana Rara duduk santai seperti bos, sedangkan bos sesungguhnya mencuci piring di dapur, semua itu bisa terjadi karena Bastian kalah dalam permainan kartu malam itu
Besok paginya Bastian sudah bangun ia sudah siap memulai rencana,
Ia mulai rencana pembalasan pada Rara, bahkan tidak berangkat kerja hari itu,
"Mari kita mulai . sepertinya, kamu harus diberi dulu pelajaran kecil biar bisa mengerti" ucap Bastian licik
Kebiasaan Rara setelah bagun, Bastian sudah tahu, bahkan sudah hapal. kebiasaan itu
Bangun pagi, ia akan duduk di bangku di balkon malas-malasan lima menit, ia bangun, bangun tarik nafas, merenggangkan otot-otot tangan, kaki dan otot-otot lainya.
Kali ini pun Rara melakukan ritual paginya, dengan tangan menggaruk segala sudut tubuhnya. mulai garukan di kepala, pundak, punggung dan terakhir perut,
Lalu ia menjatuhkan panggulnya, di atas kursi kayu, ber ukiran burung cendrawasih itu.
Tidak berapa lama, ia mulai mengerakkan panggulnya, tetapi sesuatu terjadi, susah untuk bergerak ada sesuatu yang merekatkan atara panggulnya dengan kursinya. Ia mulai menarik-narik berusaha keras, tidak berhasil , hingga ia menarik dengan sekuat tenaga.
Kreaaak ....!
“Apa ini? Ya robek ... ini memalukan." Ia menoleh kanan -kiri memegangi bagian belakangnya,
Hal yang tidak terduga terjadi, celana tidur yang di pakai tertinggal sebagian di kursi. Hanya bagian belakangnya
Untung kulit bagian belakang Rara tebal seperti kulit badak. Kalau tidak mungkin sudah ikut tertinggal di kursi itu barang kali.
“Apa ini ...?" Matanya menyelidiki bahan petaka yang merobekkan pakaiannya "Ini apa?"
Lempar batu sembunyikan tangan sepertinya, pepatah itu cocok untuk orang yang melakukan masalah itu. Dengan mulut menguap pura –pura baru bangun, Bastian keluar dari kamarnya , Ia melihat Rara panik dan berusaha menutupi bagian belakangnya yang kelihatan segede bola kaki bolongannya di belakang Rara.
“Ada apa?" tanya Bastian mendekati Rara.
“Jangan melihat, tidak ada –apa” Hara terus meringsek kearah tembok dan kabur ke kamarnya
Bastian tersenyum licik karena merasa berhasil memberinya pelajaran. Ia tidak sadar ada ungkapan bijak berkata; 'Siapa manabur angin., ia akan siap menuai badai' Bastian tidak tahu berhadapan dengan Rara, Ia menganggap enteng karena belum tau wanita itu,
pada hal ia beri julukan si biang Onar, the Monster wanted panggilan itu ia dapat dari kampusnya. Mulutnya terkadang pedas
Rara sudah berganti pakaian, ia datang terlihat santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
“Lu gak kerja?” tanya Rara menatap bosnya.
“Eh,berhentilah ngomong lu-gue samaku, aku gak suka," ucap Bastian, memberi nasehat pada Rara
“Iye, iya itu aja jadi masalah."
“Satu lagi jangan menyentuh barang-barang ku, aku paling tidak suka barang di sentuh orang”
“Barang lu. Eh ... maksudku barang kamu yang mana? “ Mencoba meralat kata lu walau susah karena gaya bahasa itu sudah mendarah daging. Harap maklum karena Rara hidup di lingkungan Betawi yang suka bicara ngegas tetapi hati mereka baik.
“Semuanya, Jangan deketin tempat fitness ku, meja computer, barang-barang koleksiku," pinta Bastian
“Ribet bangat hidup lu, nyantai aje kenape sih, ini itu gak boleh, padahal lu mati ntar gak bakal lu bawa itu barang” kata Rara menyambar remote TV
Lagi-lagi Bastian geleng-geleng kepala melihat sifat pembantunya.
“Saya tipe laki-laki yang tidak-"
“Iye gue paham orang kayak dah," ucap Rara
“Maksudnya apa?” Wajah Bastian tidak terima di rendahkan lagi, Ia merebut remote dari tangan Rara.
“Ckkk, iye gue paham sifat orang kaya kayak Lu."
“Maksud kamu, apa?" tanya Bastian yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan Rara yang sok tau segalanya.
Kali ini mata Rara menatap Bastian, dari atas sampai ken bawah
“Kembalilah kejalan yang benar Bung" ucap Rara kemudian.
“Apa maksudnya?" Wajah Bastian kaget, karena Rara menganggapnya manusia setengah jadi.
“Ia karena temanku juga banyak orang-orang seperti kamu”
“Kamu pikir aku bencong? Wajah Bastian memerah, menahan amarah karena baru kali ada wanita yang berani menyebutnya bencong. Selama ini, ia dipuja-puja karena ketampanannya dan orang pemberi rezeki alias atm berjalan sama teman-teman wanitanya.
“Dengar iya ...! aku bukan orang yang seperti yang kamu pikirkan, gila apa kamu berpikir aku seperti itu, aku ini lelaki tulen." ucap Bastian.
"Hanya lihat sekali, gue bisa tau," Rara dengan yakin.
"Penampilan yang cantik sering ke salon melakukan perawatan tubuh, itu menggelikan, menurutku, dan kamu sering melakukanya," Rara merasa bergelidik dan merinding
“Apa maksudmu?” tanya Bastian ia mencoba bersikap tenang. "Kamu tidak suka lelaki yang bersih?” Bastian menatanya dengan serius.
“Bersih, ya tentu suka suka, tapi bersih itu ada tipenya, kalau untuk laki-laki pakaiannya bersih wangi menurut gue, itu hebat, dan sudah cukup. Tapi, kalau laki-laki melakukan perawatan ke salon, facial, manicure dan pedikure itu menggelikan," ucap Rara mengedikkan bahunya lagi, tanda merasa geli.
Bastian merasa tertampar dengan penuturan Rara, ia pikir selama ini semua wanita menyukai apa yang ia lakukan pada wajah dan tubuhnya, ia berpikir karena ia aktor, makanya menjaga penampilan agar tetap bersih
“Bukannya bagus bersih?" tanya Bastian dengan volume suara mengecil.
“Iya ... tapi kalau sudah sampai melakukan perawatan ke salon gue merasa jijik, merasa ia tanda ...." Rara jua jarinya dengan menggambarkan tanda kutip.
Bastian diam, memikirkan apa yang di diucapkan, Rara . Karena semua itu ada pada dirinya Bastian
“Gue tidak menyukai laki-laki seperi itu, walau dikasih gratis “ kata Rara merendahkan.
“ Gue suka laki-laki ber otot gede seperti artis : Serkan Cayoglu Aktor Turki, Jichang-wook dan Rain dari Korea selatan , dari dalam Negeri kita. Aku suka Aktor Chiko Jerikho, Hamis daud, Mario lawalata.
Mereka semua keren dan paling gila otot-otot itu bikin gak nahan."
“Aku juga aktor kamu gak tau ?” tanya Bastian , ia tidak terima saat Rara tidak memasukkannya dalam daftar orang tampan, versi Rara.
“Iya kamu aktor, tapi aku tidak suka akting mu dan pembawaannya, tidak enak dilihat, terkadang akting mu, tidak dari hati terlalu dibuat-buat dan kesannya jadi memaksa," ucap Rara, bicara blak-blakan sudah ke biasanya.
"Tapi bagaimana teman-temanmu melihatmu ,apa mereka tidak Bicara apa –apa gitu padamu?” tanya Rara menatap Bastian.
“Apa maksudmu?” Bastian menatapnya dengan tatapan serius.
“Maksudnya .... Apa mereka tidak pernah bilang kalau lu itu aktingnya aneh?”
“Siapa mau bilang begitu? Lagian apa maksudmu ngatain aku aneh?" Wajah Bastian semakin menegang.
“Begini loh ... kadang kita harus menerima kritikan dari orang lain yang tulus mengkritik membangun bukan yang julid, agar kita bisa tau, mana kekurangan kita, untuk diperbaiki kedepannya yang gue lakukan ini bukan hinaan ambil positifnya. Jadi bahan perbaikan ," ucap Rara menasehati. Ia seperti seorang ibu yang menasehati anaknya,
Bastian terdiam, ia marah dengan apa yang dikatain Rara padanya, ia masuk ke kamar mandi.
Bastian, sakit hati dan tersinggung oleh kata-kata Rara, menatap dirinya di pantulan kaca kamar mandi,
Ia hanya melilitkan handuk di pinggangnya dan berpose layak bina ragawan
“Gue ber otot kok” ucap Bastian memutar- mutar tubuhnya mencoba mengeraskan otot-otot tangannya , walau cuman sedikit tonjolan yang terlihat
tapi Bastian tetap tersenyum bangga.
Bersambung ....
BANTU VOTE DAN LIKE KAKAK AGAR VIWERS NAIK KASIH KOMENTAR TENTANG cERITA INI
TERIMAKASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Sazia Almira Santoso
kok jadi berayem teros kayak suami isteri aja
2021-10-24
0