“Kita harus bicara," ucap Bastian dengan nada tegas, berpikir wanita itu akan takut, setidaknya minta maaf padanya.
“Bicara, bicara saja," sahut Rara tidak ada raut takut sedikitpun, justru berpikir ingin memberi bocah kaya yang sombong itu pelajaran.
“Hei, saya majikan kamu di sini!”
“Terus ....?" Dengan gaya tangan melipat di dada berdiri di depan Bastian.
“Kamu harus tau aturan!”
“Lu juga harus punya aturan. Bocah! saya memang bekerja di sini
Tapi bukan berarti lu, bersikap seenaknya kayak tadi ,menyiram orang lagi tidur, paham Lu," ujar Rara tidak ada rasa takut sedikitpun di wajahnya.
“Iya saya hanya membangunkan kamu," ujar Bastian membela diri.
“Oh ... apa cara membangunkan orang seperti itu? Lu tau gak cara gue kasi minum ke orang ... ? begini." Rara menumpahkan kopi panas di paha Bastian, lelaki berwajah tampan itu, melompat-lompat kepanasan memenggangi junior kecilnya.
“Gila apa ...!" Pekiknya menahan sakit di pangkal pahanya sampai –sampai dedek juniornya ikut kepanasan.
“Begitu juga caraku, kasih orang lain minum kopi, apalagi bocah songong kayak lu.”
“ Dasar aneh! aku akan membawamu Ke penjara dasar nenek lampir!” teriak Bastian marah.
Baru kali ini Bastian Salim diperlakukan kasar seumur hidupnya.
“Ya, kita ketemu di penjara," jawab Rara santai.
“Baiklah! pelecehan atau kekerasan, hukumnya mana yang paling berat, iya?”
“Kamu ingin memeras saya”
“Eh bocah, uda punya KTP belum, sih?” tanya Rara tidak kalah marah.
“Apaaa? saya ini seorang aktor, saya juga pengusaha, masa belum punya KTP, gila apa kamu, pikir pakai otak!"
“Maka itu ... gue nanya ame Lu, kalau gue punya niat meras, uda dari minggu kemarin dilakuin, di mana bekas-bekas cakaran tangan lu masih membekas di badan gue dan bisa menjerat lu. Tapi, tidak melakukannya karena, gue tau lu lagi mabuk saat itu.
Jadi, Lu masih ada niat membawa ke kantor polisi ...? ayo!" Rara menantang balik.
“Kenapa jadi kamu yang marah-marah terus dari tadi? saya yang terluka di sini, harusnya saya yang marah!" Wajah Bastian benar-benar mengeras menahan kemarahan, lalu ia berkata lagi;
"Begini aja, berapa duit yang kamu inginkan? Saya akan berikan yang penting kamu enyah dari rumahku," ucap Bastian terlihat sangat kesal.
“Hadeeeh, gue uda bilang, tidak ingin uang Lu, gue hanya ingin tempat untuk sembunyi dari keluarga gue," ujar Rara.
“Saya tidak perduli" Wajah Bastian menegang tangannya masih memegangi pangkal pahanya yang terkena kopi panas, akibat perlakuan Rara.
“Baik, gue akan pergi, tidak butuh uang Lu, hanya ingin ke kantor polisi, gue tidak bisa menjamin, saat keluar dari rumah ini, tangan gue suka gatal mengotak –katik sesuatu. Nanti bisa-bisa kamu sudah masuk berita gosip."
“Kamu kenapa ngancam terus dari tadi! jangan berpikir saya ingin orang lemah. Kalau kamu tidak mau keluar, saya akan
keluar," ujar Bastian meninggalkan apartemennya, menahan rasa sakit dan rasa amarah yang mencapai ubun-ubun, ia selalu kalah berdebat dari Ara.
Ia meninggalkan Rara yang duduk santai di sofa. Kalau di tanya apa ia menyesal melakukannya jawabannya, pasti tidak.
Karena begitulah sikapnya keras dan mulut ceplos-ceplos. Tidak ada laki-laki yang berani dari dulu menjahilinya, kalau ada sudah pasti dihajar sampai babak belur.
Baginya, tidak perlu takut, kalau memang benar, ia akan bersuara kalau merasa itu salah, Rara orang yang pintar dan berani. Kali ini Ia berpikir kalau Bastian majikanya sudah pergi dan mungkin tidak akan balik lagi
“Tapi sepertinya aku harus mengurangi sedikit emosiku, ini berbahaya untuk isi kantong nantinya," ucap Rara, menarik nafas panjang dan menyelesaikan pekerjaan rumah.
Ia berpikir Bastian sangat marah atas perlakuan kasarnya tadi.
**
Dua hari sejak pertengkaran keduanya, majikan dan pembantu.
Benar saja, Bastian tidak pulang ke apartemennya. Rara mulai gelisah, ia takut laki-laki itu sudah menjual apartemennya dan itu artinya kontrak kerja yang ditanda tanganin tidak berguna lagi.
Hari keempat, akhirnya ia menyerah, ia berpikir akan keluar dari apartemen, tetapi sebelumnya Rara membereskan semuanya sebelum pergi meninggalkan apartemen Bastian.
Seperti nasehat emaknya yang selalu ia ingat, jangan pernah meninggalkan rumah keadaan kotor, bersihkan dahulu baru ditinggalkan, kebiasaan itu yang dilakukan sejak dulu. Rara mengepelnya dengan wangi lavender, seperti kesukaan yang punya rumah , posisinya Tubuhnya membelakangi pintu dengan gerakan mendorong mesin pel, tiba –tiba Bastian membuka pintu ia masuk seperti kebiasaanya, datang tak dijemput dan pulang tak diantar.
Tabarakan pun tidak terelakkan, panggul Rara menabrak bagian Inti Bastian. Rara memakai celana sangat pendek mirip kolor, ia tadinya berpikir hanya ia sendiri yang di rumah dan niatnya habis beres –beres, ia akan langsung mandi dan pergi.
Baju yang ia pakai juga hanya baju bertali satu berbahan rendah memperlihatkan bagian indah dari dadanya.
Rara membalikkan tubuhnya dengan spontan, karena ekornya menabrak seseorang, lantai licin membuat petaka baru, ia tergelincir menabrak tubuh Bastian kebelakang dan menimpah tubuh lelaki itu dengan posisi sangat cantik, siku tangannya, menimpa junior Bastian dengan kuat.
“Aaaauuh ... sakit gila.” Tangan mendorong siku Rara yang menimpa bagian berharga itu, bagian masa depan Bastian tersakiti
Lalu Rara mencoba berdiri lagi, tetapi lantai itu juga masih basah, Rara terhempas lagi dan penyiksaan kedua kali terjadi, sikut tangannya itu tepat mengenai buah ***** milik Bastian.
“Aaaah, sial." Bastian berteriak kesakitan, tangannya memegangi bagian bawahnya, dan wajahnya juga memerah menahan rasa sakit.
Demi apapun juga, lelaki itu mengalami hari yang sial. Segala kesialan beruntun dialami, dan yang paling tragis, dilakukan wanita yang bernama Rara yang tak lain asisten rumah tangga yang paling ia benci.
Ia meringkuk memegang pangkal pahanya,
“Maaf, gue gak sengaja," ujar Rara masih terduduk di samping Bastian yang masih meringkuk kesakitan.
Ia tidak tega melihat wajah kesakitan Bastian, Rara berjalan pelan-pelan mengambil batu es untuk meng kompres.
“Ini pakai ini, itu akan mendingan nantinya, maaf tidak sengaja," ucap Rara tulus.
“Uda sana, tidak perlu!" Bastian menyingkirkan tangan Rara dengan kasar, Tetapi jangan coba menganggap Rara lemah
“Eh, kalau Lu mati, gue akan jadi tersangka." Rara menempelkannya dan menahan tangan Bastian, ia melakukannya dengan paksa menempelkan batu es di bagian bawah Bastian.
"Aaah sakit gila." Bastian masih meringis.
“Diam lah! biarkan gue yang megkompresnya." Rara merentangkan tubuh Bastian.
“Sudah hentikan, sudah tidak apa-apa," ucap Bastian mendorong tangan Rara, ia merasa malu, lalu ia ingin berdiri, menjepit pangkal pahanya karena rasa sakit di bagian itu sangat menyakitkan.
“Aku harap itu berfungsi lagi," ucap Rara tanpa ada niat meledek, ia hanya mengucapkan rasa simpati dan rasa bersalah pada Bastian.
Tapi Bastian yang sedang marah dan menahan sakit, salah sangka dengan ucapan simpati Rara.
“Kenapa ...? kamu ingin mencobanya?”
“Tidak, tidak ada niat apa-apa hanya-"
“Sepertinya tante kesepian apa ingin mencoba kejantananku?" Potong Bastian, dengan nada marah.
" Dengar iya! Saya bukan bocah yang belum pernah bercinta, kamu terus saja merendahkan ku. Apa kamu ingin mencoba?" ucap Bastian dengan suara meninggi.
Membuat Rara berkedok kaget.
“Lu salah paham, tadi itu tidak ada niat" ucap Rara merasa menyesal karena salah berucap.
“Tidak! Saya tidak salah paham, hanya ingin buktiin sama kamu. Saya ini lelaki dewasa, bukan bocah ingusan seperti yang kamu selalu katakan padaku,"
ucap Bastian menatap Rara dengan tatapan menajam wajahnya dipenuhi amarah, ucapan Rara yang selalu menyebutnya bocah selama Rara di sana, ternyata membuatnya marah dan tersinggung.
"Gue tidak ada niat merendahkan, anggap saja hanya bercanda." Rara berdiri karena melihat Bastian bertingkah aneh dan wajahnya masih marah.
Tidak diduga, saat Rara berdiri, Bastian mendorong tubuhnya ke atas sofa, menahan tubuh Rara dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala, Bastian menekan tangannya dengan kuat,
"A-apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Rara dengan mata membelalak karena terkejut.
Bersambung ....
Tolong bantu Vote dan like Kakak! vote Masih dua author jadi lemas nih
Kasih komentar terbaik kalian di setiap Bab
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
N Wage
lanjut baca.
2024-06-14
0
zarra zetirra zenithia
semangat Author ceritanya bagus
2022-04-26
0
Unyil_unyu
kuntulll
2021-12-02
0