“Tunggu, Jadi itu tadi membuatmu gelisah seperti cacing kepanasan.” Erik menatapnya dengan tatapan penyelidikan, gayanya mirip detektif Konan.
"Apa dia wanita yang meragukan kejantanan?” Tanta Kenzo begitu penasaran
“Tidak ada, gue mau pulang duluan” Bastian tidak menghiraukan pertanyaan teman-temannya yang terus memburunya dan mengerumuninya bagai lalar, terus bertanya, berisik menanyakan siapa wanita yang berani meminta kartu kreditnya
Ia membiarkan teman-temannya berspekulasi sendiri. Bertanya sendiri dan membiarkan mereka menjawab sendiri juga, karena ia sendiri tidak punya jawaban yang tepat untuk ia berikan saat ini,
Kalau ia menjawab pembantu, pasti sudah ditertawakan. Tetapi kalau mengaku teman, mereka juga tidak percaya. teman-temannya, menatapnya dengan curiga padanya karena seluruh orang juga tahu, kalau ia digosipkan tidak menyukai wanita, Bastian yang yakin, akan jadi bahan buruan pemburu berita,
Mungkin sebentar lagi akan muncul wajahnya di berbagai berita gosip dan memberikan spekulasi berbeda-beda untuknya, Bastian.
‘Ini semua gara-gara wanita itu, awas aja nanti di rumah’ Bastian membatin kesal pada Rara. Ia mengumpat Rara dalam hatinya.
“Rara masih duduk santai untuk menghabiskan sisa makan yang ia pesan. Ia sudah siap nantinya untuk menerima kemarahan, dari Bastian sang majikan, berwajah tampan. ‘Harus banyak makan kalau ingin menghadapi pertempuran’ bisiknya dalam hatinya.
Setelah ia menghabiskan tiga macam menu makanan enak yang tidak pernah ia makan, ia berdiri untuk membayar, menyerahkan kartunya dan menepuk-nepuk perutnya yang sudah kenyang.
Sekarang tinggal memikirkan bagaimana menjawab serta menghadapi lelaki ia, sudah pasti akan memarahinya, ia merasa perutnya kekenyangan,
Benar saja, ia baru saja ia mau keluar dari pusat perbelanjaan . berniat untuk pulang . Majikannya, meneleponnya dengan suara hampir saja memecahkan gendang telinganya.
“Kamu masih, belum pulang!”
“Oh, aku sudah pulang kok.” Suara Ara dibuat halus
Lalu Rara menempelkan kartu kredit milik Bastian ke bibirnya sebagai ungkapan rasa senang. Kartu kredit The Black Card kartu yang diperuntukkan bagi orang –orang yang berkantung tebal. Hanya beberapa orang yang mampu memilikinya. Kartu kredit yang di sebut Amex Black Card yang eksklusif di keluarkan oleh American express itu, sekarang ada di tangannya.
Ia akan mendapat diskon yang besar untuk mendapatkan barang –barang bermerek bila menggunakannya, bahkan pemilik toko akan melayaninya bak ratu , jika sudah melihat kartu tersebut.
Tapi Rara kembali sadar, ia tidak ingin terlalu maruk, cukup untuk hari ini menghamburkan uang Bastian, si manusia milyarder itu.
Ia membuang segala keinginan daging dan pikirannya, lalu ia memutuskan untuk pulang, Rara memilih naik busway, namun sudah dua puluh menit ia menunggu, angkutan umum milik Negara itu tidak kunjung datang. Rara takut Bastian marah, maka ia memutuskan memesan kendaraan online lewat aplikasi di ponselnya.
Sebuah mobil berwarna hitam membawanya pulang,
Sepanjang perjalanan pulang Rara sudah memikirkan cara bagaimana supaya Bastian, tidak marah padanya nanti.
Ia sudah mengarang alasan untuk menghadapi, bosnya, mencari alasan yang tepat, ia bahkan bicara sendiri, untuk menghapal alasan yang tepat untuk menghadapi Bastian.
Sampai-sampai, bapak pengemudi meliriknya dengan tatapan bingung,
Ia berpikir Rara orang memiliki kelainan jiwa, karena sejak ia naik dan duduk Rara selalu berbicara sendiri mengoceh sendiri, tapi si bapak sepertinya sangat santun dan sopan ia memilih diam
Hampir satu jam, menyusuri jalanan ibukota, akhirnya kendaraan berwarna hitam itu berhenti di apartemen mewah di area Casablanca. Karena panik hampir saja ia melarikan diri tidak membayar ongkos.
“Hai neng belum bayar!” teriak si bapak dengan wajahnya bingung melihat yang turun hanya mengucapkan terimakasih. ‘Emang bisa bayar pakai ucapan terimakasih saja’ Pak supir berdiri di samping pintu kendaraan miliknya.
“Oh, iya ampun Pak aku minta maaf, kerena buru-buru.”
Rara mengeluarkan uang berwarna merah dua lembar walau ongkosnya sebenarnya hanya satu lembar berwarna merah, karana merasa nyaman sama si bapak, ia membayarnya 2x kali lipat hitung-hitung karena pelayanannya yang baik, ia juga memberinya bintang lima apresiasi untuk kinerja baik si bapak.
Karena beberapa kali ia naik kendaraan online sering kali tidak merasa tidak nyaman karena berbagai hal.
Contohnya; supirnya terlalu ingin tahu tentang kehidupan pribadinya, atau ia melirik-lirik dari kaca depan atau maksa ia, kasih kasih bintang lima
Tapi bapak itu, Rasa merasa nyaman tidak mengusiknya, dan tidak menatap dengan tatapan aneh-aneh. Bapak supirnya sudah lumayan berumur. ‘Mudah-mudahan si Bapak mendapat rezeki yang banyak malam ini’ bisik Ara dalam hati.
“Ini lebih Neng, ongkosnya han-“
“Anggap saja, aku memberi bapak tips lebih,” potong Hara, bersikap buru.
“Oh, terimakasih Neng,” ujar si bapak dengan wajah sumringah, tadinya wajahnya sedih, mungkin kerena orderan sepi barang kali.
“Sama-sama, Pak,” ujar Rara berlari meninggalkan si bapak supir online, dalam pikiran Rara saat ini hanya takut Bastian marah padanya.
Bersambung ….
Bantu Vote like dan klitbdan pavorit kakak masukkan ke rak buku, terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Sazia Almira Santoso
pasti betekar lagi
2021-10-24
0