Dengan berat hati dan bersikap pasrah, Rara menerima pinangannya Farhan.
lelaki yang sudah memiliki seorang anak, kehidupan perekonomiannya juga pas-pasan apalagi tampangnya lebih hancur lagi; buluk, dekil, bau lagi, hidup pula.
Karena pekerjaannya bagian pemotongan ayam di pasar dan Jualan sayur juga
Entah apa yang dipikiran Soimah dengan tega menikahkan anaknya, pada musuh bebuyutan Rara waktu kecil.
Farhan setahun lebih tua darinya, teman satu SD berteman SMP, setelah itu ia tidak sekolah lagi.
**
Malam itu terdengar keributan dalam kamar, Soimah bertengkar dengan babeh nya Rara.
“Ibu kok tega ngawinin anak pada orang kayak begituan? Aku tidak setuju, gak rela, tidak memberi restu.
Masa Rara kawin sama anak buluk begitu?
Ibu pikirkan ... !
Anak kita sehat Bu, dia tidak gila, tidak ada kelainan, Kenapa Ibu menjodohkan pada orang kayak begitu?
Aku menyekolahkan Rara dan mendapat pendidikan tinggi. Pada akhirnya menikahi anak berandalan seperti itu?" Pak Agus sangat tidak setuju.
“Gue sudah menerima lamarannya, hari pernikahan sudah ditentukan," ujar wanita itu bersikap acuh.
“Ibu, kenapa semena-mena begitu? Apa artinya aku kepala keluarga di rumah ini jika tidak bisa jadi pemimpin istri."
Rara sudah me memutuskan menerima pernikahan, Engkong Rara dan Babe Rara tidak setuju
“Rara lu yakin kawin ama si buluk itu?" tanya Sukma.
“Yakin gak yakin sih .... Emak gue yang maksa," ucap Rara dengan santai tidak ada rasa khawatir.
“Terus lu mau aja gitu?" tanya Sukma lagi.
“Ya kaleee ... gue nolak mak gue, yang ada gue dijadiin semur jengkol," ucap Rara.
“ Ne, iyeee .... gue saja yang nikah ama orang normal, kagak bahagia hidup gue. Nah .... Loh, kawin ama orang-orangan sawah kayak gitu .... Ape jadinya hidup lu, Ra," ucap Sukma terkekeh, ia meledek teman sepermainannya dari kecil.
“Gimana Lu ngerasa tenang dan bahagia, Lu beranak terus tiap tahun," timpal Rara balas ledekan Sukma, temannya, mempunyai banyak anak.
“Terus! anak Lu entar ama siapa?" Sukma menatap dengan serius.
"Paling tinggal ama Ibu di rumah emak, Babeh juga tidak bisa jauh dari itu anak."
“Lagian kenapa sih encing kepengen bangat nyuruh Lu kawin”
“Gue, nyusahin emak katanya."
“Lu kagak takut Ra, si buluk jadi suami Lu?"
“Ngapain takut, dia juga manusia' kan," jawab Rara enteng “Lama-lama bosan juga dengerin emak gue, ngoceh mulu tiap hari"
**
Akhirnya pernikahan Rara tiba, walau babe dan keluarga yang lain tidak menyetujuinya, Ibunya Rara tetap saja memaksakan pernikahan, ia seolah -olah ingin menyingkirkan Rara dari keluarganya, baginya anaknya itu seperti kotoran yang ingin disingkirkan.
Setelah acara adat betawi yang panjang lebar di lalui mulai dari:
-Ngelamar
-Bawa tanda putus
-Piara calon nona penganten
-Siraman dan tanggas dan sederet acara lainya Rara menjalaninya semuanya, ingin menuruti apa mau ibunya.
Semua acara itu ia ikuti , walau tidak setuju dan berat hati. Tetapi ia tetap melakukan Rara tidak mau kedua orang tuanya bertengkar karena dirinya.
Bahkan ibu Rara mengancam babe nya, bahkan malam ibunya masih sempat bertengkar
"Ibu pergi dari rumah kalau sampai Rara tidak jadi menikah pada waktu yang sudah di tentukan" tidak ngin babeh nya dan emak bertengkar maka ia menurut.
Hari pernikahan,
Di rumah sudah dipasangin ornamen- ornamen pengantin, bunga kelapa dan warna-warna menarik, sudah berdiri sepasang ondel-ondel, ikon paling khas dari suku Betawi. Boneka raksasa ini diyakini simbol untuk mengusir roh jahat.
Suasana Pesta sudah jelas terlihat. Tetapi sesuatu terjadi yang akan mengubah hidup Rara.
Hingga pagi tiba, pengantin prianya tidak menampakkan batang hidungnya, suara-suara bisik -bisik tetangga sudah mulai terdengar, pakaian pengantin dan segala aksesoris yang akan dikenakan saat ijab dan acara resepsi sudah tergantung rapi, digantung di sisi-sisi lemari kayu dalam kamar.
Pakaian pengantin Dandanan care None pengantin Cine.(Nama baju pengantin Wanita betawi ) Oh sedikit tentang baju pengantin wanita Betawi, Ternyata baju pengantin Betawi adalah perpaduan antara budaya Tionghoa, Arab dan Barat
Di kamar yang di per khusus kan untuk calon pengantin wanita Rara lagi duduk dengan santai memegang ponsel ditangannya, sesekali bibirnya tersenyum menatap layar ponselnya. Ia tidak menghiraukan pesta pernikahannya yang gagal, ia tidak menunjukkan raut sedih atau khawatir.
Disaat orang menghawatirkan bagaimana nasip pernikahannya, tetapi seperti biasa Rara winarti akan selalu bersikap bodoh amat dengan semua yang terjadi.
Ia berpikir kalau pernikahan gagal karena mereka tidak berjodoh.
Pengantin prianya sampai siang tidak muncul juga, Rara tersenyum riang dalam hati, akhirnya pernikahan yang tidak diharapkan, batal juga.
“Ternyata nasip baik masih berpihak ame gue," ujar Rara pelan.
Tetapi karena hal itu, terjadi badai lebih besar di keluarganya. Semua keluarga menyalahkan ibunya Rara yang memaksakan pernikahan.
Tapi kemanakah pengantin prianya pergi? Tidak ada yang tahu. Ara malah berharap lelaki dekil itu dimakan buaya sekalian,
Rara kembali ke rumah, sebagai pengantin yang gagal, bagi semua orang, hal seperti itu jadi satu aib pada keluarga.
Ibunya Rara memaksa menikahkan Rara tujuannya, ingin menyumpal mulut ibu-ibu satu gang rumahnya.
Tetapi apa daya, bukan menyumpal malah menambah bocor,. ada gosip di mana-mana.
Batalnya pernikahan mereka membuat semua orang berspekulasi, makin banyak gosip yang bermunculan apalagi sampai masuk ke laman akun gosip.
Maka semuanya makin heboh, Rara semakin terkenal dengan adanya kejadian itu
Selalu ada jawaban Rara untuk membungkam mulut mereka.
“Rara Lu kagak malu keluar setelah pernikahan lu gagal?"
“Lah, kenapa gue malu? berarti dia belum beruntung dapat gue.
Tuhan mau kasih gue yang terbaik," Jawabannya bijak.
Hanya orang yang bermuka badak dan urat malu yang sudah putus mampu bersikap tenang seperti itu,
“Makanya Ra .... Tutup aurat mulai sekarang, pakai kerudung biar orang simpati “ Bu RT memberinya petuah-petuah.
“Bu haji, pakai kerudung itu hak masing- masing, dan datangnya dari dalam hati, ngapain pakai kalau hatinya juga busuk," jawab Rara
Ia akan selalu berani menjawab setiap pertanyaan yang di tujukan padanya Karena hal itu juga ia dianggap anak pembangkang di gang rumahnya.
Mak soimah menangis sepanjang malam, merasa malu dan belum juga di salahkan ama engkongnya Rara, dan babe nya.
Semua kelurga menyalahkannya, belum lagi tetangga yang menggosipkan nya sepanjang hari, menatapnya dengan aneh.
Jika Rara bersikap biasa saja dan baik keluarga yang lain sudah menerima kegagalan pernikahan Rara,
Bahkan Engkong Rara merasa senang karena cucunya tidak jadi menikah, dengan lelaki jangkung yang dipanggil orang sebutan si buluk.
Tapi sepertinya tidak bagi Emaknya Rara, ia masih marah dan berpikir kalau Rara dirasuki setan yang menempel di tubuhnya
Ia tiba-tiba datang dari kamar membawa garam dan melempari ke wajah Rara, yang saat itu lagi makan di meja dapur.
"Pergilah, pergilah syetan." Tangannya terus melempari wajah Rara dengan garam, tidak cukup sampai di situ, lalu ia membaca ayat-ayat kursi .
“Apa yang kamu lakukan?" Pak Agus dan kedua anaknya berlari ke dapur
Pemandangan yang terlihat memilukan karena saat itu Rara lagi makan.
Wajah dan rambut Rara dipenuhi butirn- butiran kecil berwarna putih, seperti mandi salju, tetapi bukan salju, melainkan garam yang memenuhi kepala, bahkan memenuhi piring Nasi.
Ia terdiam, membiarkan ibunya melakukan semua yang membuatnya puas.
Bersambung ....
Bantu Vote lagi iya kasih bintang dan share.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Risa Risa
haduh gila maknya rara
2022-05-06
0
Arnold
mau ketawa tapi kasihan Raranya 😢
2022-04-25
0
S
😆😆ngebayangin aja ngakak
2021-12-28
0