"Gue, gak ada niat untuk merendahkan saat itu, hanya bercanda," ujar Rara, berdiri karena melihat Bastian menatapnya dengan tatapan aneh, tetapi tiba-tiba Bastian mendorong tubuh Rara dan menjatuhkannya di sofa, meletakkan tangan Rara di atas ke pala, menekannya dengan kuat, tenaganya jauh lebih kuat saat ia lagi marah.
Mata itu menatap tajam ke mata Rara dan turun ke bibir, turun menatap bagian dada Rara yang terbuka karena ia memakai pakaian minim.
"A-a-apa yang ingin lo kamu lakukan?" tanya Rara dengan mata membelalak panik.
" Saya ingin buktikan padamu kalau saya bukan bocah," ucap Bastian menatapnya dengan bringas.
"Ja-jangan seperti ini, lu gila, iya?" Rara berontak di bawah tubuh Bastian.
"Ya, Saya memang gila, kamu mau lihat ...?"
Bastian, dengan kasar menarik lingrei miliknya Rara, dengan satu tarikan, memperlihatkan bagian indah dari dada Rara yang di balut kain pengaman berwarna hitam. Demi apapun, Rara menyesali dirinya, memakai pakaian minim itu tadi.
“Apa yang lu lakukan?" Rara panik merasa terhina, direndahkan, mata dan wajah memerah menahan malu, ia tidak menduga, akan mendapat serangan kemarahan dari lelaki yang ia sepelekan .
“Saya ingin memberimu pelajaran, karena terlalu menyepelekan saya, kamu tahu? baru kali ini saya diperlakukan wanita seperti itu," ucap Bastian dengan wajah dan urat-urat lehernya saling bertarikan.
Rara, tidak terima, ia semakin berontak, tetapi aneh tiba-tiba tidak punya tenaga melawan dan melemparkan tubuh Bastian.
Wajah Bastian, menatapnya semakin binal dan rakus, semakin kuat menahan tangan Rara, semakin ia berontak.
Semakin Bastian menekan tubuhnya, mendadak Rara merasa kehabisan tenaga dengan napas tersengal-sengal membuat dadanya naik turun , karena kehabisan tenaga, kalau biasa ia selalu dengan mudah mengalahkan lawan jenis, dengan sekali pukulan sudah tumbang.
Tetapi kali ini Bastian membuatnya menyadari kalau tenaganya tidak ada apa-apanya. Bastian seorang aktor laga dan model. Sudah pasti bisa bela diri, Kaki Rara dikunci dengan satu kaki oleh Bastian, kini tubuh setengah telanjang itu, ditindih di atas sofa itu.
Dada Rara, naik turun mengikuti irama napasnya yang tersengal-sengal, melihat pemandangan itu, perasaan yang lain muncul dari Bastian.
Ia menatap sangat dalam ke dalam manik-manik mata Rara. Mata itu tajam penuh dendam dan kemarahan, Bastian ******* bibir Rara sangat kasar.
Bentuk badan Rara sebenarnya bagus, hanya saja ia tidak pernah memperlihatkannya dengan pakaian longgar, pinggangnya ramping, dadanya berisi tidak terlalu besar dan tidak kecil juga, tetapi padat dan kenyal, mata Rara bulat dengan bulu mata panjang, hidungnya tidak mancung tetapi manggir namun bibirnya mungil.
'Kamu ternyata sangat cantik' Bastian membatin dengan mata menyusuri tubuh Rara, ia tidak perduli dengan mata Rara menatapnya dengan bringas, tidak perduli dengan penolakan yang di lakukan Rara, kembali ia mengarahkan bibirnya ke cerukan leher Rara.
“Hentikan! atau gue akan membunuh lu, nanti ...!" teriak Rara melawan sekuat tenaga, Bastian menghiraukannya,, ia kembali mengulum dan mengecap bibir mungil Rara, ia tidak punya pilihan lain, Rara mengigit bibir Bastian sampai berdarah.
Walau bibirnya sudah berdarah, Bastian tidak memperdulikannya, ia semakin ganas menyusuri setiap lekuk tubuhnya, seakan-akan Bastian memberi hukuman pada Rara, ia mengarahkan bibirnya ke bagian kenyal di dada Rara, ia meninggalkan jejak merah di bagian dada dan leher.
'Aku akan memberimu kenangan yang tidak bisa kamu lupakan' ucap Bastian membatin masih dengan tatapan tajam.
Tidak perduli bibir itu sudah mengeluarkan cairan merah akibat gigitan kemarahan Rara. Bastian tidak menghiraukannya, ia kembali mengecup bagian leher dan bagian dadanya,tubuh Rara merespon, walau bibirnya menolak kuat, tetapi tubuhnya menegang, dan bulu kuduk di tangannya berdiri, pori-pori di seluruh tubuhnya tampak bermunculan tubuhnya merinding, itu satu titik pertahan yang terakhir yang bisa Rara lakukan
"Hentikan ...," suara Rara seperti tersekat, bukanya Bastian berhenti malah semakin berhasrat, Rara sudah kehabisan tenaga karena terus berontak, kini ia terlihat tidak berdaya, ia pasrah dan menutup matanya.
Buliran kristal mengalir dari sudut matanya yang terpejam, wanita absurd itu akhirnya mengaku kalah pada tenaga Bastian.
Melihat sikap pasrah Rara, Bastian bukannya iba, ia malah semakin berani tuntutan tubuhnya tak bisa di hentikan lagi. Dengan satu tangan, Ia mencoba membuka kancing celana Rara.
Mata Rara membelalak panik ia menjepit kakinya dengan sisa-sisa tenaga sebagai usaha penolakan,
'Aku akan membuatmu membayar semua ini nanti' Rara membatin.
Bastian, merasakan hasratnya sudah di ujung pertahanannya, ia kembali ******* bibir Rara dan kembali turun ke dada. Bastian mengeluarkan erangan kecil seperti anak anjing yang sedang memakan tulang dengan nikmat dan tidak ingin di ganggu.
Semua ini, awalnya melakukan karena kemarahan pada Rara, tetapi saat ini , bukan kemarahan lagi, ini hasrat yang bangun, dan sulit untuk di kendalikan. Tangan Bastian masih terlihat liar menyusuri setiap inci lekuk tubuh wanita yang saat ini asisten rumah tangganya.
'Iya ampun aku tidak bisa terjebak di sini, harus melakukan sesuatu' Rara memikirkan cara lepas dari Bastian saat ini.
“Tolong berhenti, saya minta maaf." Rara memohon dengan tangisan sedih, ia tidak berontak lagi, ia terus memohon dengan tangisan berharap Bastian melepaskannya.
"Apa nanti kata keluargaku? Bagaimana saya menatap anakku kalau bapak melakukan ini ," ucap Rara dengan air mata yang mengalir deras dari pipinya.
Benar saja, melihat Rara menangis, ia seakan-akan tersadar, menangis adalah kelemahannya, tidak bisa melihat seorang wanita menangis, Bastian berhenti dan diam menatap wajah Rara.
Lalu ia berdiri dan melemparkan jaket yang ia pakai menutupi tubuh Rara yang setengah bugil, akhirnya ia selamat.
Bastian berjalan menuju kamarnya, lalu ia menutup pintu kamarnya dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu.
"Sial apa yang gue lakukan, gue gak bisa kontrol diri," ucapnya memegang dadanya sendiri." Aku harus menuntaskan ini di kamar mandi"
Untuk menuntaskan hasrat yang tidak tersalurkan , ia akan menggunakan sabun sebagai alat menuntaskan hasratnya , Kalau tidak ... bisa -bisa, ia mengalami sakit kepala nantinya.
Hampir lima belas menit bermain solo di kamar mandi, akhirnya Bastian merasa lelah , karena sudah lama ia tidak ganti oli.
Bastian merebahkan tubuhnya di ranjang, setelah melakukan olah raga jari di kamar mandi.
Ia terlentang di ranjangnya, hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggangnya.
Pikirannya masih tertuju pada kemarahannya yang tadi, ia menyesali tindakan nekatnya.
Tapi itu tindakan alami dari pria, jika harga dirinya direndahkan, bisa gelap mata dan bertindak diluar logika.
Bersambung ...
BANTU VOTE, LIKE DAN KOMEN IYA KAKAK UNTUK CERITA BARUKU AGAR BISA NAIK LEVEL.
TERIMAKASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
N Wage
siapa suami pertama rara,bapaknya calvin?
2024-06-14
0
Ellia Asyifa
woww seru thor
2022-01-23
0