Bab 17
Elena dan Leonard sudah resmi memiliki hubungan yang lebih dari sekedar pimpinan dan karyawan, mereka memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.. mencari kembali ingatan tentang masa sekolah mereka yang terhapus dari kepala Leonard namun masih menyisakan bekas di hatinya.
Walaupun penyakit Leonard di diagnosis final tidak dapat sembuh, lantas tidak membuat dirinya menyerah untuk melanjutkan kehidupan yang ingin dijalaninya.
Hari hari sebagai sepasang kekasih tentu saja di penuhi dengan suasana hati yang berbunga bunga dan kerinduan yang selalu merasa kurang.
Elena dan Leonard sepakat untuk tidak mempublikasi kan hubungan mereka untuk meredam suasana dan tidak menimbulkan rumor yang dapat merugikan mereka.
Ketika di kantor mereka bekerja dengan profesional sebagai pimpinan dan karyawan biasa.
Walau terkadang Leonard melakukan berbagai cara untuk bisa melihat Elena meski sesaat.
Tidak seperti biasa nya yang setiap pagi saat datang ke kantor langsung menuju ke ruangan nya, beberapa hari belakangan ini Leonard lebih memilih mengambil jalur yang lebih panjang dan rumit untuk sampai pada ruangan nya.
" Pak bos kenapa sih?? Akhir akhir ini kok suka jalan jalan keliling ruangan?? Tinggal naik lift aja kan beres. " Bisik Lila curiga terhadap sikap aneh Leonard.
" Mana aku tau.. sekalian olahraga mungkin. " Jawab Elena diselingi candaan.
" Nana.. " Panggil Kevin tiba tiba.
" Ya pak. Untuk proyek amal tahun ini, Pak Leonard meminta kamu sebagai penanggung jawab nya. " Kata Kevin menyampaikan pesan yang baru saja ia terima dari Leonard saat meeting.
" Saya pak?? Tapi kan saya masih terhitung karyawan baru. " Jawab Elena terkejut dan tidak enak hati terhadap karyawan yang lain.
" Saya juga sudah minta pak Leonard untuk mempertimbangkan, tapi dia bilang sangat suka dengan keberhasilan mu dalam proyek yang kemarin. Jadi dia mau mengasahmu lebih lagi. " Kata Kevin menjelaskan kembali.
" Haha.. oh gitu ya pak.. haha. " Jawab Elena masih merasa canggung dengan tawa paksa di wajah nya.
Ketika jam kantor selesai, Leonard tampak antusias keluar dari ruangan nya menuju loby hotel miliknya, disana sudah terlihag driver membukakan pintu belakang mobil mercy hitam miliknya.
" Selamat sore pak. Silahkan. " Sapa ramah driver yang biasa mengantar nya kemanapun.
" Ya, sore. Hari ini saya pulang sendiri saja. " Jawab Leonard sambil berlalu ke kursi pengemudi dengan raut wajah yang bahagia.
Leonard pun pergi dengan mobil nya, dalam perjalanan yang sudah di tempuh kurang lebih 10 menit, ia berhenti di halte yang biasa menjadi tempat Elena menunggu bus untuk pulang.
Benar saja, tidak perlu menunggu lama.. Leonard melihat kekasih hatinya, sedang antri menunggu bus datang. Leonard menepikan mobil nya dan membuka kaca jendela mobil.
" Ngapain disini?? Ayo masuk. " Sahut Leonard santai tanpa peduli menjadi perhatian banyak orang yang berada di halte itu.
Berbeda dengan Elena, ia yang terkejut dengan kehadiran Leonard malah reflek menggunakan tas nya untuk menutupi samping wajah nya.
" Apa yang kamu lakukan?? Gimana kalo ada yang kenal. " Kata Elena menghampiri Leonard.
" Semakin lama kamu berdiri disini, semakin banyak yang mengenali. Ckckck.. kamu mirip copet. " Jawab Leonard sambil menutup kaca jendela mobilnya, membuat Elena geram.
Mereka pun akhirnya duduk berdampingan di dalam mobil yang dikemudikan Leonard.
" Mau makan apa?? " Tanya Leonard di perjalanan.
" Terserah. " Jawab Elena membalas kejutekan Leonard.
" Ga ada makanan terserah. Kamu pengen makan apa?? " Tanya Leonard sekali lagi sambil memberhentikan mobil karena traffic light.
" Kita ini bener pacaran kan?? Kok kamu ga ada manis manis nya.. tetep ketus dan jutek sama aku. " Gerutu Elena berharap dengan status baru, sikap Leonard berubah.
" Beneran lah. Kamu pacar aku, aku pacar kamu. Kenapa masih nanya.. " Jawab Leonard santai.
" Tuh kan... tuh kan... jutek lagi. " Sahut Elena sambil memandang kesal ke arah Leonard.
Tanpa pikir panjang, Leonard mengecup bibir Elena dengan cepat.
" Udah?? Manis?? " Goda Leonard dengan sikap dingin nya.
Elena pun menjadi speechles dibuatnya.
" Kamu.. curang. " Sahut Elena tergagap.
" Ya udah, ga jadi. " Jawab Leonard sekali lagi mengecup bibir Elena dengan cepat, dan tersenyum nakal.
Lampu pun hijau dan mereka melanjutkan perjalanan yang menyenangkan.
Malam pun tiba, setelah akhirnya mereka selesai makan malam.. Leonard mengantarkan Elena pulang, hingga di depan loby apartmen Elena.
Elena dengan segera melepas sabuk pengaman nya dan berpamitan.
" Terimakasih ya buat hari ini. "
" Jadi kamu tinggal disini. Ini kan apartmen kecil, emang betah?? " Kata Leonard sedikit menghina sambil melihat ke sekeliling yang tidak semewah miliknya.
" Bapak Leonard yang terhormat, walau kecil tapi saya bisa bayar sewa tahunan lho. Ini suatu pencapaian buat saya yang selama 17 tahun tinggal di panti asuhan. " Jawab Elena dengan nada tegas.
" Kalo kamu pengen beli yang lebih besar, bilang aja. Aku belikan. Beli ya.. bukan sewa. " Balas Leonard juga menegaskan perkataan nya.
" Hahaha.. terimakasih, bapak simpan saja uang bapak. Saya juga bisa menghasilkan uang kok. " Tolak Elena yang merasa terintimidasi oleh kekasih kaya nya.
" Teruuusss... kalo aku mampir, boleh dong??? " Goda Leonard dengam tatapan nakal.
" Ehm.... Tentu aja boleh, tapi tidak malam ini. Bye. " Balas Elena juga menggoda Leonard sambil bergegas keluar dari mobil.
Keesokan pagi nya, di hari Sabtu yang cerah.. seperti biasa semua tampak beraktifitas dengan pekerjaan masing masing.
Begitu pula Elena yang hari ini tampak berpakaian lebih kasual dengan celana jeans biru dipadu blouse hitam polos.
Elena tampak serius dengan proyek amal yang di berikan kepadanya sebagai penanggung jawab.
Elena mempelajari dokumen dokumen proyek amal dari tahun tahun sebelumnya untuk mendapatkan referensi, terlebih ia adalah karyawan baru.
Hotel Zeus memang setiap tahun selalu mengadakan proyek amal, mengundang berbagai pihak yang bekerja sama dengan mereka. Keberhasilan proyek ini tentu menjadi tanggung jawab yang cukup bagi Elena dan beberapa tim yang ia pilih untuk menjadi koordinator membantunya.
" Gimana?? Uda nemu tema tahun ini? " Tanya Kevin sambil memberikan segelas kopi dingin.
" Belum. Aku bingung harus pake konsep apa. Dari tahun ke tahun selalu kreatif dan berbeda. " Jawab Elena mulai putus asa hingga membuat Kevin tersenyum.
" Pelan pelan aja. Nanti aku juga bantu pikirin konsep nya ya. Jangan menyerah. " Kata Kevin baik sambil membelai rambut Elena.
" Anda memang terbaik pak. " Sahut Elena senang dan memberi 2 ibu jari ke arah Kevin.
KLIK..
Suara salah satu kamera hp staff yang bernama Doni, ia dengan iseng mengambil foto Elena dan Kevin kemudian menjadikannya bahan candaan di group yang ia buat.
@nana @pakKevin
Vitamin pagi hari.. hahahaha #peace
Dengan sekali klik enter, semua hp staff seharusnya mendapatkan notif pesan group namun kenyataan tidak demikian.
" Eh.. kenapa kirim ke group meeting. Gilaa.. ada jajaran direksi disini. " Tegur salah satu teman Doni yang menyadari nya.
" Hah??? Gue salah kirim. " Teriak Doni panik, sambil segera menghapus pesan yang terlanjur terkirim di grup tersebut.
" Lo juga sih.. pagi pagi iseng. "
Doni pun menghapus pesan nya dengan segera dan dapat bernafas lega, namun situasi berbeda terjadi di ruangan Leonard yang sudah terlanjur melihat pesan foto yang dikirim Doni.
Leonard yang saat ini sedang meeting intern dengan para direksi, tampak mengalami perubahan suasana hati dan geram.
" Masih lama ya? " Sahut Leonard memotong pembicaraan di tengah meeting yang awalnya tampak kondusif.
" Ada apa pak?? Masih ada beberapa lagi yang harus kita bahas. " Jawab salah satu direksi terkejut.
" Hmm.. ya udah cepet, langsung ke inti inti nya aja. Saya mesti menemui seseorang, mendesak. " Jawab Leonard jutek dan membuat semua yang ada di ruangan itu bertanya tanya.
Saat jam makan siang, terlihat Elena dan Lila sedang menikmati makanan mereka bersama beberapa staf yang lain di cafetaria.
Sesekali Elena melihat ke layar hp miliknya, menunggu kabar dari sang kekasih yang sunyi senyap dari pagi.
" Janjian sama klien Na?? " Tanya Lila memperhatikan.
" Oh.. engga juga sih. Hehehe. " Jawab Elena salah tingkah.
" Ooooo... i know. Pacar ya?? " Tebakan Lila tepat sasaran sehingga membuat Elena terdiam.
" Tuh.. bener kan.. " Kata Lila semakin menggoda.
" Ya gitu deh. Masih baru sih. " Jawab Elena malu malu, sambil sesekali melihat layar hp sekali lagi.
Elena tampak heran, karena seharian ini dirinya tidak melihat Leonard dan bahkan tidak menerima kabar sama sekali.
' Apa jangan jangan, dia kehilangan ingatan nya lagi. ' Batin Elena merasa khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Gabrielle
Cemburu deh
2021-11-14
1
edelweis arabella
kasian leon yh,moga Nana ngrti kan dh tw penyakit leon
2021-09-24
1
Al Salma
sepertinya pak kevin ada rasa ma nana....hati nana...bukan hilang ingatan tapi hilang kesabaran leon nya
2021-09-15
1