Bab 13 " Takdir Yang Aneh "

Bab 13

Hari hari Elena di kantor seketika berubah dalam sekejap semenjak pertemuan nya dengan Leonard setelah sekian lama mereka berpisah. Leonard yang masih belum mampu menemukan ingatan nya tentang Elena, kembali hadir bahkan dengan suasana yang berbeda dan lebih terasa rumit bagi gadis itu.

Ia berangkat ke kantor dengan lesu dan tidak bersemangat. Harapan yang dimiliki nya saat ini hanyalah sebisa mungkin menghindar dari Leonard, namu tampak mustahil.

Bahkan pagi ini Leonard berhasil membuat janji dengan klien Elena yaitu Pak Surya, CEO salah satu brand ternama yang ingin diajak kerja sama oleh Hotel Zeus.

Suasana hening tampak dalam perjalanan mereka menuju perusahaan Pak Surya. Mereka tidak saling menatap dan mengobrol, walaupun sedang duduk bersebalahan di mobil BMW Leonard.

Suasana begitu canggung dan menyesakkan bagi Elena yang seakan sulit bernafas.

" Oya.. berikan nomor hp mu. " Kata Leonard tiba tiba sambil mengeluarkan iphone 12 dari saku jas silvernya.

Elena pun ternganga kaget, setelah sekian lama setelah beberapa moment di sekolah yang mereka lalui 7 tahun lalu, Leonard menanyakan nomor kontak Elena untuk pertama kalinya.

" Nomor hp saya ya pak?" Tanya Elena ragu.

" Ya kamu, siapa lagi. Kan ga ada orang lain lagi disini selain driver. " Jawab Leonard ketus tidak berubah.

Kemudian Elena perlahan memasukkan nomor hp nya di iphone Leonard dan save dengan nama Nana.

" Kemarin saya lumayan banyak mengobrol dengan Pak Surya. Dia bahkan mengajak kita makan siang. Nanti saya akan kasih kamu kabar kalau dia sudah memutuskan. " Kata Leonard menjelaskan tujuan nya meminta kontak hp Elena.

" Iya pak. " Jawab Elena gugup.

" Jangan berpikir aneh aneh. Ekspresi kamu itu, saya ga suka. Seperti saya ingin menggoda kamu. " Tambah Leonard lagi dengan kata kata ketus nya.

' Dia benar benar Leonard yang ku kenal, ketus dan dingin. ' Kata hati Elena menahan rasa kesal.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di perusahaan Pak Surya. Elena dengan segera menjernihkan pikiran nya dan  kembali fokus bekerja. Ia menyiapkan semua materi secara lebih matang dan kembali mempresentasikan di hadapan Leonard, pak Surya dan sekretarisnya.

Selama 30 menit Elena mempresentasikan proposal kerja samanya, ia tampak ber sungguh sungguh dan mengesampingkan rasa gugupnya terhadap Leonard yang juga fokus menatap Elena yang tampak berbakat dan berkharisma memakai setelan pakain kerja berwarna putih serta rambut yang setengah terurai.

' Kenapa dia seperti tidak asing bagiku. ' Kaga hati Leonard saat menatap Elena lebih lama.

Setelah mereka mendengar presentasi Elena, pak Surya dan tim nya mendiskusikan keputusan mereka. Elena tampak gugup saat berada di ruangan meeting berdua saja dengan Leonard.

" Jangan khawatir. Kalaupun belum berhasil, kita coba klien yang lain. " Kata Leonard mencoba menenangkan Elena yang duduk di sampingnya.

" Iya pak. Tapi saya berharap bisa berhasil karena ini adalah klien pertama saya secara mandiri. " Jawab Elena berharap.

" Mandiri?? Jelas jelas saya yang bantu set up pertemuan ini. " Jawab Leonard membanggakan diri.

" Oh iya.. haha.. semua juga berkat anda. " Kata Elena dengan senyum pahit di wajah nya.

Tak lama kemudian Pak Surya dan tim kembali ke ruangan meeting dan menyampaikan keputusan nya.

" Setelah saya mendiskusikan dan mempelajari lebih mendetail tentang proposal anda. Kami memutuskan untuk mengambil kerja sama ini. Semoga kita bisa saling menguntungkan dan kerja sama kita bisa berlanjut. " Jawab Pak Surya.

Senyum bahagia pun tak terbendung di wajah Elena ketika mendengar keputusan pak Surya, mereka pun saling berjabat tangan dan untuk merayakan kerja sama mereka, Leonard mengundang Pak Surya dan tim nya untuk makan siang bersama.

Mereka tiba di restoran sushi yang di reservasi mendadak oleh Elena. Mereka menikmati makan siang sambil mengobrol santai dan sesekali melontarkan candaan untuk mengakrabkan hubungan.

Sekitar 2 jam tanpa terasa mereka menghabiskan waktu bersama dan hari semakin sore pukul 3 saat itu.

Mereka kembali saling berjabat tangan dan berpamitan, ketika Elena dan Leonard sedang menunggu mobil di lobby restoran tanpa sengaja seorang anak kecil yang memegang ice cream corn coklat berlari menabrak Elena hingga ice cream coklat itu jatuh mengotori pakaian bagian bawah Elena.

" Aduh.. " Sahut Elena reflek.

" Maaf tante. " Kata anak kecil perempuan itu.

" Hati hati dong dik, jangan lari lari di tempat umum. " Kata Leonard ketus menakuti anak kecil itu.

" Gapapa gapapa, tante gapapa. Hati hati ya. Kamu pasti dicari mama mu, sana. " Sahut Elena lembut menghindarkan anak kecil itu dari omelan Leonard.

" Udah tau tempat umum, gimana sih orang tuanya. Untung bukan pakaian ku yang kena. " Gerutu Leonard.

" Sabar pak. Namanya juga anak kecil. " Jawab Elena ikut kesal dengan sikap kekanakan Leonard.

" Pakaian mu jadi kena noda kan. Warna nya terang lagi.  " Leonard belum selesai menggerutu.

Namun di tengah omelan nya, tiba tiba ia melepas jas nya dan mengaitkan nya ke pinggang Elena untuk menutupi noda di pakaian Elena.

Begitu terkejutnya Elena dengan respon Leonard yang tiba tiba dan membuat jarak mereka sangat dekat.

" Apa yang anda lakukan pak? Saya baik baik saja. " Sahut Elena salah tingkah.

" Gimana pun kamu cewe, banyak mata yang melihat. Jangan sampai noda ini menarik perhatian banyak orang, apalagi laki laki. " Jawab Leonard dingin namun dengan maksud melindungi.

" Te.. terima kasih pak. " Jawab Elena malu malu.

Hal yang sama pun dirasakan Leonard ketika tubuh mereka berdua mendekat, debaran jantung yang tidak diketahui penyebabnya muncul pada Leonard yang tidak mengingat Elena.

Mobil jemputan pun datang, Leonard bergegas berjalan masuk ke mobil diikuti oleh Elena yang salah tingkah.

Ketika sampai kembali di kantor, tanpa sepatah kata apapun Leonard yang hanya memakai kemeja hitam, langsung berjalan masuk ke ruangan nya meninggalkan Elena.

Kabar baik pun disampaikan Elena ke rekan rekan se tim nya, dan mereka pun berteriak girang dengan hasil yang dibawa Elena.

Mereka pun saling menyemangati dan memberi selamat kepada Elena dan Lila yang berhasil mendapatkan kerja sama penting itu.

" Lho, kenapa pakaian mu ?? " Tanya Kevin memperhatikan.

" Oh.. tadi ga sengaja kena noda. " Jawab Elena teringat keadaannya.

" Terus, ini jas siapa?? " Tanya Kevin penasaran.

" Ehm.. ini, punya pak Leonard.. " Jawab Elena ragu.

" Oohh.. baik juga ya ternyata, perhatian sama staff. " Jawab Kevin menyimpulkan sedikit menyindir dan Elena pun hanya tersenyum kecil.

' Baik sih, tapi ketus nya juga luar biasa. ' Kata hati Elena yang merasa tertekan seharian ini.

Tepat pukul 5 sore, para staff bersiap pulang begitu juga Elena. Ia merapikan meja dan tas nya untuk bersiap pulang, tak lupa ia melipat jas Leonard untuk dia cuci di rumah.

" Hmm.. ini artinya, besok harus ketemu dia lagi. " Gerutu Elena sambil menatap jas Leonard yang ia lipat.

" Ketemu siapa?? " Tanya Lila yang tidak sengaja mendengar gerutuan Elena karena meja mereka yang bersebelahan.

" Oh bukan apa apa. Yuk pulang. " Ajak Elena mengalihkan pembicaraan.

Elena dan Lila pun berjalan ke halte bus bersama, namun tujuan bus mereka berbeda.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***