Bab 6
" Si cewek ga tau diri itu diem diem genit juga. "
" Mereka pacaran ya. Pantes di bus duduk sebelahan. "
" Dasar ga tau malu. Tau aja ada mangsa yang oke langsung di deketin. "
" Si cewe tolol itu pasti jual diri lah, kalo engga.. mana mungkin sekelas Leonard mau sama dia. "
" Pake guna guna. Dasar ga tau malu. "
Perkataan perkataan sadis terus terdengar di telinga Elena kemana pun kaki nya melangkah. Perasaan geram, sakit hati, marah, kecewa tidak bisa semudah itu dia luapkan.
Elena pun memutuskan untuk menyendiri di dekat danau menenangkan diri dari segala perkataan sadis yang sedang panas panas nya dibahas para murid.
Bahkan Leon pun juga terkena imbas, karena secara terang terangan membela dan melindungi Elena.
Ia pun memutuskan untuk mencari Elena untuk membicarakan sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran nya.
Leon pun menghampiri Elena di tepi danau..
" Elena.. kamu baik baik aja?? " Tanya Leon khawatir.
Namun berbeda dari biasa nya, ekspresi Elena terlihat marah saat melihat Leon.
" Jangam diem aja. Ngomong dong. " Kata Leon memaksakan pembicaraan.
" Kamu ga sadar sama pa yang sudah kamu lakukan?? Sekarang semua orang salah paham sama kita. " Kata Elena emosional.
" Ya udah biarin aja. Mau gimana lagi. Lagian kenapa sih, tiap di depan ku selalu aja ada masalah. "
" Kamu pikir aku mau punya masalah. Aku diam pun, akan tetap ada masalah. Kenapa sih kamu ga ngerti, semua ini merugikan kamu pada akhirnya. "
" Aku ga peduli sih. " Jawab Leon santai, membuat Elena semakin marah.
" Kamu memperkeruh suasana kak. Seharusnya dari awal jangan bersikap baik sama aku. "
" Waahh.. emang bener ya, kamu ga tau terima kasih. " Jawab Leon mulai ketus dan terpancing emosi juga.
" Aku ga pernah minta ditolong sama kamu. Kehidupan ku disekolah selama ini ya seperti ini. Di hina, di pukul, di suruh suruh. Aku sempat terlena dengan kehadiran kakak yang memberi kehangatan buat aku, selalu ada saat keadaan ku terpuruk. Tapi sekarang aku sadar, kalau ini hanya memperkeruh suasana. "
" Hahaha.. kamu itu aneh ya. Giliran sama aku, pinter banget berdebat. Giliran sama mereka diem aja. " Protes Leon.
" Jangan suka menilai orang sembarangan. Kakak sendiri, setiap kali bicara nya ketus tapi perlakuan nya baik, suka ikut campur urusan ku. Sebenarnya sudah lama aku mau tanya. Kenapa kamu bersikap baik sama aku?" Bak pertanyaan pamungkas yang membuat Leon terdiam.. berdebar dan salah tingkah.. ia tidak bisa menjelaskan apa yang ada di hati dan pikiran nya..
" Jangan menghindar kak. Jawab pertanyaan ku. Jangan buat aku salah paham. " Kata Elena memaksa meminta jawaban.
" Aku.. Aku sendiri juga ga tau. Sejak pertama ketemu kamu, banyak kebetulan kebetulan setelah itu.. aku juga ga tau.. aku selalu merasa kesal setiap kamu tidak berdaya disakiti mereka.. rasanya seperti emosi ku meledak setiap kamu hanya diam dan tidak membalas mereka. Makanya jangan buat aku khawatir, jangan biarkan mereka menyentuh mu. " Jawab Leon sedikit membentak karena gugup nya.
Namun mendengar itu, wajah Elena pun memerah dan tiba tiba merasa salah tingkah.
Secara tidak langsung Leon secara jujur mengungkapkan apa yang ada di hati nya. Sekalipun perkataan nya tampak kacau, tapi Elena mengerti maksud perkataan Leon.
" Udah ah. Nyesel aku nyusul kamu kesini. Bikin darah tinggi aja. " Jawab Leon merasa malu, muka nya pun mulai memerah dan ia bergegas pergi berkumpul dengan teman teman nya yang lain di acara api unggun.
Acara api unggun pun dimulai di malam yang dingin, semua peserta menikmati alunan petikan gitar dan menyanyi bersama. Mereka memainkan beberapa permainan sederhana yang mencairkan suasana.
Berbeda dengan Leon dan Elena yang saling curi pandang dan salah tingkah.
Leon berusaha menjaga image nya agar perasaan berdebar di hati nya tidak diketahui oleh Elena.
Sedangkan dalam pikiran Elena, apakah ia layal untuk berharap lebih kepada Leon yang memiliki status sosial bagaikan bumi dan langit.
Keesokan pagi nya, semua begitu terkesan dengan acara camp LDK semalam.. Mereka mulai membereskan barang dan tenda.
Seperti biasa, Elena mengerjakan semua nya sendiri karena ia menjadi semakin dibenci apalagi setelah semua tahu bahwa Leon melindungi nya.
Melihat Elena yang kesulitan membereskan tenda, Leon pun memberanikan diri menghampiri dan membantu nya.
" Sini aku bantu. " Kata Leon jutek.
" Aku bisa kak. " Tolak Elena seperti biasanya.
" Dasar keras kepala. " Gerutu Leon sambil membantu Elena.
Pemandangan itu tentu membuat para murid wanita kepanasan dan semakin membenci Elena.
Bahkan saat bersiap di dalam bus, Leon kembali duduk di sebelah Elena seperti semula seakan tidak ada yang terjadi.
Melihat dari sikap Leon, kesimpulan yang dirasakan Elena adalah lelaki ini juga menyukai nya.
Elena mencoba meyakinkan dirinya, bahwa rasa suka nya tidak bertepuk sebelah tangan kepada Leon.
Saat dalam perjalanan kembali ke sekolah, tampak wajah Leon yang pucat dan ia lemas tak berdaya.
" Kamu sakit?? " Tanya Elena khawatir.
" Ga tau tiba tiba pusing. Pasti karena aku lupa bawa obat ku. " Jawab Leon sambil memejamkan mata bersandar di kursi nya.
" Obat?? Obat apa?? Mau aku minta kan ke petugas kesehatan? " Kata Elena peduli.
" Ga bakal ada disini. Itu obat khusus di buat untuk ku. Udah, jangan cerewet. " Disaat sakit pun, sikap ketus Leon tidak berubah.
" Ya udah, istirahat aja. Kalo ada apa apa, bilang ya. " Jawab Elena perhatian.
Kemudian Leon yang merasa semakin pusing menyandarkan kepalanya ke bahu Elena.
" Kak.. " Elena pun sontak kaget.
" Jangan banyak bergerak. Hmmm " Gerutu Leon yang memang terlihat kurang sehat.
" Hangat.. Entah emang kamu yang hangat, atau jaket mahal ku yang hangat." Gerutu Leon membuat Elena tersenyum kecil.
" Tentu saja karena jaket mahal mu. Sepulang ini, akan segera kucuci. " Jawab Elena menanggapi Leon.
" Awas jangan sampe rusak. " Kata Leon sembari tertidur di bahu Elena merasa semakin nyaman.
Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang dengan kehangatan yang mereka berikan satu sama lain. Untuk pertama kali nya Elena tidak merasa takut dengan semua pandangan sinis yang melihatnya, cibiran kasar yang dilontarkan kepadanya.
Saat ini pandangan Elena hanya tertuju pada lelaki yang sedang lelap tertidur di bahu nya seperti anak kecil.
Ia tidak tahu kapan hubungan ini dimulai, bagaimana hubungan ini bisa terjalin dan kenapa perasaan suka terus muncul di hati gadis 17 tahun ini.
Namun satu hal yang saat ini dia yakini,
Perjalanan yang begitu berliku liku saat ini tidak menjadi masalah buatnya karena
' Lelaki aneh ini selalu melindungi ku dengan caranya '
Kata hati Elena di iringi senyuman manis di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Aurora
Hrs ngomong apa ya?🤔
2021-11-13
0
Gabrielle
Lanjut baca, penasaran
2021-11-13
0
Al Salma
ini kayak nya yg buat leon kembali pengobatan...berpisah lama dari eliana...jadi ga sabar
2021-09-15
0