Albar dan Balqis duduk bersama Aki di ruang makan setelah Aki pulang dari mushola dengan Albar.
Ini jelas satu perubahan besar untuk seorang Albar karena bisa bangun pagi dan juga tak tanggung-tanggung jamaah subuh di mushola.
Coba kalau ada satu wartawan saja yang uplod foto Albar ke mushola, pasti langsung viral dan beritanya akan mengguncang semua akun gosip dan juga acara infotainment.
"Jadi sepeda yang empat itu akan dibagikan?"
Tanya Aki lagi pada Albar dan Balqis.
"Iya Ki, masa Aqis harus ganti sepeda tiap hari, dikira Aqis punya bengkel sepeda."
Kata Balqis.
"Toko sepeda kali, itu kan masih baru, kamu pake jangan dilepas plastiknya."
Kata Albar.
Balqis auto nabok lengan Albar.
"Ide macam apa naik sepeda masih ada plastiknya."
Balqis menggerutu.
Aki jadi geleng-geleng kepala seperti kipas angin di sudut ruangan.
"Yah baiklah."
Aki tampak serius, wajahnya bahkan lebih serius daripada Pak Harmoko jaman dulu saat akan mengabarkan harga lombok naik.
"Sepertinya anaknya Pak Harun itu yang kelas dua SMP tidak punya sepeda, dia berangkat sekolah kalau tidak salah selalu jalan kaki."
"Ah iya benar Aki, yang namanya Kherul."
"Nah iya betul itu."
Aki mengangguk.
Balqis kemudian menulis nama pertama yang akan dikasih sepeda.
"Lalu ada cucunya Wak Burhan."
Kata Aki.
"Oh, yang marboth masjid yah Aki?"
Tanya Balqis.
Aki mengangguk.
"Iya dia adik kelas Aqis di sekolah. Dia kalo berangkat sekolah suka nebeng temen."
Balqis lalu menuliskan nama adik kelasnya itu.
Albar melongok nama yang ditulis Balqis.
"Tias."
Albar membaca.
"Mantan Rafi Ahmad."
Kata Albar.
Balqis menabok lengan Albar.
"Itu mah Tias Mirasih."
Kata Balqis.
"Weh kamu kenal? Kirain kamu ngga tau nama artis."
Ujar Albar.
"Cuma kamu artis yang aku ngga kenal."
Kata Balqis.
Haiish... Albar menjitak Balqis.
Keduanya kini memang sudah tampak akrab, jadi sudah mulai ada kekerasan fisik yang bermain.
"Ah yang ketiga untuk keponakan Fajar saja, kan dia yatim piatu juga."
Kata Aki.
"Oo si juragan Ayam?"
Tanya Albar.
"Kamu kenal?"
Tanya Balqis pada Albar.
Albar menepuk dada seperti Hanoman.
"Albaaar, selalu cepat kenal orang."
Pongahnya.
Balqis melet ke arah Albar.
"Berarti Susi apa Wildan yah Ki?"
Tanya Balqis.
"Udah dua-duanya aja. Toh dia yang nganter aku belanja."
Kata Albar kemudian.
Balqis menatap Albar lagi.
"Jadi belanjanya sama Bang Fajar?"
Tanya Balqis.
Albar mengangguk.
"Iyalah, masa sama Pak Lurah."
Sahut Albar.
"Ya kali sama hansip."
Sahut Balqis pula.
"Ya sudah, kalau begitu kita panggil Fajar saja ke sini sekarang, biar dia yang antar sepeda-sepedanya."
Ujar Aki.
Balqis mengangguk.
"Soalnya kemarin kan waktu semua barang sampai di rumah sudah heboh semua tetangga, apalagi tv, kulkas sampai kompor bekas juga buat rebutan, jadi biar hari ini jangan sampai ada heboh-heboh lagi."
Kata Aki.
Balqis menabok Albar tiba-tiba.
"Aduh kamu nabok aku terus lama-lama aku tipis."
Kata Albar.
"Abis kamu tuh, belanja ngga kira-kira kan jadi bikin heboh desa."
Albar nyengir.
"Maaf, kalap."
Kata Albar.
Ish... Balqis mendesis.
Aki tampak berjalan ke arah meja telfon, lalu menghubungi Fajar untuk bisa datang ke rumah Aki lebih cepat.
**---------**
Sama seperti Balqis, tampak Fajar juga melongo melihat empat sepeda yang harus ia bawa.
Aki memintanya datang memakai tossa. Dikira Fajar akan disuruh angkut ayam, ternyata angkut sepeda.
Balqis memberikan catatan nama penerima sepeda.
"Lho ini Susi dan Wildan juga?"
Fajar memandangi ketiga orang yang ada di depannya.
Ketiga orang itupun mantuk-mantuk.
Fajar menatap Albar dengan tatapan haru.
Albar mengibaskan tangannya.
"Sudah jangan natap kayak gitu, aku jadi takut kamu naksir."
Ujar Albar.
"Sialan! Aku normal Ra."
Fajar yang tadinya ingin berterimakasih jadi ngedumel.
"Sudah itu sepedanya di antarkan dulu, nanti anak-anak keburu sekolah."
Kata Aki.
Fajar pun cepat mengangguk.
Ia lalu menggotong satu persatu sepedanya ke atas tossa dibantu Albar.
"Aku cap cus dulu yah Ra, Qis."
Kata Fajar.
"Aki, pamit Ki."
Fajar pada Aki pula.
Aki mengangguk.
"Ati-ati Jur."
Albar cengengesan sambil menatap Fajar yang menjauh.
"Kalian kayak udah akrab banget, padahal baru kenal."
Balqis pada Albar sambil masuk ke dalam rumah.
"Iyalah, susah menolak pesonaku kalau sudah kenal, jadi pasti langsung dekat."
Seperti biasa Albar menyombongkan diri.
Bersamaan dengan itu terdengar suara teman-teman Balqis di luar.
"Qiiiiis... Ayoooo berangkaaaaaat!!"
Teriak Eti, Po dan Dinda hampir bersamaan.
"Iyaaaaa..."
Teriak Balqis yang langsung melesat ke kamar untuk mengambil tas.
Balqis salim dengan Aki.
Albar mengulurkan tangannya pula, Balqis hanya menaboknya.
"Ngga salim juga?"
Tanya Albar.
Balqis melet.
"Ogah."
Kata Balqis sambil lari keluar.
"Huuu... Awas nanti pulang aku karungin."
Gumam Albar membuat Aki jadi terkekeh.
Balqis mengeluarkan sepeda barunya, membuat ketiga temannya heboh.
"Wiiiih jadi bener berita viral kalo calon suami Balqis tajir melintir borong barang satu pasar."
Kata Eti.
"Eh siapa yang beritain?"
Tanya Balqis kepo.
"Emak aku tadi pulang beli sarapan katanya heboh di warung cerita kemarin Bara ngeborong mesin cuci sampe sepeda dua puluh biji."
"Haiiish, dua puluh biji, gila apa gimana?"
Balqis geleng-geleng kepala.
Memang ya, di mana-mana berita itu selalu ditambah-tambah.
"Lha memangnya yang bener berapa Qis?"
Tanya Eti.
"Lima."
Jawab Balqis.
"Wiih kayak balon."
Kata Po.
"Malah balon."
Eti menarik ujung jilbab Po.
"Lima itu buat kamu semua?"
Tanya Dinda.
"Enggak, dibagi buat yang enggak punya sepeda. Termasuk buat keponakan Babang Fajarnya Dinda."
Kata Balqis sambil mencolek dagu Dinda yang langsung jadi tersipu.
Ah tiap dengar nama Fajar disebut rasanya Dinda jadi salting sendiri.
"Ciyeee Dinda ciyeeee..."
Semua jadi menggoda Dinda.
"Udah ah, siang nih, ayo berangkat."
Kata Dinda berusaha mengalihkan obrolan.
Tapi belum lagi pada naik sepeda, Fajar dengan motor tossanya muncul dan menuju ke arah mereka.
Fajar sudah seperti pangeran yang datang di mata Dinda.
Pangeran bukan berkuda putih, tapi pangeran memakai tossa.
(Pangeran jaman now, pakenya tossa)
"Waaaaah ciyeeeee Dindaaaaa."
Semua pun jadi tambah menggoda Dinda.
"Aaah apaan siih."
Dinda jadi malu.
**---------**
Request Suami Tercinta "Muslim Power" minta up dua bab hari ini... 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Putrii Marfuah
bisa jadi tuh " witing tresno jalaran soko kulino "
2021-11-25
1
Muslim Power
aku udah ngitung sahabat Balqis..ehh trnyata g ada yg dapat 1 pun...
btw itu pangeran berTOSSA pake tudung koboi ga yaachh🙏🙏😘😘😘
kalo gk pake pinjemin tudung nya aki
2021-10-18
2
Lisa Aulia
kirain satu eh..ternyata dua...JD panjang ngehalu nya...semangat Thor...double up lagi ya....😁😁😁😁😁
2021-10-18
1