Albar bangun pagi menurut ukurannya, yah jam tujuh adalah bangun pagi untuk Albar dan bangun sangat siang bagi Balqis.
Saat Albar keluar dari kamar lotengnya dan menuruni anak tangga kayu, dilihatnya Balqis setengah lari-lari dengan seragam sekolahnya keluar rumah sambil menyuruh Albar mengunci pintu karena Balqis akan sekolah dan Aki sudah ke kandang ayam dengan Bang Fajar.
Albar menyeret langkahnya dengan malas karena matanya yang masih sepet ke arah pintu samping rumah, tampak Balqis di luar mengotak-atik rantai sepedanya yang copot.
"Kenapa?"
Tanya Albar.
"Rantainya copot, biasa kok."
Kata Balqis yang kemudian begitu selesai memasang rantai sepedanya lalu langsung naik ke atas sepeda dan mengayuhnya dengan semangat.
Jilbab abu-abunya berkibar-kibar terkena angin, sementara tas selempangnya bergerak ke sana ke mari karena gerakan kaki Balqis yang mengayuh pedal sepeda.
Albar menatap Balqis yang semakin menjauh.
Masih ada ternyata anak berangkat sekolah pakai sepeda. Batin Albar.
Baru saja Albar membatin, tiba-tiba serombongan anak sekolah lain melewati rumah Aki di mana Albar berdiri, mereka juga memakai sepeda, benar-benar seperti konvoi sepeda anak sekolah.
Albar kemudian menutup pintu dan menguncinya, ia berjalan keluar pintu dapur dan menuju kamar mandi.
Ah hari ini ia harus mencuci baju kotornya sendiri. Albar malas bukan main.
Ia kemudian bukannya mandi, malah melangkah kembali ke loteng, lalu duduk di tangga loteng kayu. Berpikir.
Kalau dia akan tinggal di sini cukup lama, maka ia mau tidak mau harus mencuci baju sendiri, dan itu akan merusak tangannya yang selembut roti sobek.
Meminta tolong Balqis tentu dia tak akan mau, meminta Aki yang melakukan sudah jelas Albar takut disambar petir karena kualat.
Lalu akan ada sinetron azab, TERSAMBAR PETIR LALU MASUK KE AIR RENDAMAN DETERGEN KARENA DURHAKA.
Albar menggelengkan kepalanya, sungguh kematian yang tidak elit.
Albar kemudian menelfon Flo lagi.
Kegiatan barunya sekarang adalah mengganggu sepupunya itu.
Atau sebetulnya, memang sejak dulu Albar suka mengganggu Flo.
"Apa lagiiiiiiiiiii!"
Suara Flo langsung menggelegar.
"Santai Flo, aku mau tanya serius ini, darurat."
Kata Albar menenangkan Flo.
"Soal apa? Kalau soal cita-cita lagi awas!"
Ancam Flo.
Albar terbahak.
"Gini Flo, aku mau beli mesin cuci, belinya di mana ya?"
Tanya Albar.
Flo mendengus.
"Beli di tukang cilok."
Sahut Flo kesal.
Lagian beli mesin cuci pake tanya di mana, ini sepupu dodol apa bagaimana sebenernya. Flo jadi curiga Albar bukan keluarga Harrys. Dodolnya kebangetan.
"Serius nih Flo, aku ngga tahu musti ke mana di sini."
Kata Albar.
"Ya mana aku tauuuuuuuu... Kan aku di Jakarta, kamu tanya ajalah sama yang idup di sana. Tanya Aki, tanya Balqis, tanya pohon Nangka depan rumah Aki, apa tanya kucing lewat kali aja sekalian dia bisa beliin."
Kata Flo emosi jiwa, selera makannya jadi hilang, dan sandwich di depannya jadi korban pelototan mata Flo.
"Ah iya bener, aku coba nanti minta anter Fajar saja."
Kata Albar akhirnya mendapat ide.
"Ya terserahlah, mau fajar kek, mau senja kek, mau tengah malam kek."
Flo ngedumel.
"Oke Flo, makasih."
Kata Albar, entah makasih untuk apa, karena perasaan dari tadi Flo cuma mengomel saja.
"Iya makasih udah ganggu hidup gue yang berarti."
Kata Flo lalu mematikan hp nya.
Tapi Albar sepertinya tak ambil pusing. Ia nyatanya sudah kebal dengan mulut Flo yang memang mengandung ulekan cabe keriting.
Albar kemudian mencari nomor kontak Fajar, semalam saat di mushola Albar sempat bertukar nomor dengan Fajar.
Ah yah, tentu saja, nomor Albar yang diberikan pada Fajar adalah nomor kontak pribadi Albar yang biasanya hanya untuk berhubungan dengan orang-orang dekat, yang bukan berhubungan dengan keartisannya.
Nah ini dia nomor si juragan kokokbetok. Batin Albar senang.
Ia kemudian mengirim pesan pada Fajar.
[Hai Jur, bisa nolongin ngga?]
Tak lama kemudian pesan dibaca dan langsung dibalas.
[Nolongin apa Ra? Kamu kelelep, minta ditolongin]
Haiiish... Sialan. Albar mengegerutu.
[Aku mau beli beberapa barang, anterin bisa ngga?]
Tanya Albar.
[Barang apa?]
Fajar balik tanya.
[Ya adalah pokoknya banyak]
[Ya okelah, nanti siang abis dzuhur deh aku ke situ]
[Ok Jur]
Balas Albar.
[Jar bukan jur, kamu kira namaku Fajur?]
Fajar protes.
[Jur bukan nama, tapi panggilan Juragan]
Tulis Albar.
Haiiish... Fajar menyerah.
**-----------**
Balqis sampai di sekolah langsung disambut Amel di tempat para siswa menyimpan sepedanya.
Ada apa si Amel, tumben cengar-cengir. Batin Balqis.
"Hai Qis, selamat pagi."
Sapa Amel ramah seperti pegawai mini market biru dan merah.
"Yah selamat deh buat pagi."
Sahut Balqis asal saja.
Tahulah pasti ini Amel ada maunya bersikap tidak biasanya.
Amel menghampiri Balqis lalu berjalan beriringan menuju kelas.
"Eh Qis, kamu masih buat sempolan kan?"
Tanya Amel.
Balqis mengangguk.
"Aku mau pesan dong."
Kata Amel.
"Di warung Teh Diah kan ada."
Sahut Balqis.
"Ah aku mau yang fresh."
Kata Amel.
"Yang langsung kamu buat hari ini."
Tambah Amel lagi.
Balqis menghela nafas.
"Kalau pesan mendadak ya enggak bisa Mel, kan harus siapin bahannya dulu."
"Jadi enggak bisa ya?"
Tanya Amel pura-pura kecewa.
Balqis menggelengkan kepalanya.
Ah memang tidak niat pesan saja Amel ini, sebetulnya paling hanya mencari bahan obrolan saja dengan Balqis.
"Ngg Qis."
"Yah."
"Kamu lagi ada saudara dari Jakarta yah?"
Hmm... Balqis mulai mencium aroma tak sedap dari tujuan Amel mendekatinya pagi ini.
Sudah jelas ini pasti ada hubungannya dengan Albar.
"Saudara apa?"
Balqis pura-pura tidak paham.
"Saudara dari Jakarta yang nginap di rumah, yang wajahnya mirip sama artis Albar Harrys tapi lebih gantengan dia, sapa namanya... Bara apa?"
Balqis menghela nafas.
Dia ya Albar Harrys, aduh pada rabun apa matanya. Batin Balqis.
"Ya kan Qis namanya Bara?"
Tanya Amel lagi.
Keduanya kini sudah sampai di dekat kelas.
"Iya namanya Bara, kenapa Mel? Mau disalamin? Ya nanti aku salamin."
Kata Balqis akhirnya mulai mumet.
Amel tersenyum sambil menabok lengan Balqis.
"Kamu mah langsung ke inti banget sih, kan akunya jadi seneng."
Kata Amel.
Haiiish... Balqis mendesis.
"Nanti aku sampein, tenang aja."
Kata Balqis sambil berjalan ke kelas.
Amel ingin mengikuti lagi, tapi begitu masuk kelas Amel melihat Dinda, Po dan Eti sudah ada di tempat duduk mereka.
Niat Amel mengikuti Balqis lagipun akhirnya terpaksa gagal.
"Qis, akhirnya nyampe juga, kirain jadinya ijin."
Kata Po menyambut kedatangan Balqis.
Mereka pagi tadi sebetulnya sudah ke rumah Balqis nyamperin buat berangkat bersama seperti biasa, tapi Balqis baru selesai bebenah, ia memang agak kesiangan bangun karena semalam belajar nyaris jam satu dini hari.
"Berangkat dong, masa ijin."
Kata Balqis yang kemudian duduk di bangkunya.
"Ngapain itu telur puyuh ngikutin kamu Qis?"
Tanya Eti melihat Amel yang kini juga menuju bangkunya sendiri.
"Ah Amel."
Balqis bergumam.
"Tumben dia ngajak ngobrol kamu."
Kata Dinda juga.
Balqis mengangguk.
"Hu um, kesambet Bara."
Kata Balqis.
"Hah?"
Ketiga teman Balqis membulatkan mata mereka.
Balqis akhirnya bercerita soal Albar yang semalam diajak Aki ke rumah Pak Haji Hasan dan tujuannya diajak ke sana.
"Oooh jadi si Bara itu bukan pengangguran bokek ya Qis?"
Tanya Eti.
Balqis tertawa.
"Dia beneran punya perusahaan?"
Tanya Dinda.
Balqis mengangguk.
"Keluarganya yang punya, dia mah cuma suruh nerusin doang."
Kata Balqis sambil mulai mengeluarkan buku-bukunya dan meletakkan di atas meja.
"Berarti kamu akan jadi Nyonya besar dong Qis?"
Seloroh Po.
"Iya Nyonya besar Balqis."
Kata Eti membuat semua tertawa.
"Enggak lah, aku mau tetap jadi Guru."
Ujar Balqis.
"Lhaaa gimana ceritanya, suami pengusaha malah dia jadi Guru."
Eti menggelengkan kepalanya.
"Eh tapi ngga apa kan Guru itu berbagi ilmu, ya kan Qis?"
Dinda menatap Balqis yang langsung mengangguk.
"Tapi berarti kalau kita lulus kuliah bisa langsung kerja di perusahaan suami Balqis saja, ngga perlu susah ngelamar ke mana-mana."
Ujar Po dan semua tertawa lagi.
**----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Masniah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-02-14
1
Putrii Marfuah
juragan mah disingkat agan gitu, bukan jur
2021-11-25
1
Mien Mey
kasian akbar jd artis gaad keren" nya d mya flo sm balqis😄sabar yah bar😊
2021-11-13
1