Awas kalau udah pada pulang, aku bantai sampai semua rambutnya rontok jadi botak dan ngga ganteng lagi. Batin Balqis kesal bukan main.
Tangannya mengucek baju Albar tapi matanya menyala-nyala menatap Albar yang cengar-cengir penuh kemenangan.
"Calon isteri itu memang harus belajar ngurusin calon suami Qis, yang ikhlas ngerjainnya, nih kita bantuin metikin kangkung sama bikin bumbu ayam goreng."
Kata Eti yang selonjoran gelar tikar di lantai dekat pintu dapur yang berbatasan dengan sumur.
Sementara Albar duduk di anak tangga loteng sambil sibuk main games di hp.
"Nah tuh dengerin sayang."
Kata Albar pada Balqis.
Sayang, sayang, aku siram nanti. Batin Balqis lagi.
"Ciyeeee sayaaaang..."
Goda si Po.
Balqis mengerucutkan bibirnya, membuat semua temannya tergelak.
"Bang Albar emangnya mau di sini lama yah? Emang ngga kerja?"
Tanya Eti yang mulutnya suka tidak ada rem nya. Kalau mau tanya ya tanya wae meskipun nantinya pertanyaan itu menyakiti orang juga dia mana peduli.
"Dia pengangguran, baru di pecat."
Kata Balqis menjawabkan pertanyaan Eti.
Pertanyaan pedas yang dijawab dengan jawaban yang lebih pedas, membuat telinga Albar panas seperti dicelup kuah ceker setan.
Eti, Po dan Dinda menatap Albar.
"Jadi pengangguran..."
Gumam mereka.
Pantas sandal aja selang seling dua warna, udah kayak kue lapis.
Albar menatap Balqis yang gantian nyengir karena merasa satu sama.
Bagaimana tidak, dia dikerjai habis-habisan oleh Albar. Gara-gara Albar mengaku dijodohkan dengan Balqis membuat teman-temannya malah jadi menyuruh Balqis mencucikan baju Albar.
"Masa kamu tega sih Qis calon suami nyuci sendiri, cuciin laaah."
Kata mereka tadi saat Albar akan mencuci baju dan Balqis mengajak teman-temannya jalan-jalan.
Walhasil, yah beginilah, Balqis mencuci, teman-temannya membantu menyiapkan masak untuk makan siang, dan Albar merdeka main games.
"Aku punya perusahaan, ngapain kerja, aku mau di sini saja nungguin Balqis lulus lalu mau aku bawa ke Perth."
Kata Albar yang sejatinya memang itu bukan bohong, dia pewaris perusahaan dan akan pulang ke Perth suatu hari, tapi...
"Hahahahaha..."
Teman Balqis tertawa terpingkal-pingkal, mereka menyangka Albar halu ketinggian.
Haiiish... Albar mendesis karena mereka tidak percaya.
Balqis menggelengkan kepalanya.
**--------**
Balqis akhirnya selesai mencuci baju kotor Albar dan menjemurnya, saat kemudian Aki pulang dan membawa sekantung kresek buah Mangga.
"Wiih ayuk bikin rujak."
Kata Dinda.
Semua jelas saja menyambut semangat.
Sementara ketiga teman Balqis sibuk akan membuat rujak mangga, Balqis ke dapur akan mulai masak untuk makan siang.
Albar sendiri masuk ke ruangan rumah menemui Aki.
"Sudah pada ketemu, Tuan Albar bilangnya namanya siapa?"
Tanya Aki pada Albar.
"Bara Ki, Albara."
Albar tertawa.
Aki jadi terkekeh.
"Bilang saudara Aki kan?"
Tanya Aki sambil duduk bersandar di kursi lalu menyalakan TV.
"Saya bilang saudara Aki yang mau dijodohkan dengan Balqis."
Sahut Albar enteng, dan seketika Aki keselek.
"Tu... Tuan Albar bilang begitu?"
Aki sampai terbatuk.
Uhuk... Uhuk... Uhuk...
"Aduh kenapa keselek Ki."
Albar jadi tidak enak, dia langsung mengambilkan air untuk Aki.
"Tuan... Tuan... Nanti kalau sampai Mami Tuan tahu bagaimana? Saya tidak enak."
Kata Aki.
Albar tertawa.
"Kenapa Mami tahu, kan ini cuma selama saya di sini saja, lagian ngga akan masuk berita Ki, ngga akan kenapa-kenapa."
Ujar Albar.
Aki mengelus dadanya.
**------**
Balqis naik ke loteng kamar Albar, mendobrak pintu dengan kesal tanpa basa basi.
Teman-temannya sudah pulang dan Aki sedang ke rumah Haji Hasan karena dipanggil soal urusan kelompok ternak mereka.
"Heh, ada apa Bal? Ini area terlarang untuk cewek."
Kata Albar yang sedang asik rebahan jadi kaget karena Balqis tiba-tiba mendobrak pintunya dan berdiri dengan wajah angker.
"Cepet keluar, kita harus bicara!"
Kata Balqis dengan kepala siap keluar asap.
"Bicara soal apa?"
"Cepetaaaaan!!"
Balqis tak sabar, ia menghampiri Albar dan menyeretnya keluar.
"Ada apa sih? Udah kayak urusan berbangsa dan bernegara saja panik gitu."
Albar sampe kesandung-sandung diseret Balqis keluar dari kamarnya.
"Kamu! Apa-apaan tadi bohong kita dijodohin? Kamu tuh ya, pantesan jadi artis gosipnya banyak, soalnya gini nih, kalo ngomong aja ngga pake aturan, kenapa ngga mikir dulu dampak ke akunya gimana, kalo nanti jadi pada tahunya aku beneran dijodohin gimana!!"
"Ya ngga apa kan dijodohinnya sama aku yang ganteng seantero galaksi bima sakti."
Albar santai minta di tabok.
"Albar! Aku serius!!"
Balqis kesal setengah mati.
Albar duduk di anak tangga menatap Balqis yang menekuk wajahnya karena emosi.
"Ngga usah sewot sih, daripada mereka nyadar aku Albar rumah ini penuh fans gimana?"
Tanya Albar sambil mengurut kakinya yang tadi kesandung.
"Ya kan kamu cukup bilang sodara Aki, kenapa harus ada tambahan dijodohin sama aku!!"
"Ya gimana, itu keluar gitu aja karena pertanyaan temenmu, lagian cuma sebentar inih, nanti juga aku pulang reda sendiri. Apa kamu udah punya pacar ya?"
Albar membulatkan matanya pada Balqis yang langsung salah tingkah ditanya begitu.
Jelas saja Balqis panik sebetulnya karena takut kabar itu nanti sampai didengar Bang Adit, terus nanti bagaimana kalau dia tahunya itu beneran. Balqis jadi galau.
"Hmm... Bilangin Aki, Balqis udah pacaran niiih."
Albar malah jadi menggoda Balqis.
"Iikh bukan gitu!"
Balqis menabok Albar.
"Gitu juga enggak apa-apa, kamu udah tujuh belas tahun kan?"
Albar tertawa.
Haiiish... Balqis mendesis kesal.
Albar menghela nafas.
"Sekolah, punya teman banyak, punya pacar, nonton di Bioskop, aku belum pernah semuanya."
Albar malah curhat.
Balqis menatapnya dengan tatapan heran.
Bagaimana bisa anak orang kaya raya belum pernah melakukan hal semacam itu.
"Suatu hari aku ngalamin kecelakaan, lalu aku ikut orangtua berpindah negara, bolak balik pindah sampai aku ngga sempet punya teman apalagi nyari pacar."
Albar tersenyum miris dengan hidupnya sendiri.
"Kecelakaan? Kamu?"
Tanya Balqis.
Albar mengangguk.
"Tapi aku ngga inget Bal, banyak ingatanku terhapus sejak bangun dari koma, kata Mami, aku koma hampir tiga bulan."
Kata Albar.
Balqis terdiam.
"Aku balik ke Indonesia diajak Flo, iseng ikut acara pencarian bakat dan tereliminasi sejak masuk seratus besar, tapi karena aku gantengnya menembus batas, jadilah aku tetap terkenal, hahaha..."
Albar kumat narsis.
Haiiish... Baru juga Balqis mendengarkan cerita Albar yang dikira akan mengharu biru, ternyata dia sudah mulai kumat lagi. Rasanya jadi ingin melempar sandal kayu ke arahnya.
"Ah sudahlah, santai saja Bal, nanti kalau aku mau pulang aku akan luruskan semuanya, kalau kamu udah punya pacar, sini ajakin ketemu aku, nanti aku yang jelasin."
Kata Albar serius.
Balqis diam saja.
Pacar?
Ah bukan juga kalau dianggap pacar. Balqis tahu Bang Adit menyimpan rasa kepada dirinya sama halnya dengan Balqis padanya.
Tapi, sampai sekarang belum ada pernyataan apapun. Lagipula Bang Adit anak ustadzah Nur, kalau dia niat serius pasti akan langsung datang ke Aki bukan ke Balqis kan?
Hanya saja kalau tahunya Balqis sudah dijodohkan nanti Bang Adit mundur bagaimana? Sementara misal Balqis menjelaskan pada Bang Adit sekarang ini sebagai apa?
Ah Balqis malah jadi pusing sendiri.
"Gimana, sini aku telfon saja pacarnya Bal."
Kata Albar.
Membuat Balqis malah jadi bingung.
**--------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Putrii Marfuah
albar hati2 ntar kualat lho, masa sampai bikin Aki keselek. untum gak pas makan salak sebiji2nya
2021-11-25
1
minarni 0714
haishhh lucu sekali kau albara albalqish... semoga jodoh... kayaknya sih author bakal jomblangin nih.... 👍👍setuju
2021-10-12
2
zia ayu calishta
kaya nya bakal jodoh beneran ya Thor balqis sama Albar.. 😄😄😄
2021-10-11
2