Karena meja makan di rumah Abah Mang Kus hanya bisa untuk makan tiga orang saja, walhasil demi menjaga kestabilan dan keseimbangan, digelarlah karpet di atas lantai dan mereka makan lesehan.
Albar menatap menu makannya hari ini. Menu makan ala kampung yang tersaji begitu rupa di depannya.
"Wah sambal nih, mantap."
Flo ngiler deras.
Albar menabok paha Flo yang langsung nyomot tahu dan mencolek sambal di atas cobek.
"Kenapa?"
Tanya Flo menatap Albar.
"Belum juga dipersilahkan, main nyomot saja, kesamber gledek baru tahu."
"Lha emang ini tahu, sapa bilang tempe mendoan."
Sahut Flo lalu menyantap tahu colek sambalnya.
Abah Mang Kus terkekeh.
Ia jadi ingat saat dulu ia masih bekerja di Kakek Albar dan Flo, Mami Albar dan Mami Flo yang kakak adik itu dulu juga seperti Albar dan Flo, selalu saja ribut tak ada juntrungan. Hanya ribut tak jelas, tapi sering.
"Mangga ah di nikmati seadanya."
Kata Abah Mang Kus akhirnya mempersilahkan mereka makan.
Flo yang paling lahap makan. Ia seperti sengaja menyiapkan energi untuk menghadapi kenyataan saat nanti kembali ke Jakarta.
Yah, tentu saja, sebagai manajer Albar, apa yang menimpa Albar saat ini jelas akan menjadi masalah untuknya.
Balqis yang duduk di sebelah Aki atau Abah Mang Kus menatap para tamunya yang makan seperti sudah berhari-hari tidak makan.
Bahkan Balqis sampai rela hanya makan sayap ayam goreng saja, itupun hanya potongan kecilnya yang tidak berdaging.
"Makanan kampung memang ngga ada obat."
Kata Flo mengikuti idolanya Nex Carlos.
"Kayak kamu, gilanya juga ngga ada obat."
Kata Albar.
Flo mendorong tubuh Albar dengan lengannya hingga miring ke samping.
Balqis jadi tertawa melihat kedua saudara sepupu itu.
Andai Balqis punya saudara, mungkin juga akan sama seperti mereka. Batin Balqis.
Acara makan siang jelang sore itupun berakhir setelah semua menu habis tanpa sisa.
Hanya tulang belulang ayam goreng dan ikan saja yang ada di piring masing-masing.
"Wah habis ini aku bakal ngantuk parah nih kayaknya."
Kata Flo.
"Aku juga."
Sahut Pardi.
"Eh kamu ngga boleh ngantuk, ntar nyetir bukannya bawa aku pulang ke Jakarta malah ke akhirat."
Omel Flo.
Pardi nyengir.
"Aku ngerokok dulu deh Non."
Ujar Pardi sambil kemudian permisi keluar.
Balqis membenahi piring-piring yang kotor. Flo akan membantu tapi Balqis melarang.
"Ngga usah Kak Flo, Aqis udah biasa kok."
Kata Balqis.
"Halah, Flo juga basa basi doang Bal, nyampe sumur juga yang ada dia cuma main air."
Kata Albar membuat Flo menaboknya.
"Kayak kamu bisaan aja, kamu mah gantungin handuk aja juga ngga bisa."
Flo tak mau kalah.
Balqis menggelengkan kepalanya.
Anak-anak orang kaya apa selalu begitu hidupnya, tidak bisa melakukan hal-hal sepele.
Balqis kemudian membawa setumpuk piring kotor ke sumur untuk di cuci.
Dapur rumah Abah Mang Kus tidak ada tempat cucian piring karena ukuran ruangannya sempit dan tempat untuk kompor saja masih terbuat dari meja kayu biasa.
Balqis meletakkan tumpukan piring kotor yang ia bawa di dekat sumur, lalu menyalakan keran untuk mengisi air di ember.
Flo datang menyusul membawa sisa wadah lauk yang sudah kosong dan juga kotor, di belakang Flo tampak Albar juga menyusul.
"Terimakasih."
Kata Balqis pada Flo saat gadis cantik namun penampilannya tomboy itu meletakkan wadah-wadah kotor di dekat tumpukan piring yang tadi Balqis bawa lebih dulu.
Balqis kemudian duduk di atas kursi kecil di dekat ember yang mulai penuh diisi air.
"Udah masuk saja Kak, nanti kotor."
Kata Balqis.
Flo cengar-cengir.
"Ngga apa, aku ingin lihat cara mencuci piring."
Kata Flo.
"Haish dikira Balqis lagi jadi DJ."
Albar yang menyahuti.
"Eh kampret, kamu selama tinggal di sini jangan nyusahin Balqis dan Abah Mang Kus."
Kata Flo.
Albar berdiri bersandar pada dinding dekat sumur.
Ia memandangi sekitar sumur yang ada di dekat tempat jemuran dan juga loteng ke arah kamarnya.
Rumah yang sangat sederhana dan kecil, sepertinya luas seluruh bangunan rumah Abah Mang Kus bahkan sama seperti ukuran kamar Albar di rumah Mami.
"Kamu harus nyuci baju sendiri."
Kata Flo lagi.
Albar menatap Flo tak percaya.
"Apa?"
Flo cekikikan.
"Lha, di sini kan ngga ada laundry, ya kan Qis?"
Tanya Flo pada Balqis.
Balqis mengangguk.
"kalau mau ke laundry ada tapi harus ke kota."
Ujar Balqis.
"Nah loh, mau nggak kamu harus bolak balik ke kota."
Albar mendengus.
Memang ini misi pembunuhan berencana Flo dan Maminya.
"Kamu juga ngga bisa pilah pilih menu makan, pokoknya apa yang disajikan Balqis dan Abah Mang Kus itulah yang harus kamu makan. Ya kan Qis?"
Flo meminta dukungan.
Balqis nyengir lalu mengangguk lagi.
Flo jelas merasa di atas angin.
"Haish, kalian sekongkolan kan?"
Tuduh Albar pada Flo dan Balqis yang jadi tertawa menatap Albar yang menekuk wajahnya merasa dikerjai.
"Sekongkolan bagaimana, orang aku kenal Balqis juga baru kok, lagian Balqis juga ngga tahu kamu artis, hahaha..."
Flo tertawa, baru kali ini ia bertemu gadis seusia Balqis tak mengidolakan Albar.
"Serius kamu ngga kenal aku Bal?"
Albar yang merasa sangat terintimidasi dengan pengakuan Balqis yang tak mengenal dirinya langsung jongkok di dekat Balqis, meraih kedua lengan Balqis dan menyuruh Balqis menatapnya dengan seksama.
"Lihat wajahku, lihat Bal, apa kamu serius ngga kenal aku yang bahkan bersinar melebihi lampu mall?"
Balqis menatap wajah tampan Albar sambil tergugu.
"Temenku sih ngefans, tapi aku ngga terlalu tertarik lihat tiap kali dia cerita, aku lebih suka drama korea."
Kata Balqis.
Haish, Albar mendesis melepas kedua lengan Balqis.
"Kamu ngga menghargai produk dalam negeri."
Kata Albar kecewa.
"Kamu juga ngga tulen dalam negeri, campuran macam-macam."
Kata Balqis sambil kembali sibuk mencuci piring.
"Campuran apa? Aku Indonesia sejati nih."
Kata Albar bangga.
Flo menjitak kepala Albar.
"Kakek kita kan bukan orang Indonesia, dodol."
"Ya kan itu Kakek."
"Ya kan kita dapat percikan-percikan darahnya juga."
Kata Flo lagi.
Albar mendengus.
"Lagian kenapa juga kamu bilang ngga tahu aku artis Bal, aku jadi merasa terintimidasi."
Balqis tertawa.
"Aku tahu cuma enggak ngefans, yang bilang ngga tahu kan Kal Flo."
Kata Balqis membuat Flo tertawa.
"Aslinya jauh lebih menyakitkan tahu tapi ngga ngefans kan? Hahaha..."
Flo tertawa semakin puas.
"Sudah kubilang, kamu itu artis baru naik daun tapi kebanyakan tingkah, belum juga banyak yang ngefans udah memancing gosip di mana-mana. Kapok."
Kata Flo.
Albar mendengus.
"Au ah."
**---------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
༺❥ⁿᵃᵃꨄ۵᭄
sekrng gk ngfans entr jdi buncin nya gk ketulungan
2022-05-04
0
Putrii Marfuah
kasihan deh " gak nge fans" 🤭🤭
2021-11-24
2
ท้องฟ้ายามพลบค่ำTripelA
ceritax keren thor😁
lanjutin lah😁😁😁
2021-10-02
1