Terjebak Cinta Sang Idol
"Kau sudah melihat berita hari ini?"
Tanya Flo, manajer Albar pagi-pagi sekali.
Albar yang baru bangun dari tidurnya tampak menatap Flo dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
"Kenapa kau selalu berisik melebihi Ayam milik Datuk nya Ipin Upin."
Kesal Albar pada Flo, dan dengan malas menutup mukanya dengan bantal agar bisa melanjutkan tidurnya yang terjeda.
Gila, ia bahkan baru tidur satu jam yang lalu setelah baru sampai dari Samarinda untuk tampil mengisi acara ulang tahun hotel yang cukup ternama.
"Albar! kau bodoh? Ini menyangkut karirmu!"
Kata Flo menarik bantal dari atas muka Albar dan melemparkannya jauh-jauh.
"Haish... Aku bodoh, dan kau gila! Pagi begini kau sudah berisik di saat aku baru tidur satu jam!"
Albar balas memaki Flo yang langsung menabok lengannya.
Mereka yang hubungannya memang masih sepupu jelas saja bisa dengan bebas adu jotos bila perlu.
"Lihatlah dulu!"
Kata Flo sambil menyodorkan layar hp nya ke muka Albar.
"Apa sih?"
Albar menatap layar hp Flo di mana terlihat berita gosip menampilkan seorang model mengaku hamil oleh Albar.
"Hah, siapa dia! Aku ngga kenal!"
Albar menunjuk layar hp Flo dengan mata selebar UFO.
"Dasar bodoh! Makanya aku bilang bangun!"
Flo kesal bukan kepalang.
Albar menatap Flo.
Sepupunya yang tomboi abis, dan selalu mengikuti penampilan G Dragon itu terlihat memanyunkan bibirnya.
"Model ini, aku ingat dia yang mengajakmu foto di acara musik pagi di salah satu TV swasta bulan lalu kan?"
Kata Flo.
Albar mendengus.
"Mana aku tahu, terlalu banyak orang minta foto, apa aku harus mengingat muka mereka satu persatu."
Kesal Albar.
"Lagipula aku sama sekali ngga pernah merasa kenalan sama dia, apalagi sampai menghamili."
Gumam Albar.
Lalu...
"Hah! Apa menghamili?"
Albar mengulang kalimatnya, tampaknya otaknya memang belum sepenuhnya berfungsi dengan baik karena kurang tidur.
Flo mendengus.
Kadang ia kesal memiliki sepupu seabsurd Albar.
"Sekarang bagaimana? Kamu harus jumpa pers buat klarifikasi."
Kata Flo.
Dan beium apa-apa, panggilan masuk bertubi-tubi ke lima nomor hp Flo, juga ke nomor hp Albar, bahkan nomor rumah.
"Perang sudah dimulai bray. Media sampai semua perusahaan yang memakai mu untuk iklan produk mereka akan segera memburu mu seperti tikus mencuri keju."
Kata Flo.
"Haish, setelah isu narkoba, sekarang skandal dengan perempuan yang aku ngga kenal."
Albar mengacak-acak rambutnya.
Flo kemudian sibuk mengangkat panggilan di hp nya satu persatu, sambil kemudian ia mendekati jendela kaca rumah Albar yang kini tampak di depan pagar rumah awak media berdatangan menyerbu.
Albar sendiri mondar-mandir seperti kereta bayi. Tidak jelas mau apa dan harus bagaimana.
Di saat sedang bingung, panggilan di nomor pribadi Albar terlihat masuk.
"Ah Mami, kenapa dia pakai nelfon juga."
Albar menggerutu.
Albar meraih hp nya dengan cepat.
"Albar! Apa-apaan iniiiiiii!!!!!!!!!!"
Suara Mami nya langsung menggelegar begitu panggilannya diangkat Albar.
"Mam, sabar Mam, ini ngga seperti yang Mami bayangkan."
Kata Albar mencoba menenangkan sang Mami.
Meskipun jarak Mami dengannya saat ini begitu jauh, karena Mami di Perth dan Albar di Jakarta, tapi tetap saja rasanya begitu Mami berteriak, gempa tektonik langsung melanda seluruh tubuh Albar.
"Apa lagi ini Albar? Kemarin narkoba dan sekarang kamu menghamili anak orang!"
Mami berteriak-teriak lagi.
"Enggak Mam, Albar sungguh nggak kenal dia Mam."
"Apa kamu gila? Bagaimana bisa seorang gadis mengaku dihamili sementara dia ngga kenal kamu!!"
Mami tidak percaya.
"Mam, dia kenal Albar, tapi Albar ngga kenal dia, suer Mam."
Albar benar-benar pusing bagaimana caranya menjelaskan.
"Sudah, Mami tidak mau dengar lagi, Mami larang kamu jadi artis. Berhenti sampai di sini!! Mana Flo, cepat!!"
Mami kali ini benar-benar naik pitam.
**-------**
Albar dan Flo mengendap-endap di balik jendela seperti dua kura-kura takut kelilipan.
"Gimana, wartawan menyemut gitu, mau keluar juga susah."
Kata Flo.
"Gila, trus kita musti begini terus sampe monyet naik apolo?"
Tanya Albar dengan muka bete.
Flo menjitak kepala Albar.
"Kenapa mukamu begitu, harusnya aku yang jengkel dodol!"
Kesal Flo.
Albar mengelus rambut ala oppa korea nya yang aduhai.
"Mami nyuruh kamu ngungsi di tempat Abah nya Mang Kus. Sampai nanti semua kondusif, kamu musti balik ke Perth."
"Ngapa ngga sekarang aja sih."
Albar protes.
"Mami kamu lagi ngurus perusahaan baru nya, dia malas ketemu kamu."
Kata Flo dengan teganya.
Yah memang dari dulu dia mulutnya begitu, mungkin pedas bon cabe terinspirasi dari mulut Flo.
Albar menghela nafas.
Mang Kus dulu adalah supir pribadi keluarga Mamih nya, ia bekerja menggantikan Abahnya menjadi supir keluarga Mami Albar.
Hingga kemudian Mang Kus mengundurkan diri karena sakit dan akhirnya meninggal.
Abah nya Mang Kus sendiri pensiun setelah Kakek Albar meninggal yang kemudian digantikan Mang Kus.
Jadi bisa dibilang, keluarga Mang Kus sudah dua generasi yang bekerja di keluarga Albar hingga sudah seperti keluarga sendiri.
"Trus kamu sendiri gimana?"
Tanya Albar pada Flo.
"Aku akan mengurus semua kontrakmu yang kacau balau, dan berusaha membuat masalah ini selesai, setelah itu aku akan pulang saja ke Netherland, aku nyerah hidup di sini sama kamu."
Kata Flo.
"Ah kau ngga tanggungjawab, dulu kamu yang ngajakin pulang ke Indo, sekarang kamu malah mau kabur. Kalau kamu ke Netherland aku ikutlah."
Kesal Albar.
"No Albar, aku bisa di bunuh Mami mu, sudah kau nurut saja apa kata Mami. Tinggal di rumah Abah Mang Kus, dan tunggu orang suruhan mami menjemput."
Kata Flo.
"Sialan! Enak di kamu, ngga enak di aku."
Kata Albar.
Flo menjitak kepala Albar lagi.
"Kau bodoh atau apa? Aku yang bakal di semprot sana sini kamu bilang aku yang enak, bagusan kamu ngungsi daripada di sini nambah keributan doang. Pe ak emang."
Flo bersungut-sungut.
Keduanya kini kembali mengintip dari balik jendela.
Kerumunan wartawan masih begitu banyak memenuhi hampir seluruh bagian depan pagar rumah.
"Apa aku harus pakai tutup nasi biar bisa lewat?"
Tanya Albar.
Flo tertawa.
"Aku akan telfon Pardi untuk membawa mobil van saja, kamu berkemaslah."
Ujar Flo.
Albar langsung beranjak dari sisi Flo menuju kamarnya, membuka lemari dan menatap semua bajunya.
Dunia ini sedang mengajaknya bercanda atau bagaimana? Baru tadi malam dia tampil di acara dan masih begitu digilai, sekarang tiba-tiba ia bangun dan harus mengungsi ke tempat di mana ia tak pernah melihatnya.
"Hanya untuk sementara, tidak usah bunuh diri di sana."
Flo yang menyusulnya masuk kamar menabok punggung Albar hingga lamunan Albar berantakan.
"Awas saja kalau aku mati karena kesusahan hidup di sana, aku akan jadi vampire dan meminum semua darahmu sampai kering."
Kata Albar.
Flo yang mendengarnya hanya tergelak.
"Silahkan coba minum darahku, aku akan pakai autan satu dus."
Ujar Flo.
**---------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Pelangi Senja
Mampir di cerita ku ya, judulnya
DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Terimakasih
2024-07-26
0
༺❥ⁿᵃᵃꨄ۵᭄
hay kak outhor berjumpa lg dgn aq,
tak qu sangka lompat nya smpi kesini wkwkwkwk
2022-04-30
2
Yuni Dewi
mabok autan yg ada..hhh
2022-03-23
3