Ghea yang baru keluar dari pintu utama kedatangan langsung menghambur ke pelukan Abang Galen yang menjemputnya ke bandara. Cukup lama Ghea membenamkan kepalanya di pelukan sang abang dan menangis terisak seolah sedang menanggung beban yang sangat berat di hatinya.
"Aduh, auw!" Ghea mengaduh saat sikunya yang tadi malam terbentur trotoar tak sengaja tersenggol oleh tangan abang Galen.
"Ada apa, Ghe?" Tanya abang Galen khawatir.
Pria itu hendak memeriksa siku Ghea, namun Ghea menolaknya.
"Tidak apa-apa, Bang! Nanti saja di rumah Ghea periksa lagi," ucap Ghea menenangkan sang abang.
"Apa Dean brengsek itu yang melukai tanganmu?" Tanya Galen menyelidik. Namun Ghea menggeleng dengan cepat.
"Nanti saja kita bahas di rumah. Ghea hanya ingin pulang sekarang, Bang!" Ucap Ghea yang sedang malas membahas tentang Dean. Ghea sangat lelah sekarang dan kepalanya masih sedikit berdentum karena alkohol semalam dan sedikit jetlag sepertinya.
"Baiklah ayo kita pulang!" Galen merangkul adik kesayangannya tersebut dan keduanya segera menuju ke mobil Galen yang berada di tempat parkir.
****
"Ghea kenapa, Yang? Kok pucat?" Tanya Emily saat Ghea dan Galen baru tiba di rumah. Ghea bahkan harus dipapah oleh Galen karena wajah gadis itu pucat dan jalannya sempoyongan.
"Jetlag sepertinya. Kamu bawain Ghea makanan dulu, Yang! Sekalian obatnya juga," titah Galen pada Emily.
"Baiklah!"
Emily bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan untuk Ghea. Sementara Galen segera membawa adiknya tersebut masuk ke kamar.
"Ganti baju dulu!" Galen hendak membantu Ghea melepaskan hoodie warna abu-abu yang Ghea kenakan, namun Ghea mengelak dengan cepat.
Ghea hanya mengenakan bra di dalam hoodie Alvin ini. Jadi tak mungkin Ghea membukanya di depan Abang Galen.
"Nanti Ghea ganti sendiri, Bang!" Ucap Ghea bersamaan dengan Emily yang sudah masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan, minuman, serta obat untuk Ghea.
"Mommy dan Papi kemana, Yang?" Galen ganti bertanya pada Emily yang sudah bersiap untuk menyuapi Ghea.
"Antar Aileen imunisasi."
"Kamu nggak ikut? Kalau Aileen nangis atau minta ASI bagaimana?" Cecar Galen merasa khawatir.
"Udah bawa ASIP tadi. Sebentar lagi juga paling udah pulang," jawab Emily santai sambil masih terus menyuapi Ghea.
Dan benar saja, tak berselang lama suara Mommy Mia beserta ocehan Aileen sudah terdengar di dalam rumah. Galen sudah keluar dari kamar Ghea dan menghampiri sang putri yang baru datang. Sementara Emily yang sudah selesai menyuapi Ghea, segera mengambilkan baju ganti untuk Ghea.
"Ini kenapa?" Tanya Emily menunjuk ke tanda kemerahan di pundak dan dada Ghea bagian bawah, saat Ghea berganti baju.
"Digigit serangga, Kak!" Dusta Ghea seraya menggigit bibir bawahnya.
Serangga Alvin lebih tepatnya.
"Oh!" Emily hanya bergumam pelan dan tak bertanya lagi, meskipun sebenarnya Emily paham itu tanda apa. Tapi Ghea pasti tak nyaman jika Emily menanyai gadis ini dengan mendetail. Jadi biarkan saja.
"Minum obatmu, lalu istirahat!" Emily mengangsurkan sebuah obat dan segelas air pada Ghea.
Gadis itu meminum obatnya dengan cepat, lalu segera berbaring di atas tempat tidur. Emily merapatkan selimut Ghea, sebelum membawa nampan bekas makan Ghea keluar kamar.
"Kak!" Panggil Ghea saat Emily hendak membuka pintu.
"Kenapa?"
"Apa Mom tahu, kalau Ghea pulang hari ini?"
Emily menggeleng,
"Bukankah katamu kami tak boleh memberi tahu Mommy dan Papi. Jadi mereka belum tahu," jelas Emily yang langsung membuat Ghea mengangguk.
"Istirahatlah!" Pungkas Emily sebelum keluar dari kamar Ghea.
Emily baru saja keluar saat Mommy Mia langsung menyambut dan menatap sedikit bingung pada Emily yang membawa nampan makanan keluar dari kamar Ghea.
"Kamu ngapain di kamar Ghea, Em?" Tanya Mommy Mia menyelidik.
"Makan siang, Mom!" Jawab Emily sedikit tergagap yang malah membuat Mom Mia semakin mengernyit curiga.
Duh!
Mana Galen tidak kelihatan lagi.
Dimana suami Emily itu?
Mom Mia menghela nafas dan segera mendorong pintu kamar Ghea hingga menjeblak terbuka. Ghea yang belum sempat memejamkan matanya samoai terkejut dan langsung terlonjak bangun.
"Ghe, kamu udah pulang?" Mom Mia segera memeluk sang putri kesayangan.
"Katanya di Bali dua minggu bersama Dean? Kok udah pulang?" Cecar Mom Mia selanjutnya pada Ghea.
"Ghea udah putus sama Dean, Mom! Tak usah lagi membahasnya!" Ghea sudah kembali berbaring, menarik selimut dan memunggungi Mom Mia.
"Putus bagaimana?" Sergah Mom Mia seraya merengkuh pundak Ghea dan meminta putrinya itu untuk berbalik menghadap ke arahnya.
"Ghea tidak mau membahasnya!" Jawab Ghea dengan nada bicara yang sudah naik beberapa oktaf.
"Mom, ada apa? Kenapa berteriak-teriak? " tanya Galen yang baru kembali dari lantai bawah bersama Aileen.
Galen buru-buru memberikan Aileen pada Emily dan pria itu segera melerai pertengkaran dua wanita di keluarga Biantara.
"Mom hanya bertanya kenapa Ghea bisa putus dengan Dean. Dan nada bicara adikmu ini malah langsung tak terkendali!" Ujar Mom Mia menjawab pertanyaan Galen.
"Ghea sedang tidak mau membahasnya! Bisakan Mom berhenti menyebut nama Dean Alexander pengecut itu?" Sergah Ghea seraya berteriak pada sang Mom.
"Ada apa ini?" Papi Bian sudah ikut masuk ke kamar Emily.
"Kau bilang apa tadi, Ghe?" Mom Mia yag mendengar Ghea menyebut nama panjang Dean terlihat shock.
"Dean Alexander? Apa dia-"
"Dean putra tunggal Tuan Abram Alexander. Apa Mom mengenalnya?" Ghea memotong kalimat Mom Mia.
"Tunggu apa katamu barusan? Dean anaknya Abram Alexander?" Papa Bian bertanya dan memastikan.
"Papa kenal juga dengan mereka?" Ghea sudah ganti menatap pada Papi Bian seolah menuntut jawaban.
"Jadi Abram tidak merestui hubunganmu dengan Dean, lalu Dean yang pengecut mengusirmu, begitu?" Tanya Mom Mia meminta penjelasan sang putri.
"Ghea yang memutuskan Dean karena Tuan Abram menghina Mom habis-habisan," jawab Ghea yang nada bicara sudah berubah sendu. Tampak jelas kesedihan di wajah gadis dua puluh satu tahun tersebut.
"Keputusan bagus!" Tukas Papi Bian tiba-tiba yang langsung membuat semua orang menoleh ke arahnya.
"Sebaiknya kau memang tak usah menjalin hubungan dengan klan Alexander itu, Ghea! Karena Papi yakin kalau sikap Dean pasti juga sebelas dua belas dengan Papanya!" Pendapat Papi Bian selanjutnya dengan nada sinis.
"Sama-sama brengsek," sambung Papi Bian masih sinis.
Bukan Dean yang brengsek, Pi!
Tapi putrimu ini yang sudah nakal dan tak terkendali!
Ghea hanya mampu menjerit dalam hati.
"Sejak awal Galen juga sudah tidak suka dengan Dean Dean brengsek itu!" Celetuk Galen yang akhirnya ikut angkat suara setelah sejak tadi hanya diam saja.
"Lihat sendiri! Feeling Galen ada benarnya, kan?" Nada bicara Galen ikut-ikutan sinis seperti Papi Bian.
Benar-benar satu server!
Mom Mia sudah duduk di atas tempat tidur dan memeluk Ghea yang raut wajahnya masih sedih.
"Kau akan bertemu pria baik yang beribu-ribu kali lebih baik ketimbang Dean, Ghea! Berhentilah bersedih," hibur Mommy Mia yang hanya dijawab Ghea dengan anggukan kepala meskipun dalam hati gadis itu merasa ragu.
Mana ada pria baik yang mau dengan gadis 'bekas' semacam Ghea?
Mungkin selamanya Ghea tak akan menikah dan akan hidup menyendiri saja.
"Sebaiknya kau istirahat, Ghea!" Mom Mia mengecup kening Ghea dan segera membenarkan posisi tidur putri bungsunya tersebut.
Sementara Galen dan Papi Bian sudah keluar dari kamar Ghea tanpa berkomentar apa-apa lagi.
"Mom?" Panggil Ghea saat Mommy Mia hendak keluar dari kamar.
"Apa, Sayang?" Mom Mia kembali mendekat ke arah Ghea.
"Kenapa Mom dulu bersikap ketus pada semua pria?" Tanya Ghea penasaran.
"Tidak semua pria. Hanya pada pria brengsek sejenis Abram Alexander yang suka meniduri banyak gadis," jelas Mom Mia menyangkal tuduhan Ghea. Wanita paruh baya tersebut juga tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol Ghea.
Ghea hanya mengangguk dan tak bertanya lagi. Gadis itu memilih untuk segera memejamkan matanya saja karena matanya sudah benar-benar berat sekarang.
Mungkin pengaruh obat yang mulai bereaksi tadi.
Mom Mia sudah bangkit berdiri dan keluar dari kamar Ghea seraya menutup pintu. Bersamaan dengan Ghea yang juga sudah terlelap dan masuk ke alam mimpinya.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
lucky gril
yup seharusnya bikin ghea jd orang yg ngga haus perhatian ,sibukkan diri.
ngga usah mencari cinta .
toh cibta akan menemukan jlnnya tapi tetep jaga diri,ngerti sdh tidak adalg yg dibanggakan.
2021-12-17
0
acih aja
semangatt ghea... kamu kuat koq 💪
2021-12-06
0
Pesek Gitank
penasaran ma emaknya ghea dan bapaknya dean
2021-10-25
0