Ghea berjalan menyusuri trotoar dan terus menjauh dari hotel tempatnya bertemu kedua orang tua Dean tadi. Ghea tak memiliki tujuan sekarang. Gadis itu tidak tahu akan bermalam dimana malam ini. Ghea tidak mungkin kembali ke rumah besar Dean, meskipun hanya sekedar mengambil baju-bajunya yang masih berada disana.
Ah, biar saja!
Martabat keluarga Biantara lebih penting ketimbang hanya sebuah koper berisi baju-bajunya. Papa Dean benar-benar keterlaluan karena sudah menghina Mommy Mia dengan habis-habisan.
Ghea berhenti sejenak di sebuah halte bus untuk melihat pesan yang masuk ke ponselnya yang berada di dalam tas kecil di bahunya.
[Maaf, Ghea!] -Dean-
[Maaf soal sikap Papa tadi, dan maaf karena aku tidak menyusulmu.] -Dean-
[Aku menghormati Papaku dan menyayanginya melebihi apapun. Dan setelah aku pikir soal masalalumu, aku bukan pria tegar yang bisa menerima begitu saja masalalumu yang kurang menyenangkan itu. Aku pikir, mungkin aku bisa mendapatkan gadis yang lebih baik, dan pasti kau juga akan bertemu pria yang lebih baik juga yang menerima dirimu apa adanya.] -Dean-
[Sayangnya pria itu bukan aku.] -Dean-
[Aku memang pengecut, Ghe.] -Dean-
[Kau boleh menginap di rumah lagi malam ini. Mama dan Papa tidak akan pulang ke rumah. Aku akan memesankan tiket pulang untukmu besok pagi, dan supirku akan mengantarmu ke airport.] -Dean-
Deretan pesan dari Dean masuk beruntun ke dalam ponsel Ghea.
Ghea hanya tersenyum kecut membaca pesan dari Dean. Gadis itu juga buru-buru menghapus airmata yang menggenang di sudut matanya.
Tak bisa dipungkiri, kalau sebenarnya Ghea sudah jatuh hati pada Dean dan ia tak lagi menjadikan Dean sebagai pelarian.
Namun Dean benar, Ghea bukanlah seorang gadis yang sempurna dan Ghea tak akan pantas untuk Dean sampai kapanpun. Seharusnya Ghea tak berharap banyak.
[Kau dimana, Ghe? Sudah sampai rumah belum?] -Dean-
[Kau benar! Kau pria baik yang pantas mendapatkan gadis yang baik juga dan bukan gadis bekas sepertiku] -Ghea-
[Semoga kau bahagia bersama gadis lain yang lebih sempurna dan tentu saja yang direstui oleh Papamu] -Ghea-
Ghea menghapus kasar airmata yang kembali meleleh di kedua pipinya, lalu segera memblokir nomor Dean. Sudah cukup Ghea menjalin hubungan dengan pria itu. Ghea akan melupakannya mulai detik ini.
Ghea ganti menghubungi Abang Galen sekarang masih dengan airmata yang tak berhenti mengalir di kedua pipinya.
Ghea bingung.
Ghea hilang arah.
"Halo, Ghea!"
Itu bukan suara Abang Galen. Itu suara Kak Emily.
"Halo, Kak! Abang Galen dimana?" Tanya Ghea berusaha menormalkan nada bicaranya.
"Galen masih mandi. Kau ingin meninggalkan pesan?"
"Tidak!"
"Tapi bisa sampaikan ke Abang Galen untuk menghubungi Ghea kalau sudah selesai mandi?" Ghea kembali menyeka airmatanya.
"Ghe, apa kau baik-baik saja? Suaramu seperti habis menangis. Ada apa, Ghe?"
Kak Emily sepertinya bisa menangkap kesedihan Ghea sekarang.
"Ghea baik-baik saja, Kak! Ghea hanya sedikit flu," jawab Ghea berdusta.
"Minum obat lalu istirahat, Ghe! Jangan kecapekan dulu! Dean ngajakin kamu jalan-jalan terus pasti," tebak Kak Emily seraya terkekeh di seberang telepon.
Ghea hanya tersenyum kecut dan tak menimpali tebakan kakak iparnya tersebut.
"Aku tutup teleponnya dulu, Ghe! Aileen menangis," Pamit Kak Emily akhirnya.
"Nanti aku sampaikan ke Galen agar meneleponmu balik kalau dia sudah selesai mandi."
"Iya, Kak! Terima kasih," pungkas Ghea seraya menutup telepon.
Ghea kembali termenung di halte bus, saat sebuah mobil berhenti di depan halte.
Sial!
Ghea langsung berdiri dengan cepat saat sang pengemudi menurunkan kaca jendela mobil.
"Ghe," panggil pria yang rupanya adalah Dean tersebut.
Ghea melangkah cepat meninggalkan halte dan mengabaikan panggilan dari Dean.
"Ghea!" Panggil Dean sekali lagi yang sudah turun dari mobil dan berlari mengejar Ghea yang terus mempercepat langkahnya.
"Ghe, kamu mau kemana?" Langkah Dean yang lebih cepat dari Ghea, membuat pria itu bisa menyusul Ghea dengan mudah.
"Ghe!" Dean mencekal tangan Ghea.
"Lepasin aku!" Sentak Ghea marah.
"Ghe, aku tahu kamu marah. Tapi kamu masih tanggung jawab aku selama disini. Kamu mau kemana malam-malam begini? Ayo pulang dan besok aku akan mengantarmu ke airport!" Ajak Dean to the point.
"Aku bukan anak kecil! Dan aku bisa pulang sendiri!"
"Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi! Jadi jangan pernah menggangguku lagi!" Gertak Ghea seraya menuding ke arah Dean.
"Dan aku tidak akan pulang ke rumah orang yang sudah menghina Mommy-ku!" Tegas Ghea sekali lagi, kali ini seraya melambaikan tangan ke arah taksi yag kebetulan melintas.
Ghea naik ke dalam taksi dengan cepat, meninggalkan Dean yang hanya mematung. Dean hendak mengejar taksi yang ditumpangi Ghea, namun sepertinya terlambat, karena taksi itu sudah menghilang dengan sangat cepat, berbaur dengan taksi lain yang memenuhi jalanan malam inu.
"Dasar brengsek!" Umpat Dean kesal.
****
Taksi yang ditumpangi oleh Ghea terus melaju membelah jalanan, dan Ghea kembali harus menyeka airmata yang mengalir di kedua pipinya. Belum reda tangisan Ghea, ponsel gadis itu sudah berbunyi nyaring.
Abang Galen menelepon.
"Halo, Abang!" Sambut Ghea masih berusaha menyeka airmatanya.
"Ghe, ada apa?"
"Abang bisa belikan Ghea tiket pulang malam ini? Ghea ingin pulang Bang!" Ghea tetap saja gak bisa menahan tangisnya sekarang dan gadis itu berbicara pada Abang Galen seraya berurai airmata.
"Tidak ada penerbangan malam, Ghe! Paling cepat besok pagi baru ada."
"Apa yang sudah terjadi? Dean mana?" Cecar Abang Galen yang nada suaranya begitu khawatir.
"Ghea sedang tidak mau membahasnya. Ghea hanya ingin pulang sekarang," cicit Ghea dengan airmata yang terus bercucuran.
"Abang pesankan tiket untuk besok pagi. Kau carilah hotel dulu untuk menginap malam ini."
Ghea hanya mengangguk-angguk meskipun gadis itu tahu kalau Abang Galen tak bisa melihatnya sekarang.
"Ghe," panggil Abang Galen dari seberang telepon.
"Ghea tutup dulu teleponnya, Bang! Besok Ghea hubungi Abang lagi setelah di airport," jawab Ghea yang langsung dengan cepat menutup telepon dan mematikan ponselnya.
"Pak, berhenti di depan!" Ucap Ghea pada supir taksi saat gadis itu melihat sebuah kelab malam di tepi jalan.
Ghea sedang butuh pelampiasan sekarang!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
knp Ghea malah ke club???
2023-09-12
0
Hartaty
omg knp mesti ke club
2023-05-13
0
Dyah Shinta
Hadeuuhhh.... kudu banget sih galau trus ie club malem...
2022-01-29
0