"Ada apa, sih?" Tanya Dean bingung saat Ghea yang tiba-tiba menggamit lengannya.
"Eh, maaf!" Ghea buru-buru melepaskan gamitan tangannya pada lengan Dean dan sedikit salah tingkah.
"Tidak apa-apa, Ghe! Aku nggak keberatan, kok!" Sekarang Dean malah ganti melongkarkan lengannya ke pinggang Ghea dan sedikit menarik gadis itu mendekat ke arahnya.
"Dean," gumam Ghea yang mendadak jadi canggung.
"Kita makan siang dulu, yuk!" Ajak Dean selanjutnya yang masih tetap merangkul Ghea dengan mesra.
"Baiklah, terserah kau saja," jawab Ghea pasrah.
"Mau makan apa?" Tanya Dean lagi meminta oendapat Ghea.
"Apa saja," jawab Ghea yang masih saja grogi. Sekuat tenaga, Ghea mencoba menyembunyikan rasa groginya di depan Dean.
Ghea dan Dean segera menuju ke foodcourt yang ada didalam mall dan menikmati makan siang.
****
Alvin dan Tiara sudah tiba lagi di kediaman Abraham yang kini sudah ramai dan cukup banya orang. Besok adalah hari pernikahan Kak Audrey dan Abang Kyle, itulah alasan Alvin dan Tiara datang ke kota ini lagi.
Dan tadi Tiara menaksa Alvin mengantarnya ke pameran buku di mall, kkarena pacar Alvin itu memang suka membaca. Alvin benar-benar tak menyangka jiia ia akn kembali bertemu dengan Ghea yang sudah menggandeng pacar baru.
Keinginan Alvin untuk minta maaf pada Ghea dan semua rasa bersalah di hati Alvin yang semoat membuncah, mendadak menguap pergi tatkala melihat Ghea yang menggamit mesra lengan pria berkemeja hitam tadi.
Siapa memangnya pria tadi?
"Vin, kamu kenapa, sih?" Tanya Tiara heran karena melihat Alvin yang terus-terusan merengut setelah berjumpa dengan Ghea.
"Nggak apa-apa! Aku capek dan mau tidur!" Jawab Alvin dengan suara sedikit meninggi yang sontak membuat Tiara terkejut.
Alvin belum pernah bicara sekasar ini sebelumnya pada Tiara.
Alvin sudah berlalu dari hadapan Tiara yang masih mematung.
"Loh, sudah pulang dari pameran?" Tanya Mami Viola pada Tiara yang masih mematung.
"Sudah, Tante! Ini sudah dapat banyak bukunya," Tiara menunjukkan beberapa paperbag di tangannya yang berisi banayak buku dan novel hasil buruannya di pameran tadi.
"Alvin mana?" Tanya Mamai Viola lagi.
"Sudah ke kamar, katanya capek dan ngantuk," jawab Tiara seraya meringis.
Tiara juga masih bingung Alvin kenapa. Tadi pas berangkat, meskipun pemuda itu tampak terpaksa mengantar Tiara namun dia masih baik-baik saja.
Lalu kenapa saat pulang jadi uring-uringan tak jelas?
Apa memang yang membuat Alvin jadi uring-uringan begitu?
"Selalu capek jika di ajak ke pameran buku," Mami Viola terkekeh dan Tiara ikut terkekeh meskipun sediiit memaksa.
Tiara masih memikirkan sikap aneh Alvin.
"Yaudah, kamu sebaiknya juga makan siang lalu istirahat, Tiara!" Titah Mami Viola pada gadis sembilan belas tahun tersebut.
"Baik, Tante!" Tiara mengikuti Mami Viola ke ruang makan.
Sudah ada beberapa anggota keluarga Abtaham yang juga sedang menikmati makan siang. Meskipun Tiara baru beberapa bulan mengenal keluarga besar ini, dan baru beberapa kali bertemu, namun Tiara sudah cepat akrab dengan semua anggota keluarga Abraham.
****
"Jadi pacar aku mau, nggak?" Tanya Dean yang kini sudah menggenggam erat tangan Ghea.
"Apa?" Ghea terlihat shock dengan pertanyaan dari Dean.
"Jadi pacar aku, Ghe! Kita kan udah beberapa bulan jalan bareng tapi belum ada status apa-apa."
"Jadi aku ingin kamu jadi kekasih aku mulai sekarang. Kamu mau, nggak?" Tanya Dean sekali lagi yang tentu saja semakin membuat Ghea mearsa shock dan mematung di kursinya.
"Aku janji nggak akan macam-macam ke kamu. Paling, ya gandeng tangan aja pas jalan bareng. Atau mencium tangan kamu begini." Dean mengecup tangan Ghea dengan cukup lama dan Ghea tetap terdiam.
"Tapi aku janji, kalau kau tetap akan jadi yang pertama dan terakhir untukku."
"Hanya ada Ghea Adisti Biantara di dalam hatiku."
"I love you, Ghea!"
"Ghe!" Teguran Alvin menyentak lamunan Ghea tentang janji manis Alvin beberapa tahun silam.
Cih!
Apanya yang pertama dan terakhir?
Alvin sudah berpaling pada gadis lain dan Ghea tidak akan pernah menjadi yang terakhir untuk Alvin.
Dasar Alvin brengsek!
"Ghe, kamu kenapa malah melamun?" Tanya Dean lagi yang sontak membuat Ghea kembali salah tingkah.
"Eh, itu, aku," Ghea menjadi gugup sekarang dan bingung harus berkata apa.
"Baiklah, kalau kau masih kaget dengan pertanyaanku tadi."
"Kau tak harus menjawabnya sekarang, dan boleh menjaeabnya kapan-kapan. Aku tak akan memaksa," Dean kembali mengecup tangan Ghea.
"Aku jawab sekarang aja, Dean!" Ucap Ghea cepat seraya menatap pada Dean.
"Jadi?" Dean mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban dari Ghea.
"Aku mau!" Jaeab Ghea sedikit bergumam.
"Apa?" Dean yang hanay mendengar jawaban samar-samar dari Ghea meminta gadus itu mengulangi jawabannya.
"Aku mau, Dean! Aku mau jadi pacar kamu," ulang Ghea seraya tersenyum pada Dean.
"Benar?" Mata Dean terlihat berbinar senang.
Ghea mengangguk dengan yakin, dan Ddan langsung bangkit dari duduknya, lalj menghampiri Ghea dan memeluk gadis itu.
"Kita pacaran mulai sekarang berarti, ya?" Dean memastikan sekali lagi status hubungan mereka berdua.
Ghea mengangguk.
"Iya, Dean! Kita pacaran!"
"Kamu selesai kuliah, kita langsung nikah, ya!" Dean mengecup puncak kepala Ghea dan menyampaikan rencananya ke depan yang terang saja membuat Ghea terkejut.
Nikah?
Menikah dengan Dean?
Apa Ghea sungguh-sungguh mencintai pria ini?
Tapi Ghea tak pernah berpikir sejauh itu, karena Ghea menerima pernyataan cinta Dean barusan hanya demi menyaingi Alvin yang kini sudah menggandeng Tiara.
Ghea hanya menjadikan cinta Dean sebuah pelarian semata.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
acih aja
sebenarnya... masih blm pada bisa move on y
2021-12-06
0
Pesek Gitank
kejam nyaaa dikau pada dean ghe
2021-10-25
0
gina Ristanti
klo cm di jadikan pelarian mending ga usah dech.. khan kasian..
2021-10-16
0