[Lihatlah kelakuan temanmu!]
Sebuah pesan beserta sebuah foto seorang pria yang tengah berada di sebuah kelab malam masuk ke dalam ponsel Alvin.
[Dia sedang apa? Sudah minum berapa gelas?] -Alvin-
[Jangan tanya! Jemput saja kesini dan bawa dia pulang!]
Alvin tak membalas lagi pesan dari temannya yang menjadi bartender di sebuah kelab malam tersebut. Pemuda itu memilih untuk menyambar jaketnya serta kunci mobil dan membuka pintu kamar.
"Vin, mau kemana?" Tanya Kak Audrey yang sedang duduk menonton televisi di ruang tengah.
"Keluar sebentar, Kak! Ada keperluan," jawab Alvin sedikit meringis.
"Kak Audrey mau titip sesuatu?" Alvin balik bertanya dan berbasa-basi pada sepupunya tersebut.
Kak Audrey menggeleng dan melihat jam dinding yang tergantung di dinding.
"Sudah jam sepuluh lewat, Vin! Jangan lama-lama keluarnya. Aku juga sudah mengantuk." Kak Audrey menguap lebar.
"Kak Audrey istirahat saja jika sudah mengantuk. Alvin bawa kunci cadangan, kok!" Alvin menunjukkan kunci rumah yang menyatu dengan kunci mobilnya.
Mobil milik Papi Alex sebenarnya, karena Alvin memang jarang membawa mobil dan lebih suka naik motor kemana-mana.
"Mami kamu pasti mengomel jika tahu kamu keluar jam segini!" Kak Audrey bangkit dari duduknya dan memperingatkan sekaligus menuding ke arah sepupunya tersebut.
Mami Viola dan Papi Alex memang sedang tak berada di rumah sekarang karena ada keperluan di luar kota. Mungkin lusa keduanya baru akan pulang.
"Kak Audrey baik, deh! Jangan laporin ke Mami, ya!" Rayu Alvin seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Kak Audrey hanya memutar bola matanya dan mematikan televisi lalu mengayunkan langkahnya menuju ke kamar.
"Aku akan tidur dan pura-pura tak tahu kamu pergi jam segini!" Seru Kak Audrey sebelum wanita hamil itu masuk ke kamar dan menutup pintu, lalu menguncinya.
"Kak Audrey memang yang terbaik!" Seru Alvin yang langsung keluar dari rumah dengan cepat. Tak berselang lama, mobil Papi Alex yang dikemudikan oleh Alvin sudah melaju meninggalkan kediaman Sanjaya, menuju ke sebuah kelab malam langganan Alvin.
****
Alvin mengedarkan pandangannya ke dalam kelab malam langganannya, dan langsung bisa menemukan Juna yang sedang duduk di salah satu bangku yang berada di depan meja bar panjang seraya menenggak minuman dari gelasnya.
Ck!
Alvin berjalan cepat menghampiri Juna, yang merupakan teman baiknya.
Juna adalah kakak tingkat Alvin di universitas sekaligus anak dari teman Papi Alex. Dan keduanya menjadi akrab karena memang sering nongkrong bersama.
"Apa yang kau lakukan?" Alvin merebut gelas berisi minuman dari tangan Juna dan meletakkannya dengan kasar ke atas meja bar.
"Aku sudah mengingatkannya, tapi dia keras kepala," tukas seorang bartender yang juga adalah teman Alvin dan Juna.
"Kau sudah berjanji untuk tidak minum cairan laknat ini lagi, Jun!" Sergah Alvin menatap tak senang pada Juna.
"Tidak usah mengguruiku!" Gertak Juna yang balik mendelik pada Alvin. Mata pria itu sudah berubah merah karena mabuk.
"Kau masih belum menyelesaikan masalahmu dengan Lily?" Tanya Alvin to the point.
"Aku bingung!" Teriak Juna seraya menyugar rambutnya dengan kasar.
"Aku baru saja ingin mengurus perceraianku dengan Lily, saat Alsya menunjukkan sebuah testpack kepadaku."
"Lily hamil," lanjut Juna lirih.
"Selamat! Kau akan jadi seorang papa lagi, Juna! Jadi berhentilah mabuk-mabukan dan pulanglah ke rumah sekarang!" Perintah Alvin tegas seraya turun dari bangkunya dan lanjut memaksa Juna untuk ikut turun juga.
"Aku membencinya, Alvin! Aku membenci Lily!" Ucap Juna yang tetap keras kepala dan tidak mau mengikuti saran dari Alvin.
"Kau mencintainya, oke! Lily sedang mengandung calon anakmu. Jadi kau tak bisa membencinya!" Ucap Alvin tegas.
"Kau tidak akan bisa membenci Lily karena kau sangat mencintainya," ucap Alvin sekali lagi seraya merengkuh kedua pundak Juna, seakan sedang memberikan keyakinan pada temannya tersebut.
"Lily sudah mengakui semua perbuatannya dan bicara jujur, Jun! Jadi maafkan Lily dan kalian bisa memulai lagi dari awal. Kepergian Emma adalah takdir," nasehat Alvin sekali lagi pada Juna yang terlihat frustasi.
Kalau Alvin berada di posisi pria ini mungkin Alvin juga akan merasakan perasaan yang sama.
"Pulanglah sekarang dan berhenti minum!" Ucap Alvin sekali lagi dengan nada tegas.
Alvin sedikit menyeret Juna agar turun dari bangkunya. Pria itu sudah sedikit sempoyongan, jadi Alvin harus memapahnya keluar dari kelab malam.
"Vin!" Panggil teman Alvin yang juga menjadi bartender.
"Ponsel Juna!" Teman Alvin tadi menyodorkan ponsel Juna yang tadinya berada di atas meja bar pada Alvin.
Alvin dengan cepat mengambil ponsel tersebut, saat tak sengaja netra Alvin malah menangkap bayangan gadis bergaun maroon yang mirip Ghea.
Tunggu!
Alvin memfokuskan pandangannya pada gadis yang duduk menyendiri di ujung meja bar tersebut dan memperhatikan dengan seksama, gadis yang mengenakan gaun maroon itu.
Itu benar-benar Ghea!
Tapi sedang apa Ghea di kelab malam seperti ini?
Apa dia pergi bersama Dean yang mengaku sebagai tunangannya saat reuni kemarin lusa?
Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Dean di dekat Ghea. Dan kenapa Ghea malah minum minuman keras beberapa kali?
Alvin menghampiri Ghea dengan cepat dan meninggalkan Juna begitu saja.
"Ghe, kau sedang apa?" Tegur Alvin seraya menahan tangan Ghea yang sedang memegang gelas berisi minuman.
Ghea tampak terkejut denagn kemunculan Alvin yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya.
"Kau sedang apa disini, Ghe?" Tanya Alvin sekali lagi seraya meletakkan gelas minuman Ghea dengan kasar dan ganti merengkuh kedua pundak Ghea.
"Ghe!"
"Lepas!" Ghea menyentak tangan Alvin di pundaknya dan hendak mengambil gelas minumannya lagi, saat Alvin mendahului Ghea dengan cepat.
"Kembalikan!" Bentak Ghea galak pada Alvin.
"Dean dimana? Apa pria yang membawamu ke tempat seperti ini?" Tanya Alvin yang kembali mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Dean.
Tapi nihil. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Dean di kelab ini. Dan Alvin malah menemukan Juna yang kini sudah naik ke lantai dansa dan berjoget-joget seperti orang mabuk.
Ah, pria itu memang sedang mabuk dan Alvin seharusnya mengantar Juna pulang.
Tapi ada Ghea juga yang harus Alvin awasi.
Kenapa jadi rumit begini?
"Jangan ikut campur urusanku!" Gertak Ghea galak.
"Kembalikan minumanku!" Ghea berusaha merebut gelas minumannyabdari tangan Alvin, namun Alvin tetap bersikeras mempertahankannya.
"Kembalikan, Alvin! Dasar brengsek!" Umpat Ghea yang masih berusaha untuk merebut gelasnya.
Hampir dapat, saat tiba-tiba Alvin malah menenggak minuman di dalam gelas Ghea dalam satu tegukan hingga tandas.
Alvin mengerang karena merasakan minuman itu membakar tenggorokannya. Berbeda dengan Ghea yang kini semakin menatap marah pada Alvin karena mendapati gelasnya yang sudah kosong.
"Kenapa kau habiskan?" Ghea memukul-mukul dada Alvin dengan marah, saat tiba-tiba terdengar suara seseorang yang jatuh di atas lantai dansa. Alvin dan Ghea menoleh bersamaan dan langsung terlihat Juna yang sudah jatuh terkapar di atas lantai dansa.
"Ck! Dasar merepotkan!"
.
.
.
Cerita Juna-Lily ada di "Menikahi Pembunuh Istriku"
Judulnya horor 😂
Sekian info hari ini
Jangan lupa like biar othornya bahagia dan ceritanya cepat rilis 😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Diii
berakhir dimana mereka berdua
2022-09-14
0
@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞
waduh aku yg baru mampir ternyata cerita author keren dan banyak cerita sambung menyambung 🤭ttp semangat maaf , terlambat bacanya🤭✌️🙏💪
2022-08-13
0
Dewi Asmita
aku sdh bca thorrr ksh dean melani n juna n lly....bgus smua crtnya
2021-12-22
0