[Hari ini kuliah?] -Dean-
[Kebetulan libur karena ini hari Sabtu] -Ghea-
[Mau jalan-jalan? Aku kebetulan sedang tidak ada pekerjaan di kantor] -Dean-
[Jalan-jalan kemana?] -Ghea-
[Kemana aja! Aku jemput tiga puluh menit lagi, ya!] -Dean-
[Baiklah.] -Ghea-
Ghea meletakkan ponselnya di atas nakas dan segera beranjak dari atas tempat tidur. Jam sudah menunjukka pukul sepuluh pagi, dan sejak tadi setelah sarapan Ghea memang hanya bermalas-malasan di atas kasur karena hari ini kuliahnya libur.
Tapi setelah membaca pesan dari Dean yang mengajaknya jalan-jalan, Ghea bergegas mandi dan bersiap.
Sejak pertemuan pertama Ghea dan Dean di car free day beberapa bulan yang lalu, Ghea dan Dean memang langsung intens bertukar pesan dan hubungan mereka semakin dekat saja. Kadang Dean juga mengajak Ghea makan siang di luar atau menjemput Ghea pulang dari kuliah.
Dean ternyata adalah seorang direktur muda di sebuah perusahaan property yang ada di kota ini. Ghea benar-benar tak menyangkanya. Pantas saja Dean selalu bergonta-ganti mobil saat menjemput Ghea.
****
Ghea yang sudah rapi, keluar dari kamar saat mendapati Kak Emily yang sedang duduk di sofa ruang tengah seraya makan kue, dan Abang Galen yang sedang memijit kaki Kak Emily yang kini kehamilannya sudah masuk usia tujuh bulan.
Kadang Ghea merasa iri melihat kemesraan dari pasangan suami istri ini. Semoga nanti Ghea juga akan punya suami yang perhatian dan menyayanginya seperti halnya Abang Galen pada Kak Emily.
"Mau kemana kamu, Ghe?" Tegur Abang Galen saat melihat Ghea yang sudah dandan rapi.
"Mau pergi jalan-jalan," jawab Ghea seraya meringis.
"Sama siapa?" Kali ini gantian Papi Bian yang bertanya.
"Sama Dean," jawab Ghea sedikit lirih.
"Siapa?" Abang Galen mengangkat sebelah alisnya.
"Sama Dean, Bang! Yang pernah kesini naik mobil sport itu," jelas Ghea akhirnya berbicara jujur pada sang abang.
"Dean itu pacar baru kamu? Kelihatannya sudah tua," tanya abang Galen sedikit berpendapat.
"Satu tahun lebih tua dari Bang Galen. Belum tua-tua amat kalau sama Ghea. Ketimbang cari yang seumuran tapi labil dan mudah berpaling!" Pendapat Ghea yang mendadak ingat pada Alvin.
Rasa sebal di hati Ghea mendadak kembali membuncah mengingat sifat labil Alvin serta pengkhianatannya pada Ghea.
Cih!
Kalau Alvin bisa berpaling dan mencari pacar baru, Ghea juga bisa cari gandengan baru yang lebih segala-galanya ketimbang Alvin!
Dean jelas lebih segala-galanya ketimbang Alvin.
Tapi sepertinya Ghea lupa satu hal yang mungkin akan membuat Dean berpikir ulang untuk menjalin hubungan bersama Ghea.
Segel Ghea sudah dibuka oleh Alvin.
Mungkinkah Dean akan tetap menerima Ghea apa adanya?
"Suruh dia menemui Papi kalau memang dia serius sama kamu, Ghe! Jangan main kucing-kucingan seperti ini!" Nasehat Papi Bian pada sang putri.
"Iya, nanti Ghea sampaikan ke Dean, Pi! Orang belum jadian juga. Cuma baru jalan bareng aja," jawab Ghea memberikan alasan.
"Belum jadian tapi udah rajin antar kamu pulang kuliah dan ngajak jalan-jalan. Mencurigakan!" Abang Galen kembali berpendapat.
"Ck! Itu namanya pedekate, Yang!"
"Kayak nggak ingat aja pas kamu dulu pedekate sama ilustrator kamu, sampe beliin susu coklat tiap pagi sama nemanin lembur sampe malam, diantar pulang lagi," cecar Kak Emily panjang lebar yang sontak membuat Ghea tergelak.
"Ilustrator aku yang jual mahal itu, ya?" Ujar abang Galen pura-pura lupa.
Kak Emily hanya mencibir sebelum kemudian kakak ipar Ghea itu kembali melahap kue yang sejak tadi ada di pangkuannya.
Ponsel Ghea berbunyi, menandakan kalau Dean sudah tiba di depan kafe.
"Dean udah sampai. Ghea berangkat dulu, Pi!" Pamit Ghea pada Papi Bian seraya mencium punggung tangan papi kandungnya tersebut.
Mom Mia tak terlihat, entah berada di mana.
"Hati-hati dan jangan pulang malam!" Pesan Papi Bian pada Ghea.
"Oke, Pi!" Ghea mengacungkan jempol tangannya dan segera berlari ke arah pintu utama. Gadis itu menuruni tangga dengan riang dan senyum di bibirnya semakin lebar saat melihat Dean yang sudah berdiri di bawah tangga menunggunya.
"Udah lama?" Tanya Ghea berbasa-basi.
"Baru saja," jawab Dean yang hari ini terlihat santai mengenakan kemeja hitam lengan pendek dan sebuah celana jeans.
"Mau jalan-jalan kemana?" Tanya Ghea seraya memegang tali tasnya yang tersampir di pundak.
"Kamu maunya kemana?" Dean malah balik bertanya pada Ghea.
"Emmmm, kok malah balik nanya, sih? Aku kan jadi bingung," Ghea mengusap tengkuknya yang tak gatal.
"Bisanya kamu kemana?" Tanya Dean lagi seraya memeriksa tengkuk Ghea karena gadis itu terus saja mengusapnya.
Dean khawatir kalau-kalau ada semut yang merayap di leher atau tengkuk Ghea.
"Biasanya aku cuma ke mall bareng teman-teman," jawab Ghea jujur.
"Yaudah, kita ke mall aja bagaimana? Nanti sekalian nonton sama makan siang," usul Dean meminta pendapat Ghea.
"Baiklah, aku setuju!" Ghea mengangguk seraya tersenyum.
Dean segera mengajak Ghea menuju ke arah mobil putihnya yang terparkir di halaman kafe. Pria itu juga membukakan pintu mobil untuk Ghea seperti biasa, lalu kembali menutupnya setelah Ghea masuk.
Tak berselang lama, mobil Dean sudah melaju meninggalkan rumah kedua orang tua Ghea.
"Ngintip apa, Yang?" Tanya Emily pada Galen yang berdiri di ujung tangga dan hanya melihat pria yang tadi menjemput Ghea.
"Penasaran saja sama calon pacarnya Ghea," jawab Galen jujur.
"Tajir ternyata, Yang! Kapan hari itu mobilnya warna merah, trus hitam, eh hari ini ganti jadi putih," ujar Emily yang sepertinya hafal sekali dengan mobil Dean yang berwarna-warni.
"Punya showroom mobil mungkin," jawab Galen sinis sebelum kembali masuk ke dalam rumah. Emily tetap setia mengekori suaminya tersebut.
****
"Eh, ada pameran buku!" Ucap Ghea saat ia dan Dean baru masuk ke sebuah mall yang ada di pusat kota.
"Mau melihat?" Tawar Dean, lalu Ghea segera mengangguk.
Dean dan Ghea bergegas masuk ke area pameran untuk melihat-lihat buku yang ada di pameran.
"Suka baca juga, Dean!" Tanya Ghea seraya memilih-milih novel yang sedang diskon besar.
"Baca laporan di kantor," jawab Dean seraya terkekeh.
Ghea ikut terkekeh.
Ghea hendak mengambil satu novel saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan sebuah tangan seorang pria.
Eh!
"Maaf, Mas." Ghea mendongak dan terkejut saat mengetahui siapa pemilik tangan tersebut.
Alvin?
Sedang apa sebenarnya pria itu di kota ini?
Apa dia sudah pindah kesini juga?
Ghea tak jadi minta maaf dan segera menarik Dean pergi.
"Nggak jadi beli novel?" Tanya Dean bingung saat Ghea terus menariknya menjauh dari Alvin yang terus menatap ke arah mereka berdua.
"Cari ke tempat yang lain aja, Dean!" Jawab Ghea sedikit tergagap.
Ghea dan Dean segera mencari stand yang lain yang juga menwarkan novel-novel dengan harga miring. Namun mood Ghea sudah terlanjur berantakan karena melihat Alvin yang tadi juga ada di pameran ini, dan Ghea jadi tak fokus saat memilih novel.
Ck!
Akhirnya Ghea hanya mengambil tiga novel dengan judul acak, dan segera membayarnya. Baru saja Ghea akan keluar dari area pameran, gadis itu kembali melihat Alvin yang kali ini sedang merangkul Tiara.
Rasa cemburu langsung menjalari hati Ghea, terutama saat Alvin balik menatap ke arahnya.
Ghea langsung menggamit lengan Dean dengan mesra dan mereka berdua segera meninggalkan area pameran.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KNP DEAN GK PRMISI KE BIAN & GALEN..
2023-05-17
0
Bu'e Kanaya
baru tau AQ,kl Dean pernah Deket ma Ghea ...
2021-12-27
0
acih aja
ehm... ehmmm
2021-12-06
0