Bulan berganti,
Ujian Akhir Sekolah sudah semakin dekat. Ghea dan Alvin sudah mengurangi frekuensi kenakalan mereka saat berpacaran dan lebih banyak fokus pada pelajaran agar bisa lancar mengerjakan ujian. Apalagi Alvin yang punya keinginan untuk masuk sekolah kedokteran, membuat pemuda itu belajar lebih keras lagi.
Ghea selalu mendukung apapun keinginan Alvin termasuk cita-cita Alvin yang ingin menjadi seorang dokter.
Ghea akui kalau sebenarnya Alvin itu punya otak yang encer dan cepat menangkap setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya saja, Alvin juga punya sisi lain dari dalam dirinya yang bernilai negatif. Yaitu tingkah mesum serta kenakalannya bersama Ghea yang sudah benar-benar di luar batas.
Alvin merangkul Ghea dan menyusuri koridor sekolah yang menuju ke kelas mereka.
"Sudah kamu tes?" Tanya Alvin sedikit berbisik pada Ghea yang masih ia rangkul dengan mesra.
"Satu garis. Bukankah bulan kemarin kau sudah menanyakannya?" Jawab Ghea ikut-ikutan berbisik.
"Ya, kali aja bulan ini hasilnya beda," ucap Alvin sedikit terkikik.
"Langsung nikah kita nanti, kalau dua garis," imbuh Alvin lagi yang langsung berhadiah sikutan di perut dari Ghea.
"Nanti pulang-"
"Aku sedang berdarah!" Ghea memotong ajakan Alvin yang Ghea yakin mau mengajaknya bercinta lagi sepulang sekolah.
"Yah! Padahal sudah lama kita nggak main," Alvin sedikit kecewa.
"Fokus pada ujian! Bukankah katanya kau mau jadi dokter? Aku juga masih ingin lanjut kuliah dan meraih cita-citaku," nasehat Ghea pada Alvin.
"Siap, Bu Guru Ghea!" Jawab Alvin lebay.
Ghea hanya terkekeh dan dua sejoli tersebut sudah tiba di kelas. Seperti biasa, keduanya selalu duduk bersebelahan dan satu meja di dalam kelas.
****
Alvin membuka tas ransel Ghea dan hendak mencari buku catatan pelajaran milik Ghea, saat pemuda itu menemukan bungkusan testpack di tas Ghea yang sudah terbuka.
Jiwa kepo Alvin langsung membuncah. Pemuda itu mengambil isi di dalam bungkusan tersebut setelah melihat ke kiri dan kanan dan memastikan tak ada yang melihat. Betapa terkejutnya Alvin saat melihat dua garis merah di atas testpack yang menandakan kalau orang yang baru saja memakai testpack tersebut sedang hamil.
Ghea hamil!
Benarkah Ghea hamil?
Ghea sudah kembali dari kantor guru dan baru tiba di ambang pintu kelas, saat sebuah teriakan terdengar dari arah toilet cewek di ujung lorong. Para siswa langsung berlarian ke arah toilet cewek, tak terkecuali Ghea dan Alvin yang penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Janin! Ada janin dibuang di toilet!" Teriak seorang siswi yang wajahnya pucat pasi.
"Dimana?"
"Dimana?"
Semua yang kepo dan penasaran langsung melihat ke arah bungkusan plastik biru yang ada di sudut toilet yahg ditunjuk oleh siswi yang tadi berteriak.
Suasana heboh seketika. Namun beberapa guru langsung datang untuk mencegah suasana semakin heboh. Janin yang entah milik siapa tersebut segera dibawa oleh salah seorang guru dan semua siswa diminta untuk bubar dan masuk ke kelasnya masing-masing.
Ghea hanya diam setelah kembali dari toilet dan tak berbicara sepatah katapun pada Alvin. Saat Ghea akan berbelok masuk ke kelas, Alvin malah menarik Ghea dan mengajak kekasihnya itu menuju ke halaman belakang sekolah, tempat mereka biasa melakukan hal-hal mesum.
"Kenapa kesini, Vin? Sebentar lagi pelajaran dimulai," protes Ghea seraya berusaha melepaskan cekalan tangan Alvin yang tak seperti biasanya.
"Kamu hamil?" Tanya Alvin to the point.
"Enggak! Bukankah aku sudah mengatakannya berkali-kali kepadamu?" Jawab Ghea sedikit emosi.
"Jangan bohong! Aku menemukan ini di tasmu!" Alvin menunjukkan testpack dua garis yang tadi ia temukan di tas Ghea.
"Itu bukan punyaku!" Jawab Ghea cepat seraya menatap ke arah mata Alvin.
"Lalu punya siapa kalau bukan punya kamu? Jelas-jelas ini ada di tasmu!" Cecar Alvin sedikit emosi.
"Tapi aku tidak hamil, Vin! Aku saja sedang berdarah sekarang!" Ucap Ghea tetap keras kepala.
"Tunjukkan!" Tantang Alvin pada Ghea.
Ghea tak punya pilihan dan baru saja akan menunjukkan pada Alvin saat ponselnya yang di saku tiba-tiba berbunyi.
"Halo!" Ghea mengangkat telepon dari salah satu teman sekelasnya teesebut.
"Ghe, kamu dimana? Kamu dipanggil ke ruang BK karena kemarin kamu ada di toilet cewek."
"Trus hubungannya apa? Kemarin banyak yang pergi ke toilet dan bukan aku doang."
Ghea baru menyelesaikan kalimatnya saat Alvin meraih ponsel Ghea dan menyalakan loudspeaker
"Iya, masalahnya ada yang bersaksi kalau janin itu sudah di toilet sejak kemarin siang pas istirahat kedua. Dan siswi yang ke toilet antara jam keenam dan jam istirahat kedua semuanya dipanggil ke ruang BK buat dimintain keterangan. Termasuk kamu!"
"Ini kamu dicariin sama guru BK. Kamu dimana, sih? Alvin juga nggak ada tapi tas kalian masih di kelas."
"Yaudah, aku langsung ke ruang BK. Makasih infonya!" Pungkas Ghea seraya menatap sekilas pada Alvin yang kini malah menatapnya dengan tatapan yang aneh.
"Kau tidak membunuh calon anakku, kan?" Tuduh Alvin tiba-tiba pada Ghea.
"Apa maksudmu, Vin? Aku itu nggak hamil! Jadi bagaimana aku bisa membunuh calon anakmu?" Ghea tetap pada jawaban awal dan bersikeras.
"Jangan berbohong terus, Ghe! Jelas-jelas testpack ini menunjukkan dua garis dan ini ada di dalam tasmu!"
"Itu bukan milikku! Aku juga tidak tahu kenapa itu bisa ada di dalam tasku!" Ghea tetap keras kepala.
"Ghe, jangan bohong lagi!" Alvin merengkuh kedua pundak Ghea dan menatap tajam pada kekasihnya tersebut.
"Aku harus jujur bagaimana lagi, Vin! Aku nggak hamil, testpack itu bukan milikku, dan janin yang di toilet itu bukan aku yang membuang!" Tutur Ghea panjang lebar mencoba menjelaskan pada Alvin.
"Kamu lihat sendiri! Aku sedang berdarah!" Ghea menyingkap roknya dan menunjukkan pada Alvin.
"Aku ngak mungkin berdarah kalau aku sedang hamil!" Sergah Ghea lagi dengan nada yang meninggi.
"Kau sudah menggugurkannya! Makanya kau berdarah!" Tuduh Alvin sekali lagi.
"Sudah cukup tuduhanmu!" Ghea mulai emosi pada Alvin yang terus menuduhnya.
"Kenapa kau membunuh calon anakku, Ghe? Seharusnya kau jujur saja padaku dan aku pasti bertanggung jawab!"
"Itu bukan janinku!"
"Sudahlah! Aku mau ke ruang BK!" Ghea meninggalkan Alvin begitu saja denagn emosi yang menenuhi hatinya.
Bisa-bisanya Alvin menuduh Ghea hamil, lalu menggugurkan kandungan, dan membuang janin di toilet sekolah.
Ghea tak mungkin melakukan hal konyol itu!
****
Di ruang BK.
CCTV sekolah yang berada di depan toilet siswa perempuan di putar berulang, beverapa siswi yang kini duduk di ruang BK memang terlihat masuk ke dalam toilet dan hanya Ghea yang terlihat masuk sambil membawa bungkusan di tangannya.
"Saya sedang mendapat tamu bulanan, Pak! Dan bungkusan itu isinya pembalut!" Jawab Ghea menjelaskan pada Guru BK sebelum ada tuduhan tak jelas melayang ke arahnya.
"Saat jam istirahat kedua, seorang siswi bersaksi kalau sudah melihat bungkusan biru itu di sudut toilet. Tapi mengabaikan, karena ia pikir mungkin hanya sampah. Kau meninggalkannya disana, Ghea?"
"Saya memang membuang plastik biru pembungkus pembalut ke tempat sampah, Pak! Di tempat sampah di dalam toilet, bukan di sudut toilet. Dan saya juga tidak hamil! Jadi mana mungkin saya membuang janin tak berdosa di toilet!" Ghea yang sejak tadi sudah diselimuti emosi nada bicaranya semakin tak terkendali.
Ghea menatap pada seorang siswi kelas sepuluh yang duduk dan menunduk, yang kemarin tak sengaja menabraknya saat Ghea hendak keluar dari toilet. Mungkinkah siswi itu yang mengambil plastik bekas pembalut Ghea dari tempat sampah, lalu memakainya untuk menutupi aibnya?
Tapi Ghea tak punya bukti untuk menuduhnya.
Dan yang masuk ke toilet sambil membawa bungkusan hanya Ghea. Siswi itu tak terlihat membawa bungkusan.
Ck!
Ghea tak sengaja menatap ke jendela ruang BK, dan melihat Alvin yang sepertinya sedang menguping pembicaraan. Alvin menatap marah pada Ghea sebelum pemuda itu berbalik dan pergi.
"Ghea, kamu nanti ikut ke klinik untuk diperiksa lebih lanjut!" Putus guru BK akhirnya yang hanya membuat Ghea mendengus tak percaya.
Kenapa semua jadi serumit ini?
.
.
.
Salah pahamnya rada absurd.
Konfliknya aneh.
Maafkan othor.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JGN2 GHEA TU BUANG JANINNYA
2023-05-17
0
Diii
kan cek ke dokter kandungan bisa ketahuan
2022-09-14
0
graha
salut walaupun kelakuannya diluar batas ya kak?
2022-01-17
0