Dean sudah menyambut Ghea saat gadis itu tiba di sebuah restorant mewah yang berada di dalam kawasan salah satu hotel berbintang lima di Bali.
"Hai, kau cantik sekali," puji Dean pada Ghea yang sore ini mengenakan gaun warna maroon yang tadi dikirimkan oleh Dean.
"Kedua orang tuamu sudah datang?" Tanya Ghea yang terlohat gugup.
"Ya, mereka sudah datang beberapa menit yang lalu," Dean mengendikkan dagunya ke arah salah satu meja di dalam resto, dimana ada pasangan suami istri yang sepertinya seusia dengan Mommy Mia dan Papi Bian.
Ya,
Itu pasti Tuan dan Nyonya Alexander.
"Ayo!" Dean mengulurkan lengannya agar digamit oleh Ghea.
Ghea menarik nafas panjang sejenak sebelum menggamit lengan Dean. Keduanya segera menghampiri Tuan dan Nyonya Alexander yang terlihat begitu serasi.
"Ma, Pa," sapa Dean pada kedua orang tuanya.
"Ini Ghea, yang kenarin Dean ceritakan pada Mama dan Papa," Dean memperkenalkan Ghea pada kedua orang tuanya. Nyonya Angel yang merupakan Mama Dean segera menyambut Ghea dengan hangat dan memeluk gadis itu.
"Kau cantik sekali, Ghea!" Puji Nyonya Angel.
"Terima kasih, Nyonya. Anda juga cantik dan awet muda," Ghea balas memuji mama kandung Dean tersebut meskipun masih canggung.
Tuan Abram masih diam di temaptnya dan terlihat mengamati wajah Ghea dengan seksama.
Kenapa wajahnya terlihat tidak asing?
Ini seperti....
"Aku tidak tertarik untuk menikah ataupun menjalin bisnis dengan pria brengsek sepertimu. Entah sudah berapa wanita yang kamu tiduri. Menjijikkan sekali!"
Raut wajah pongah itu!
Meskipun sudah puluhan tahun berlalu, namun Tuan Abram masih ingat dengan jelas raut pongah dari seorang nona direktur yang pernah menolaknya mentah-mentah.
Tidak ada yang pernah menolak seorang Abram Alexander sebelumnya, kecuali nona direktur sombong Mia Hendrawan. Dan wajah gadis bernama Ghea ini kenapa mirip sekali dengan Mia?
"Pa," Teguran Dean membuyarkan lamunan Tuan Abram.
"Jadi ini pacarmu?" Tuan Abram menyilangkan kakinya dan menatap Ghea dengan remeh.
"Iya, namanya Ghea, Pa!" Jawab Dean memperkenalkan Ghea pada Tuan Abram.
Ghea segera meraih tangan Tuan Abram untuk ia cium dengan takzim.
"Ghea siapa?" Tanya Tuan Abram penasaran.
"Ghea Adisti Biantara," jawab Ghea lengkap.
"Ghea Biantara?" Tuan Abram semakin menatap tak senang pada Ghea.
"Iya," Ghea menundukkan wajahnya karena merasa ada yang tidak beres.
Atau jangan-jangan Tuan Abram sudah mengenal Mommy dan Papi?
"Putri dari nona direktur Mia Hendrawan dan suami bayarannya? Apa pernikahan kedua orang tuamu juga masih sebuah sandiwara?" Tanya Tuan Abram seraya tertawa mengejek pada Ghea seolah itu adalah sebuah pertanyaan yang lucu.
"Sandiwara?" Ghea bergumam tak paham.
"Apa maksud Papa? Kenapa Papa bicara seperti itu?" Tanya Dean tidak paham.
"Kau duduk saja, Dean! Papa sedang bicara dengan putri dari nona direktur pongah yang kata-katanya selalu pedas. Apa kau juga se-pongah Mamamu, Ghea?" Tanya Tuan Abram penuh kesombongan.
"Jangan menuduh sembarangan!" Sentak Ghea berani.
"Mommy bukan wanita yang pongah! Anda pasti salah orang!" Sambung Ghea yang tentu saja merasa tak terima Mommy kesayangannya diejek oleh Tuan kaya sombong ini.
"Hanya ada satu Mia Hendrawan di dunia ini. Jadi aku tak mungkin salah orang!" Jawab Tuan Abram tegas.
"Papa bicara apa sebenarnya?" Sela Dean yang mulai tak mengerti dengan arah pembicaraan sang Papa.
"Gadis yang kau bilang sebagai pacarmu ini adalah putri dari Mia Hendrawan, seorang nona direktur sombong yang kesombongannya melebihi apapun di dunia ini. Dan Papa sangat yakin, kalau gadis ini pasti juga sama sombongnya dengan mamanya itu!" Tuan Abram menuding ke arah Ghea.
Dean terdiam seolah kehilangan kata-kata.
"Papa tidak setuju kau menjalin hubungan lebih dengan gadis ini, Dean! Kau meminta restu? Papa tidak merestui hubunganmu dengannya!" Sambung Tuan Abram lagi dengan nada tegas.
"Tapi apa masalahnya, Pa? Dean men-" suara Dean tiba-tiba tercekat di tenggorokan setelah pengakuan Ghea semalam berkelebat di benaknya.
"Kau apa? Kau mencintai gadis ini? Buang saja rasa cintamu. Sifat gadis ini pasti sebelas dua belas dengan Mama kandungnya, jadi tidak usah menjadikannya istri!" Cecar Tuan Abram menatap tegas pada sang putra.
"Saya juga tidak tertarik untuk menjadi menantu di keluarga anda, Tuan Abram Alexander yang terhormat!" Sergah Ghea menatap berani pada pria paruh baya yang seharusnya ia hormati.
Tapi Tuan kaya ini begitu sombong, jadi Ghea tak perlu menghormatinya ataupun menjaga tata krama di hadapannya.
"Anda mengatakan Mommy saya sombong, tapi anda sendiri sepertinya tidak punya kaca. Anda bahkan lebih sombong dari Mommy saya!"
"Dan satu hal yang perlu anda tahu! Mommy dan Papi tidak pernah melakukan pernikahan sandiwara! Mereka saling mencintai dan keluarga kami hidup bahagia hingga detik ini!" Ghea balik menuding ke arah Tuan Abram Alexander sombong, sebelum gadis itu berbalik dan melangkah cepat menuju ke pintu keluar resto.
"Ghea!" Dean hendak mengejar Ghea, namun gertakan dari sang Papa membuat Dean menghebtikan langkahnya.
"Kejar saja gadis itu, Dean! Dan jangan pernah menganggap kami sebagai orang tuamu lagi!"
Dean terdiam.
Jika sebelum ini hatinya saja sudah merasa ragu pada Ghea, lalu untuk apa Dean mengejar Ghea lagi?
Harapan Dean tentang keraguannya pada Ghea yang akan berubah menjadi keyakinan setelah ia mengenalkan Ghea pada kedua orang tuanya sudah pupus seketika.
Rasanya tak ada lagi alasan untuk Dean tetap bertahan bersama Ghea.
Keraguannya hanya akan menjadi bumerang di kemudian hari, jika Dean tetap mengejar Ghea. Biarlah Ghea bertemu dengan pria lain yang lehih baik dan mrmang menerima gadis itu apa adanya.
Dean berbalik dan kembali duduk bersama kedua orangtuanya.
"Apa kau masih belum move on tentang penolakan Nona Mia terhadapmu bertahun-tahun yang lalu?" Tanya Nyonya Angel yang sepertinya menangkap luka lama di hati Abram Alexander.
"Tidak usah sok tahu dengan perasaanku! Dean boleh menjalin hubungan dengan wanita manapun. Miskin ataupun kaya, asal tidak dengan putri Mia yang sombong itu!" Tegas Tuan Abram menuding ke arah sang istri.
"Mereka orang baik dan tak seperti yang Papa katakan. Dean sudah ngobrol banyak dengan kedua orang tua Ghea," Dean masih saja membela keluarga Ghea.
"Papa tetap tidak suka denagn keluarga mereka!" Pungkas Tuan Abram memberi isyarat kalau ia tak mau lagi dibantah. Pria paruh baya itupun meneguk minuman di gelasnya dengan kasar sebelum keluar dari resto meninggalkan anak dan istrinya.
.
.
.
Begitulah 😌😌
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MASA LALU MIA DGN ABRAM, JDI DURI UNTUK GHEA, BLM LGI, GHEA JUGA MNCIPTAKN DURI SENDIRI DLM SEJARAH HIDUPNYA
2023-05-17
0
Tulip
dean antar gea pulang baik2 jgn lepas tangan. yg ngajak gea k bali kan kmu. kembalikan gea k orgtuanya baik baru akhiri
2022-09-25
0
Rembulan Colection
∆£. p
2022-07-01
0