Kediaman Alexander.
Ghea tak berhenti berdecak kagum melihat megahnya rumah kedua orang tua Dean. Benar-benar megah bak istana.
"Ayo turun!" Dean membukakan pintu mobil untuk Ghea.
"Besar sekali, Dean!" Puji Ghea berulang kali.
"Ayo masuk ke dalam dan melihat-lihat! Kau akan tinggal disini selama kita di Bali," tutur Dean seraya membimbing Ghea menuju ke teras rumah kedua orangtuanya. Sudah ada kepala pelayan yang menyambut kedatangan Dean dan Ghea.
"Selamat malam, Tuan Muda Dean!" Sapa kepala pelayan tersebut seraya menunduk hormat pada Dean.
"Selamat malam. Mama dan Papa sudah pulang?" Tanya Dean to the point.
"Tuan dan Nyonya masih belum tiba di rumah, Tuan Muda. Rencananya besok siang beliau berdua baru tiba," jelas kepala pelayan yang langsung membuat Dean mengangguk mengerti.
"Baiklah! Aku dan Ghea akan beristirahat. Minta pelayan menyiapkan kamar untuk Ghea!" Titah Dean pada kepala pelayan tersebut.
"Baik, Tuan!"
"Mari, Nona Ghea!" Ucap kepala pelayan mempersilahkan Ghea.
Dean segera merangkul Ghea masuk ke rumah kedua orang tuanya mengikuti kepala pelayan.
****
Ghea sudah mengenakan piyamanya sejak tadi, namun gadis itu tak kunjung bisa memejamkan matanya, meskipun jam di kamar sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
Ghea hanya membolak-balik tubuhnya di atas tempat tidur mewah yang kini ia tempati. Ghea masih memikirkan tentang rahasia yang masih ia simpan rapat dari Dean, serta memikirkan cara untuk berkata jujur pada Dean.
Ghea hanya ingin mengatakannya secara jujur, sebelum ia dan Dean melangkah ke jenjang yang lebih serius. Ghea benar-benar tak mau merahasiakan hal sebesar ini dari Dean.
Ghea duduk di atas tempat tidur dan masih terus berpikir, saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar.
Ghea yang terkejut, menoleh cepat ke arah pintu kamar dan mendapati Dean yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Kau belum tidur?" Tanya Dean seraya mengernyit heran.
"Aku-"
"Aku tidak bisa tidur, Dean!" Jawab Ghea tergagap.
Dean segera menghampiri Ghea dan ikut duduk di atas tempat tidur, tepat di samping Ghea.
"Grogi karena besok mau bertemu calon mertua?" Tebak Dean seraya terkekeh.
"Sedikit," Ghea meringis bersamaan dengan tangan Dean yang sudah terulur untuk merapikan rambut Ghea, lalu menyelipkannya di belakang telinga.
Dean semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ghea, saat Ghea ikut terhanyut dan hanya diam saja.
Dean mengecup singkat bibir Ghea, dan tidak ada penolakan. Dean kembali mengecup bibir merekah Ghea, dan keduanya segera larut dalam pagutan demi pagutan. Hingga tiba-tiba bayangan Alvin terlintas di pikiran Ghea dan menbuat Ghea kehilangan fokus.
Ghea tak sengaja menggigit bibir Dean hingga membuat pria itu menekik dan meringis.
"Maafkan aku, Dean!" Ucap Ghea yang langsung memeriksa bibir Dean .
"Sepertinya kita bertindak terlalu jauh," gumam Dean seraya tersenyum dan mengusap lembut wajah Ghea.
"Sebaiknya kau tidur!" Ucap Dean lagi yang kali ini sudah ganti mengecup kening Ghea.
Pria itu lalu bangkit berdiri dan hebdak keluar dari kamar, saat tiba-tiba Ghea menarik tangan Dean.
"Dean!"
"Ada apa?" Dean berbalik da menatap pada Ghea yang juga menatapnya dengan sedikit ragu.
"Aku-" Ghea merasa ragu. Namun Ghea tetap harus jujur cepat.
Dean harus tahu yang sebenarnya.
"Aku ingin bicara satu hal penting. Bisa kau duduk sebentar?" Pinta Ghea pada kekasihnya tersebut.
Dean kembali duduk di samping Ghea dan tak jadi keluar dari kamar.
"Hal penting apa?" Tanya Dean yang raut wajahnya sudah berubah serius.
Ghea menggigit bibir bawahnya, karena merasa bingung harus mulai darimana. Gadis itu juga menarik nafas berulang-ulang dan berusaha menguatkan hati untuk berkata yang jujur dan sebenarnya.
"Aku pernah punya pacar," ucap Ghea akhirnya mengawali pengakuannya.
"Ya, kau pernah mengatakannya kepadaku sebelumnya. Yang teman sebangkumu saat SMA itu, kan?" Tebak Dean yang langsung membuat Ghea mengangguk.
"Itu hanya masa lalumu, Ghea!" Dean menangkup wajah Ghea.
"Tapi pacaran kami tidak seperti remaja pada umumnya, Dean!" Ucap Ghea lagi yang kali ini langsung membuat Dean mengernyit tak mengerti.
"Kami sudah pernah saling menyentuh," Ghea merendahkan nada bicaranya, dan Dean seketika melepaskan kedua tangannya dari wajah Ghea.
"Menyentuh?"
"Aku bukan lagi gadis yang sempurna, Dean!" Ucap Ghea seraya menundukkan wajahnya.
"Maaf!" Gumam Ghea sekali lagi masih menundukkan wajahnya.
"Berapa kali?" Tanya Dean tiba-tiba yang sontak membuat Ghea mengangkat kepalanya dan menatap pada pria tersebut.
"Berapa kali kau melakukannya dengan pacarmu dulu?" Ulang Dean membalas tatapan mata Ghea dengan tajam.
Berapa kali?
Ghea bahkan tidak ingat sudah berapa kali melakukannya bersama Alvin.
Karena saat pulang sekolah dan tidak ada orang di rumah Alvin, mereka pasti akan langsung melakukannya tanpa canggung.
"Hanya dua kali!" Jawab Ghea sebelum kembali menundukkan wajahnya.
Kelihatan sekali kalau Ghea berbohong.
Dean mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Ghea namun kali ini tidak lembut seperti sebelumnya. Jemari Dean terus menyusuri lekuk wajah Ghea sebelum akhirnya berhenti di bibir milik Ghea.
"Istirahatlah!" Ucap Dean tanpa ekspresi sebelum berbalik dan keluar dari kamar Ghea.
Ghea benar-benar tak paham dengan sikap Dean tersebut. Pria itu juga tak mengucapkan selamat malam dan langsung keluar begitu saja dari kamar Ghea seraya menutup pintu.
Dean mungkin tidak mengungkapkan kemarahan serta kekecewaannya pada Ghea, namun ekspresi dingin di wajah Dean seolah telah menjawab semuanya.
Ya,
Pria mana yang mau dengan gadis 'bekas' sepertimu, Ghe?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AKU JUGA MALES, MSH MNDING SAMA JANDA, STTUSNYA JELAS, WANITA YG PRNH BRSUAMI, DRIPADA STTUS GADIS BLM MNIKAH, TPI SRASA JANDA..
2023-05-17
0
Sulaiman Efendy
2X DRIMANA, HMPIR SETIAP HARI ZINAH TRUS, LIBURNYA KLO LO LGI HAID SAJA..
2023-05-17
0
Alya Priyatmoko
salut ama Gea berani jujur mski ujung2nya di putusin ama Dean 👍👍👍
2021-12-12
0