Sangat Merepotkan

Untuk kali ini, baru pertama kalinya Darel merasakan ada seorang perempuan yang benar-benar membuatnya bingung, berhasil mengalihkan pikirannya seharian ini. Tak hanya itu, perempuan itu juga berhasil menggiringnya dalam sebuah masalah yang awalnya kecil, dan jika tidak di selesaikan akan berdampak besar.

Nia, gadis keras kepala itu benar-benar tak bisa di ajak kerja sama. Usaha Darel memanggilnya sia-sia ketika Nia tak mau memberikan alamat Meira. Namun akhirnya Darel tidak menyerah begitu saja, sebelum meninggalkan perusahaan hari itu, dia pergi ke bagian HRD untuk menanyakan alamat Meira. Tentu saja dia mendapatkannya, dan puas membaca segala informasi tentang gadis itu melalui daftar riwayat hidup miliknya. Darel bertanya kepada staf HRD dengan alasan ingin mengirim makanan sebagai bentuk kepedulian dengan karyawan yang sedang sakit. Dari awal, Darel sudah terpikir meminta alamat kepada HRD, namun dia tidak ingin hal itu menjadi pertanyaan orang-orang.

Berulang kali, Darel menghubungi Meira, namun gadis itu tidak menjawab sama sekali, dia benar-benar diabaikan.

Meski alamat Meira sudah berada di tangannya, namun Darel tidak berniat sama sekali untuk mendatangi Meira malam ini juga. Besok pagi, sebelum ke kantor, dia akan singgah menemui Meira Apalagi, dia masih tidak membawa mobil, jika pergi dengan sopir, jejaknya pasti akan ketahuan oleh sang ayah.

Malam semakin larut, jam sembilan, dia masih belum juga beranjak dari ruangannya, sementara orang-orang di perusahaan sudah pulang satu persatu sejak tadi.

Darel memang berniat pulang ke rumah, dia juga sudah menghubungi sopir agar menjemputnya. Namun di tengah perjalanan, ada ajakan dari teman-teman akrabnya semasa kuliah untuk sekedar berkumpul malam ini. Darel yang kala itu sedang penat dan bingung dengan masalah yang ada, akhirnya mengiyakan ajakan teman-temannya dan segera mengubah haluan tujuannya pada sopir.

“Hai perjaka tulen.” Galang menyapa, saat melihat Darel mendekat ke tempat duduk mereka.

Di sana ada tiga lelaki bujang yang seusia dengan Darel, mereka bujang namun tidak jomlo seperti dirinya. Terlebih, sampai detik ini, dia di juluki perjaka tulen. Ya karena memang dia masih perjaka.

“Bacot.” sahut Darel menggeram kesal. Lelaki itu meraih gelas yang sudah tersedia di sana, lalu menuangkan minuman yang selalu jadi andalan mereka saat berkumpul.

“Kusut ya bos mukanya.” timpal Dion.

“Gimana nggak kusut, sampai sekarang jangankan anunya, bibirnya aja masih perjaka,” sahut Galang. Dan gelak tawa mereka terdengar menggelegar di sudut rooftop. Tempat yang mereka pilih malam ini adalah salah satu bar ternama di kota itu.

"Bibir, masih perjaka? oh jangan sepele." Darel menyangkal dengan nada bangga. Ya, dia merasa bangga sebab sudah merasakan ciuman pertama meski dalam keadaan yang tidak semestinya, tapi setidaknya itu dia lakukan bersama seorang wanita muda yang cantik.

"Hahaha, emangnya lo udah first kiss?" tanya Galang tak percaya.

Darel menenggak minumannya, dengan perasaan lega. "Yes," sahut lelaki itu lalu tersenyum, tatapannya kosong menatap kerlap kelip lampu yang ada di sana.

Lagi lagi, mereka tertawa menanggapi pengakuan Darel. Sudah biasa baginya, menjadi bahan olokan jika berkumpul dengan teman-teman bangsattnya ini.

"Sama siapa? gimana rasanya?" Dion menginterogasi.

Darel hanya tersenyum tipis, "Rahasia, yang jelas, gue bangga karena ini sama-sama pengalaman pertama kami," jelas Darel.

"Tu cewek pasti beruntung banget ya dapetin first kissnya seorang Darel, anak sultan--"

"Nggak, justru gue yang beruntung," sahut Darel cepat. Perasaannya kini tak keruan. "Dia sekretaris gue, sejak kejadian tadi dia kabur dan mau resign, sekarang gue dalam masalah, karena dia salah satu karyawan kebanggan bokap gue."

"Ya kejarlah sana, minta maaf." saran Galang.

Dion tertawa, "Emang lo nggak bisa nahan? nggak bisa liat sikon? lo baru dua hari kan? di percaya jadi direktur marketing, dan itu artinya lo juga kenal dia baru dua hari. Kelewatan lo El."

"Dia nantang gue dan nuduh gue homoo menurut lo, gimana? gue cuma mau ngasih pembuktian ke dia." Tegas Darel.

Sontak mereka semua tertawa, terkecuali Darel yang masih asyik menuangkan minuman dalam gelas, lalu menenggaknya.

~

Sekitar jam sebelas malam, Meira membuka pintu kamar kosnya, dia tidak tahan lagi dengan suara ketukan pintu bertubi-tubi tanpa jeda. Sepuluh menit yang lalu, Meira menerima pesan singkat dari seorang lelaki menyebalkan yang mengatakan bahwa dia sedang berada di depan kamar kos Meira.

Ketika pintu terbuka, Darel benar-benar berada di sana, menatap Meira cukup dalam. "Maafkan aku, Meira, jangan tinggalkan aku, maksudnya, jangan tinggalkan perusahaan," pinta lelaki itu dengan suara yang berat.

Meira kebingungan, tentu saja. Ternyata saat itu, Darel dalam keadaan mabuk, terlihat dari matanya yang merah. Bau alkohol pun sangat terasa. Lalu beberapa detik setelahnya, tubuh Darel langsung ambruk di depan kamar kos Meira.

Benar-benar merepotkan. Gerutu Meira kesal. Lantas gadis itu, berjongkok untuk membangunkan lelaki yang sedang berbaring miring di sana.

"Pak!" hentak Meira sambil menepuk-nepuk pipinya dengan kuat agar Darel segera sadar dan meninggalkan tempatnya.

"Pak! bangun, nggak? atau saya panggilkan satpam!!" ancam Meira.

Darel membuka matanya perlahan, "Jangan..." lirih lelaki itu, dengan suara lemah.

"Saya nggak terima tamu, ini udah larut malam, apalagi dalam keadaan mabuk, saya telpon polisi aja deh." Ancamnya sekali lagi, saat Meira hendak bangun, tangannya di tarik Darel secepat mungkin.

"Biarkan aku di sini, untuk malam ini aja." Lelaki itu memelas.

"Saya nggak punya alasan, untuk membiarkan Anda di sini!" hentak Meira lagi, masih cukup kesal dengan lelaki itu hari ini, sampai sekarang.

"Maafkan kelakuanku hari ini." Darel masih bisa berucap dengan jelas dan berkomunikasi dengan baik, membuat Meira curiga, benarkah dia mabuk, atau hanya berpura-pura.

"Nggak lucu deh, nggak usah pura-pura mabuk! Ya udah, saya maafkan." tegas Meira, dia berdiri, mengambil segelas air putih untuk tamu yang tak di undang itu. Meski kesal, Meira masih punya hati.

Darel langsung mengubah posisinya, duduk di lantai, tepat di ambang pintu. "Aku memang mabuk. Tapi, aku masih sadar." ucapnya pelan, sambil mengusap kasar wajahnya. Lalu menerima segelas air putih dari wanita cantik di hadapannya. "Thanks ya."

Meira tak merespon, dia hanya memperhatikan Darel yang sedang minum, seperti orang yang benar-benar kehausan. Sebenarnya, Meira tak sepenuhnya menyalahkan Darel atas kejadian siang tadi, di ruang kerja lelaki itu. Salahnya juga, mengapa berucap cukup lancang dengan menuduh Darel bukan lelaki normal.

"Masuk, jangan duduk di situ, Pak!" titah Meira, dia berpindah duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Kamu nggak tega, sama aku, kan?" dengan sedikit sempoyongan, Darel berusaha bangun dan duduk di sebelah Meira namun masih berjarak.

Setelah Darel berpindah, Meira bangun menutup pintu kamarnya. "Bukan nggak tega, gara-gara bapak duduk di situ, saya nggak bisa nutup pintu, nanti masuk nyamuk, saya digigitin!" jawab Meira, belum sempat Meira duduk kembali di sofa, lelaki itu sudah mengubah posisi, berselonjor santai di sana, seperti di rumahnya sendiri.

"SAYA NGGAK MEMPERSILAHKAN UNTUK TIDURAN, TAPI DUDUK." tegas Meira dengan nada kesal.

"Numpang rebahan, satu jam aja," ucap lelaki itu santai tanpa rasa berdosa. "Kepalaku berat banget rasanya, Mei." keluh Darel sambil memijat keningnya.

Benar-benar, sangat merepotkan. Meira kembali menggerutu, sembari melipat kedua lengannya di dada, Darel menatapnya sambil tersenyum penuh arti.

😝😝😝

Terpopuler

Comments

Selvianti María

Selvianti María

ternyata pura pura nih ceritanya pakdarel

2025-03-29

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Ceritanya mabuk tp Darel masih ingat sama alamat rumahnya Meira waaah modus bin boong ituh

2023-01-10

0

Anonymous

Anonymous

dasar sifakbos😁😁

2022-05-20

2

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!