Kopi

“Sekretaris, ke ruangan saya sekarang!”

mendapat titah demikian, Meira melangkah, mengikuti perintah si bos pagi itu. Oke, hari ini dia mencoba bersikap tenang. Tahan emosi, dan harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang pekerja, seorang bawahan, yang harus siap menerima perintah kapan saja.

“Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Meira dengan ramah, kedua tangannya dia satukan dan dia letakkan di depan, sikapnya harus terlihat sopan.

“Kamu lupa sesuatu?” tanya Darel, sambil membuka jas, dan menggantungnya pada tempatnya.

Meira terlihat berpikir dan mengingat-ngingat, apa yang di maksud Darel. Matanya membulat, ketika dia ingat sesuatu yang belum dia kerjakan. Meira menoleh ke arah pintu. Ya, dia lupa soal papan nama yang belum terganti.

“Maaf Pak, saya lupa. Akan saya bereskan hari ini.” dia sedikit membungkukkan badannya sebelum

pergi meninggalkan Darel.

“Bukan hanya papan nama, tapi saya juga nunggu kabar dari kamu, soal desain interior ruangan ini.”

Meira memejamkan matanya sekilas, kenapa dia jadi mendadak oon dan banyak lupanya. Apa karena penampilan bos barunya ini cukup menyihirnya, hingga dia lupa cara berkonsentrasi.

Darel menatapnya dengan tatapan serius, lelaki itu sudah duduk di kursi kebesarannya.

“Ah, soal itu, Pak. Saya sudah hubungi dua penyedia jasa desain interior terbaik, sesuai yang bapak mau. Tapi, jadwal mereka sedang cukup padat dan bisa bertemu untuk konsultasi, sekitar tiga hari lagi. Saya juga sudah coba hubungi yang lain, tapi jawabannya sama. Itu untuk dua penyedia jasa desain terbaik di kota ini, yang saya tau. Saya harap, bapak sabar menunggu.” Jelas Meira panjang lebar, tanpa terbata.

“Batalkan semuanya!” titah Darel sesukanya.

“Pak, tapi, saya sudah janji dengan mereka. Tiga hari lagi, mereka datang ke sini—“

“Saya butuh cepat, kalau begitu, saya pakai jasa teman saya aja.” tegas Darel. Lalu melirik Meira sekilas, dengan ekor matanya. Dia tidak suka dan tidak sudi mengunggu terlalu lama. Jika, dia menginginkan sesuatu, maka dia harus mendapatnya saat itu juga

“Baiklah Pak,” sahut Meira pasrah, lalu memikirkan bagaimana cara dia bisa membatalkan pertemuan dengan mereka.

“Kamu boleh keluar, nanti saya panggil lagi.” Darel mengibaskan tangannya ke udara, seperti tanda mengusir Meira.

“Iya, Pak. Kalau panggil saya, via intercom telepon aja ya.” usul Meira, tanpa bermaksud apapun, dia hanya ingin memberi saran dan cara yang mudah.

“Nggak usah di ajarin, saya juga ngerti, kamu pikir, saya ini orang awam?” hentak Darel, tidak terima dengan pernyataan Mei yang seakan menganggapnya bodooh.

“Maaf Pak, saya hanya mengingatkan.” Meira mundur beberapa langkah. “saya permisi, Pak.” ucapnya sebelum pergi.

Lelaki itu, sedari tadi enggan menatap sekretarisnya. Namun saat Meira berbalik, dia mengambil kesempatan untuk menatapnya, walau hanya sekedar bagian belakang, bukan wajah.

Syukurlah, dia bukan tipeku sama sekali. Darel bergumam. Ya, sebab Meira memiliki bentuk tubuh yang biasa saja, bukan menjulang tinggi dan langsing bak model. Tingginya standart wanita Indonesia pada umumnya.

\~

Mata Meira fokus menatap layar komputer, memeriksa dan membaca kembali isi kontrak kerja sama yang akan mereka tanda tangani beberapa hari ke depan.

telepon di atas mejanya berbunyi, dengan sigap Meira mengangkatnya. “Pagi, Meira Amanda, sekretaris direktur marketing, ada yang bisa di bant-“

“Kopi,” sahut lelaki di seberang sana tanpa basa-basi langsung mengakhiri panggilan.

Tanpa harus berpikir keras, Meira sudah paham itu siapa. Sayang sekali Meira tak terpikir soal hal kecil demikian. Biasanya bos lama Meira tak pernah minum kopi, dia membawa minuman sendiri, bekal dari istrinya, sejenis jamu-jamuan. Meira lupa kalau bos mudanya ini, berbeda.

Lima belas menit kemudian, Meira masuk ke ruangan atasannya dengan membawa secangkir kopi panas.

“Permisi, Pak.” ucap Meira sopan, dengan hati-hati dia melangkah sambil membawa pesanan Darel. “Karena ini, pertama kalinya saya menghidangkan kopi untuk orang lain. Jadi, saya belum tau pasti bagaimana selera Bapak, apakah ini terlalu manis, atau masih kurang manis-“

“Kenapa kamu nggak nanya dulu sebelum kamu siapkan? bukan kopi hitam begini yang saya mau, tapi Espresso.” Darel mendesah kesal, masih pagi, sudah ada saja yang membuatnya enggan melanjutkan aktifitas.

“Maaf saya salah, nggak bertanya sebelumnya-“

“Ya, memang kamu salah.” tegas Darel.

“Saya carikan Espresso sesuai yang bapak mau, tunggu sebentar ya Pak.” ucap Meira dengan lembut, ini baru hari pertama Darel menjadi bosnya. Memang lumayan membuat sakit kepala, tapi sekali lagi, Meira harus tahan.

Tanpa menunggu jawaban Darel, Meira keluar, dan membawa kembali secangkir kopi yang sudah dia siapkan, karena merasa itu mubazir jika di buang, maka Mei memutuskan meletakkan kopi itu di atas mejanya. Padahal, dia juga belum pernah minum kopi, tanpa ragu, Mei menyeruput kopi panas buatannya sendiri. “Enak kok, dia aja yang belum nyobain, huh. Kalau nyoba, pasti ketagihan dengan kopi buatanku.” Meira menggerutu, di sertai kepercayaan diri yang cukup, tanpa sadar ada seseorang berdiri di belakangnya.

“Percaya dirimu, patut di acungi jempol.” ucap lelaki itu. lalu kembali masuk ke ruangannya, entah apa tujuannya keluar dari ruangan.

Meira hanya mengangguk, lalu menghubungi OB melalui telepon, agar membelikan kopi sesuai pesanan bosnya. Untung saja di deretan gedung kantor mereka ada kedai kopi, jadi lelaki itu tak harus menunggu lama, dan Meira tidak akan di omeli lagi.

\~

jangan lupa likenya, sayang😘

Terpopuler

Comments

Freya

Freya

setdagh ketus banget Bos nya Meira, sabar2 ya neng😁

2023-01-31

0

Anonymous

Anonymous

bos nya rewel ya bund🤣🤣

2022-05-20

2

Mustika Aira

Mustika Aira

uh ngeseLin bngt si pak gondrong 😂😂,, sabar ya Meira

2022-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!