Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar

Untuk sementara, Meira merasa tugasnya sudah selesai. Satu cup espresso sesuai permintaan Darel, sudah terhidang di mejanya. Tampak lelaki itu benar-benar menikmati minumannya. Meira senang, meski tak ada ucapan terima kasih dari lelaki itu.

Meira kembali ke mejanya, masih banyak yang belum dia selesaikan. Kopi hitam yang sempat dia cicip tadi, memang kelihatan menarik. Dia kembali menyesapnya dengan perasaan nikmat. Mengapa dia baru mencoba minuman ini, sekarang? kenapa tidak dari dulu, pikirnya. Itulah mengapa orang-orang selalu membutuhkan kopi untuk mengawali hari, ternyata rasanya secandu ini.

“Ntar siang, makan di mana?” Nia menyusup masuk ke ruangan Meira, melihat secangkir kopi di atas meja sahabatnya itu. “Eleh, tumben minum kopi.”

“Gara-gara itu tuh.” bisik Meira pelan, sambil menunjuk ke arah ruangan Darel. “Dia minta kopi, rupanya bukan kopi hitam, malah espresso,” jelas Meira, dia mengangkat gelas kopinya lagi, meneguknya sampai habis. Oke, mulai hari ini, dia menetapkan minuman ini sebagain minuman favorit dan wajibnya setiap pagi.

“Oh ya, ganteng-ganteng, ribet ya.” bisik Nia.

Meira hanya mengangguk pelan, matanya masih fokus menatap layar. “Oh soal makan siang, nggak usah jauh-jauh deh. Gue masih belum paham sama sifatnya, takutnya ntar kalau jauh-jauh, tiba-tiba dia butuh, soalnya kalau udah ngasih perintah, maunya langsung dilaksanakan detik itu juga.” keluh Meira.

“Oke, gimana rasanya berhadapan sama yang ganteng begitu?” tanya Nia lagi, sambil melirik ke arah pintu ruangan Darel.

“Awalnya berdebar, lama-lama gemetar, kesal.” Meira tertawa kecil, di sambut oleh Nia yang juga menertawakannya.

“Single nggak ya kira-kira?” tanya Nia lagi.

Meira mendongak, menatap Nia malas dengan pertanyaannya barusan. “Single atau nggak, bukan urusan kita,” sahut wanita itu sewot.

Nia tertawa lagi. “Ya juga, bahkan kayaknya nggak mungkin single, ganteng, pasti kaya. Mana mungkin jomlo.”

“Tapi pelit.” sahut Meira lagi. “Duh, kepala gue mendadak pusing nih.” keluh Meira. Dia tidak main-main soal ini, sejak beberapa menit lalu kepalanya mulai tak nyaman, seperti berputar-putar.

“Banyak tekanan dari dia, makanya lo pusing.” sahut Nia asal. “What? dia pelit? masa sih, kok tau?”

“Tau, pokoknya gitu deh-“

“Meira, ke ruangan sa-“ ucapan Darel terputus, saat pemandangan yang sangat tidak ingin di lihatnya, karyawan sedang bergosip di jam kerja.

“Ngapain kamu di sini? bergosip?” tatapan tajam menjurus pada Nia.

wanita itu reflek, membenarkan rambutnya, seganteng ini? tapi, jangan di tanya bagaimana ketusnya. Tak hanya itu, bahkan Nia yang merasa penampilannya cukup seksi, dengan dua kancing blousenya yang terbuka, bahkan tak membuat Darel tersipu.

“Maaf, Pak tadi saya cuma mau nanya—“

“Kalian pikir, saya nggak dengar obrolan kalian?” tanya Darel sambil menaikkan alisnya, benar kata Meira, awalnya memang terasa mendebarkan saat menatap lelaki ini, tapi lama kelamaan mengakibatkan tremor, itu yang dirasakan Nia. Darel tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, dia hanya menguji dua wanita itu saja, padahal sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka bahas.

“Maaf Pak.” Nia mengambil langkah cepat meninggalkan mereka berdua.

Tinggalah Meira hanya berdua dengan lelaki itu, dia pun sudah bersiap-siap jika harus di omeli lagi. Ini semua, salah Nia.

Darel membungkukkan badannya, meletakkan kedua tangannya di atas meja kerja Meira. Mengunci wanita itu dengan tatapan yang amat mengerikan, wajah yang tidak ramah sama sekali.

“Kamu, lain kali kalau ada yang mengajak ngobrol nggak penting, saat jam kerja, bisa menghindar dan mengelak. Bukan meladeni, paham?”

Meira yang kala itu mencoba membalas tatapan Darel, hanya mampu mengangguk pelan saat pusing di kepalanya tak bisa lagi tertahan. Perutnya mendadak mual, jantungnya berdebar kencang, tak hanya itu, dia juga gemetaran beserta telapak tangannya yang berkeringat dingin.

“Iya, Pak…” ucap Meira dengan nada melemah, Darel berkerut kening, ketika melihat tatapan Meira yang mulai sayu, sebelum wanita itu tumbang di atas meja kerjanya.

“Meira?!” panik, Darel melihat wanita itu pingsan seketika, apa dia terlalu kasar dan keras memperlakukan sekretarisnya, hingga Meira tak mampu menahan semua, dan akhirnya pingsan? padahal ini baru hari pertama.

“Meira?!” lelaki itu, berpindah ke belakang Meira duduk dan memberanikan diri sedikit, untuk menyentuh pundak Meira, menegakkan kepala gadis itu, dengan lengan kiri Darel sebagai penopangnya.

“Jangan bercanda, Meira. Nggak lucu!” hentak Darel, semakin panik saat melihat bibir Meira kian memucat, sambil menepuk-nepuk pipi Meira, namun usahanya sia-sia, gadis itu benar-benar pingsan, dan Darel merasa bersalah.

Membawa Meira ke rumah sakit terdekat, adalah keputusannya. Sayangnya, dia yang terlalu gegabah mengambil tindakan sendiri, dengan cara menggendong Meira menuju mobilnya.

Semuanya tentu panik, terutama saat mereka melintasi ruangan marketing. “Meira! lo kenapa?!” teriak Nia, khwatir dengan sahabatnya. Dia tidak peduli dengan si bos yang sedang menggendong tubuh sahabatnya itu. Lantas Nia mengikuti langkah mereka, ingin sekali dia memaki Darel, apa yang sudah lelaki itu perbuat, hingga Meira tak sadarkan diri seperti itu.

“Kamu jangan menyalahkan saya, saya nggak melakukan apapun—“ Darel mengelak.

“Mungkin, Meira penuh tekanan.” ucap Nia dengan nada yang tak ramah.

“Saya nggak menekannya sama sekali, baru juga kenal dua hari.” sahut Darel, jawabannya sama sekali tidak nyambung dengan apa yang di katakan Nia. Untung saja, otaknya masih bisa berjalan dengan baik, saat akan turun ke lantai bawah, dia menggunakan lift khusus pimpinan. Untuk menghindari pertanyaan orang banyak. Namun sialnya Darel saat itu, dia justru terkejut melihat siapa yang sedang berada di lift. Menatapnya dengan tatapan penuh curiga dan menghakimi.

🌸🌸🌸

Yang mau lihat visual Darel bisa follow ig

@rizki.taaaa

@rizki.taaaa

Terpopuler

Comments

Rafinsa

Rafinsa

gak cocok minum kopi nih

2025-02-28

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aah gk asyik visualnya di tempat lain...

2023-01-10

0

senja

senja

ketemu bapaknya

2022-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!