Tolong, saya mohon, jangan pecat saya

“AYAH!!” dengan napas yang naik turun karena menahan kesal, Inayah langsung menghampiri suaminya yang masih sibuk di ruangan kerja.

“Apa sih, Bund. Sabar dulu, sedikit lagi selesai. Nggak sabaran banget ya?” Ibra menoleh pada istrinya yang sedang memasang tampang tak enak di pandang.

“Bukan itu!” hentak Inayah. “Mau tau, kelakuan anakmu, yah?”

“Kenapa? apa dia masih di bar sama teman-temannya—“

“Bukan itu, lebih parah! memang ya sekretaris jaman sekarang tuh, nggak bisa jaga harga diri. Meira yang sering ayah bangga-banggakan, kayaknya dia godain anak kita!” Inayah menerocos tanpa jeda, sambil memijat pelipisnya.

“Kenapa dengan Meira, sayang? coba deh kamu tenang dulu. Duduk sini, ceritanya yang tenang ya.” Ibra menarik istrinya untuk duduk di atas pangkuannya.

“Mereka pasti udah berzina!” suara Inayah terdengar bergetar. “Astaghfirullah ya Allah, kita gagal mendidik anak, Yah…” air di sudut matanya yang sedari tadi tertahan, kini lolos begitu saja.

“Bunda, jelaskan jangan setengah-setengah, maksud Bunda?”

“Barusan, bunda nelpon El dan yang angkat telponnya itu perempuan, kedengaran di kuping bunda kalau El nyebut nama Meira mesra banget, kayaknya mereka lagi— ya Allah, ampuni anakku.”

“Bunda, serius? mereka nggak mungkin ngelakuin itu, bund. Baru juga kenal beberapa hari.” Ibra mengusap air mata istrinya.

Inayah mengangguk pelan, “El lagi di kosnya Meira, dan dengan entengnya dia menjawab, bunda telpon besok lagi ya, aku lelah dan ngantuk. Mereka habis ngapain, coba yah? nggak ada yang nggak mungkin, anak jaman sekarang.”

“Nggak bisa dibiarkan Bund, ini pasti El yang tergoda sama Meira-“

“Dan pasti perempuan itu yang menggoda duluan, gimana kalau ada yang ngeliat El berkeliaran di kos-kosan perempuan, Yah? gimana kalau mereka nggak pakai pengaman dan Meira hamil, terus dia nuntut—“

“Tenang Bunda, tenang, sekarang kita cari tau alamatnya Meira. Kita datang ke sana sebelum pagi, mereka nggak bisa di biarkan. Untuk ke depannya mereka bakalan sering bersama. Akan lebih berbahaya lagi. Tapi, bukannya ini kabar baik ya Bund? El nggak pernah tertarik sama perempuan, tiba-tiba dia tergoda sama Meira,” jelas Ibra panjang lebar.

Jika Inayah paniknya bukan main, dia justru terlihat lebih tenang dan senang, Darel kesayangannya ternyata masih tertarik dengan perempuan, tak ada lagi yang perlu dia khawatirkan.

“Iya, dia kan biasanya cuek banget, Yah. Kenapa bisa tergoda, itu pasti Meira yang menggoda habis-habisan, ngapain sampai harus nginap?”

“Ya wajar Bund, mungkin lelah—“

“AYAH?! Anaknya kok malah didukung! bunda nggak mau tau, jangan sampai nanti Meira hamil dan membeberkan itu ke mana-mana. Siapa yang malu, Yah? kita kan!”

“Tenang Bunda, tenang ya.” Ibra mengusap-ngusap punggung istrinya, agar menenangkan wanita itu.

“Yah, sebelum yang kita khawatirkan terjadi, ada baiknya kita nikahkan aja mereka.” cetus Inayah. Terpikir sebuah ide tanpa berpikir panjang.

“Nggak bisa begitu dong Bunda, kalau ternyata Meira punya pacar, gimana?” tanya Ibra, sebenarnya dia sedikit setuju dengan ide istrinya, namun semuanya tak bisa dilakukan secara mendadak.

“Itu sih urusannya dia, Yah. salah sendri kenapa nggak hati-hati. Kayaknya nggak mungkin dia punya pacar, kalau punya apa mungkin dia berani membiarkan cowok lain masuk ke kamarnya?” Pikiran Inayah sudah terbalut dengan kepanikan, Darel anak satu-satunya yang selalu menjadi kebanggaannya, kini benar-benar membuatnya kecewa.

🌸🌸🌸

“PAK DAREL!! bangun… dan tolong pergi dari kamar saya, sebelum kita terjerumus dalam masalah yang lebih besar!!” Meira kehabisan kesabaran, sejak tadi mencoba membangunkan bosnya itu, sayang sekali usahanya sia-sia. Bahkan dia sudah berteriak-teriak di telinga lelaki itu.

Meira mendesah frustasi, sudah lebih dari setengah jam dia membangunkan Darel. Apalagi, setengah jam yang lalu, sebelum panggilan terputus oleh bundanya Darel, dia sempat mendengar wanita paruh baya itu mengomel dan akan melakukan sesuatu terhadap mereka.

“Pak… bangun dong, please.” gadis itu menghentak-hentakkan kedua kakinya ke lantai, menumpahkan rasa kesal dan geram pada Darel, lelaki yang dia tetapkan sudah banyak membawa masalah dalam hidupnya. “Sadar nggak sih tadi, Pak Darel berucap terlalu jujur, kan saya yang jadi terlibat masalah kalau begini.” Meira terus berbicara meskipun lawan bicaranya tidak merespon.

Meira melangkah ke kamar mandi, membasahi telapak tangannya dengan air sebanyak-banyaknya, lalu tanpa ragu dia membasuh wajah Darel, agar lelaki itu segera tersadar. Darel terlihat bergerak, matanya terbuka perlahan dan mengerjap beberapa kali.

“Mei, tega banget sih kamu.” keluh Darel. “Aku masih pusing, ngantuk, kepalaku sakit, biarkan aku tenang Mei.” lanjut lelaki itu, membuka mata hanya sebentar, tidak sampai semenit, lalu tangannya juga bergerak untuk membuka jaket dan juga… kemeja yang dia kenakan.

“Kenapa buka baju, sih?” gerutu Meira.

“Gerah,” sahut Darel singkat, mencampakkan jaket dan kemejanya secara asal.

Apa orang mabuk memang begini? merepotkan menyebalkan dan menyusahkan. “Eugh, ya ampun, gimana ini?!”

“Pak, saya takut kalau orang tua Pak Darel datang ke sini, tamatlah riwayat kita, Pak! saya masih mau hidup, dengan tenang dan aman.” Meira menyerah, melihat Darel sepertinya terlelap lagi. Sudahlah, hampir satu jam waktunya terbuang sia-sia.

Meira menjauh dari Darel, namun sebelumnya, dia sudah menutup tubuh Darel dengan selimut, apalagi bagian atasnya tidak berbalut apapun.

TOK TOK TOK

TOK TOK TOK

“Non Meira!” suara ketukan pintu terdengar, di sertai suara seseoang yang memanggil nama Meira, Meira kenal suara itu, suara salah satpam yang bertugas di kos-kosan ini.

“Haduh, kan… pasti deh bakal digrebek.” Meira panik, gemetaran, dan takut. Sungguh sebelum mengenal Darel, hidupnya baik-baik saja, tenang, aman dan tentram.

“Non Meira, ada di dalam kan? Non ada tamu yang nyariin Non.” pak satpam masih saja memanggilnya, dan ketukan pintu masih tak henti.

Dengan langkah gontai dan gemetar, Meira mendekat ke arah pintu, dan membukanya. Selain seorang satpam yang dia kenal, terlihat dua orang yang sedang menatapnya dengan penuh tanya, salah satunya adalah pemilik perusahaan tempat dia mengadu nasib.

“Mana anak saya?!” hentak Inayah, sambil mendorong pintu agar terbuka lebih lebar.

Meira kebingungan, ketakutan, pikirannya sudah tidak karuan lagi, memikirkan nasibnya kelak. Ke mana dia harus mencari pekerjaan dengan mudah di masa sekarang ini.

“Pak Darel, sedang tidur, Bu…” lirih Meira, bulir-bulir air bening mulain berjatuhan di pipinya.

“Pak Ibra yang terhormat, tolong… saya mohon, jangan pecat saya.” Meira memohon, bahkan dia berlutut di hadapan keduanya, dengan air matanya yang berlinang deras.

🥰

Makasih yang sudah vote

Terpopuler

Comments

Selvianti María

Selvianti María

loh kok nangis meiranya saking takutnya kali ya

2025-03-29

0

Siti Mujimah

Siti Mujimah

malah nangis di kira jenapa2 malahan

2023-08-07

0

senja

senja

apesnya Mei.....

2022-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!