Direktur gondrong, kok bisa?

Darel bukannya lelaki tidak punya hati, dia tahu yang seharusnya, bukan menyuruh Meira pulang. Tapi, setidaknya mengajak makan, karena sebenarnya dia juga sedang lapar. Namun, demi menjaga imagenya sebagai seorang atasan dan menjaga jarak pada perempuan, dia tentu tidak melakukan itu, dan membiarkan Meira pulang.

Dugaan Mei benar, meski masih belum terlalu larut, tapi gedung sudah sangat sepi. Dia menyusuri lorong panjang di lantai lima, hening, sepi dan gelap. Bukan masalah besar bagi Meira, jika dia lembur seperti ini, karena pasti ada upah lembur yang lumayan.

Fokus Meira, fokus.

Tak mau memikirkan apapun, Meira terus berjalan sampai di depan pintu lift. Dia juga sering pulang malam seperti ini, tapi, suasana tidak sehoror ini. Mungkin karena pak Warsono yang baru saja meninggal. Dia ingat, pernah beberapa kali berada dalam lift yang sama dengan almarhum bosnya itu. Bagaimana jika tiba-tiba…

“Meira.” suara seorang lelaki, tapi Meira yakin ini bukan suara bos lamanya.

“Nggak sopan kamu ninggalin saya gitu aja.” El melewati Meira saat pintu lift sudah terbuka, Meira masih memegangi dadanya. Dia masih terkejut dengan kehadiran seseorang yang ternyata adalah Darel Arsenio. Meira diam tak menanggapi, mau tak mau, mereka berada dalam satu lift malam ini. Padahal kan, ada lift khusus pimpinan, kenapa Darel harus menggunakan lift umum? tanya Meira dalam hati.

Tak ada pembicaraan lagi di antara mereka berdua sejak dalam lift sampai mereka menuju kendaraan masing-masing. Meira sendiri masih ingin membaca bagaimana sifat seorang direktur baru mereka itu. Jangan sampai dia salah tanggap, yang akhirnya membahayakan dirinya.

\~

“Pagi Bunda.” Darel menyentuh pundak bundanya, wanita itu sedang duduk di kursi makan menoleh ke samping. “Pagi sayang. Tumben hari ini cepet banget?” sindir bunda.

“Harus dong Bund, udah jadi pimpinan. Mana bisa seenaknya lagi. Harus beri contoh yang baik kepada bawahan.” itu suara Ibra, sang ayah.

“Iya Ayah.” sahut Darel. “Aku juga mau ke bengkel dulu sebelum ke perusahaan.” lanjutnya.

“Bengkel? mobilmu kenapa?” tanya bunda.

“Kalau di ingat-ingat bikin kesal. Tergores bagian depan di sisi kanan.” jelas Darel.

“Pasti kamu nggak hati-hati.” celetuk ayah.

Lelaki muda itu terkekeh geli, saat tuduhan demikian ditujukan padanya. “Jadi kemarin sore, waktu aku ke kantor baru, ada cewek bermotor salah jalan, harusnya dia keluar gerbang dari sisi kiri, tapi malah ke kanan. Kebetulan aku mau masuk, ya seenaknya dia tabrak mobilku.” nada kesal terdengar saat Darel menjelaskan.”Dia sudah minta maaf, tapi nggak bisa di minta ganti rugi, aku ancam bakalan potong gajinya, dia nggak masalah soal itu.” Lanjut Darel.

“Udah deh, kamu maafkan aja. Lagian, cuma berapa sih biaya perbaikannya, ya bunda tau itu mobil kesayangan kamu, tapi, nggak semua bisa kamu paksa begitu, El.” Inayah mengingatkan.

“Iya Bunda, aku cuma bercanda soal pemotongan gajinya. Dan yang lebih parahnya, cewek itu ternyata sekretaris yang akan membantuku sehari-hari.”

“Sekretaris direktur marketing? Meira?” sahut Ibra menimpal pertanyaan.

“Ayah, kok bisa kenal?” Inayah bertanya di sertai tatapan curiga.

“Karena dia terkenal.” sahut Ibra santai. “Kamu beruntung dapat sekretaris seperti dia. Kinerjanya bagus, pintar, dan cekatan. Sampai sekarang, Ayah selalu menantau, siapa yang pantas dipertahankan, dan siapa yang pantas diganti.”

Darel terdiam, mendengar penjelasan ayahnya tentang Meira. “dan itu, apa berlaku juga untuk anak sendiri?” tanya Darel.

“Tentu.” sahut Ibra. “Maka perlihatkan kinerja kamu. kamu harus belajar dari nol, El. Supaya kamu mengerti semuanya, dan siap menghadapi apapun yang terjadi ke depannya, kalau pengalamanmu banyak.”

“Aku ngerti Yah, dan sekarang aku lagi berusaha supaya orang-orang di perusahaan nggak banyak yang tau tentang siapa aku sebenarnya.” tegas Darel.

Ayah mengangguk, setuju. “Dengan begitu, kamu bisa sekalian memantau kinerja mereka.”

\~

Meski anak-anak marketing tergolong sedikit bar-bar, namun kinerja mereka patut di acungi jempol. Tanpa mereka, penjualan tidak akan meningkat drastis. Pagi ini, agak sedikit berbeda. Jika pagi-pagi kemarin mereka selalu riuh dan puas bergosip sebelum bos datang, kali ini tidak. Mereka masih tahu batasan, karena perusahaan baru saja berduka.

Meira datang lebih awal dari biasanya, saat staf-staf marketing yang lain belum muncul satupun. Jam setengah tujuh pagi dia sudah duduk di kursinya, setelah membereskan meja besar direktur yang berantakan.

Kadang, Meira lupa kalau kini bosnya sudah berganti, tak lagi si bapak yang sering mereka juluki Pak Bo alias pak botak. Kini bosnya benar-benar berbeda, muda, tampan, dan rambutnya banyak, bahkan melebihi batas, alias gondrong. Direktur kok gondrong, emang boleh? Entahlah, Meira memikirkan ini sejak semalam, penampilan Darel sama sekali tidak mencerminkan kalau dia adalah seorang pimpinan.

“Mei, sini dong gabung!” titah Nia yang sedikit heran, perubahan sikap Meira pagi ini.

“Dengar-dengar, kemarin udah pengangkatan direktur baru, ya?” timpal Daffa.

Meira yang sedari tadi bertahan di kursinya, kini akhirnya beranjak mendekati mereka. Bocah-bocah ini, sehari saja tidak bergosip, nggak bisa, ya? batin Meira.

“Iya, kita udah ada bos baru.” ucap Meira.

“Gilak cepet banget ya, orang dari mana tuh, tua lagi, nggak?”

Meira menggeleng malas. “Ini berbanding terbalik, sama almarhum. Muda, ganteng, dan gondrong.”

Daffa, Nia dan Andi terbelalak. “Gondrong? emang boleh kerja di perusahaan rambutnya gondrong?” tanya Nia tak percaya.

“Jadi pimpinan pula,” sahut Andi.

“Ya boleh aja sih, tapi, kalau perusahaan ini punya bapaknya.” cetus Meira asal, dan juga tak habis pikir. Meira menggeleng, dan kini berdiri tepat di dekat pintu ruangan divisi marketing.

Nia reflek memegangi dadanya ketika melihat siapa yang masuk, seorang lelaki dengan ciri-ciri persis seperti yang Meira sebutkan tadi. Tak hanya Nia, tapi yang lainnya ikut menyusul untuk diam dan memasang tampang ramah.

“Pagi, Pak.” akhirnya Nia memberanikan diri menyapa bos baru mereka, hati Nia meronta-ronta ketika melihat lelaki itu, ganteng sempurna. Dan Nia berharap, lelaki itu bukan suami orang.

Meira menoleh ke belakang, Darel Arsenio sudah tiba. Kini, penampilannya lebih rapi, memakai setelan jas, membuat kerennya bertambah berkali kali lipat, namun tetap dengan rambut lurusnya yang sedikit panjang.

“Pagi.” sahut Darel singkat, lalu melangkah, entah sengaja atau tidak, dia sedikit menyenggol pundak Meira dengan lengannya karena memang gadis itu menghalangi jalan masuk.

“Sekretaris, ke ruangan saya sekarang!” titah lelaki itu dengan nada yang tidak akrab.

Meira memutar bola matanya, malas. Sambil mengangkat bahunya sekilas sebagai respon dari kalimat Darel. Namun, tentu tanpa sepengetahuan lelaki itu.

\~

Aku sajikan novel ini gratis sampai tamat ya. Jadi, minta tolong banget, jangan lupa bantu aku buat pencet likenya. Supaya di akui sama aplikasi ini, hehe terima kasih 🥰

Terpopuler

Comments

Selvianti María

Selvianti María

sengaja tu atasan baru gangguin sekretarisnya

2025-03-29

0

senja

senja

hei sekretaris.....wow....

2022-10-14

0

Marwah

Marwah

lanjut thor bahagia srlalu

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!