Supaya kita nggak canggung lagi

“Mending Pak Darel pergi dari sini, sebelum kita di pergoki satpam!” ancam Meira lagi.

Darel justru tertawa, “Satpam nggak akan usil, lagian kamu pintar juga milih kos yang bebas begini. Tadi, sebelum aku menuju ke kamar kamu, satpam nanya aku mau ketemu siapa, aku langsung bilang kalau aku pacar kamu, dan aku langsung dipersilakan masuk,” jelas lelaki itu.

Saat tatapan mata Darel tertuju pada Meira, tanpa sengaja, Meira pun balas menatapnya. Sontak, pikiran Meira langsung terlintas kegiatan mendebarkan mereka siang tadi. Jantung Meira berdegup lagi, ketika dia mengingat bagaimana Darel memperlakukannya, awalnya lembut, pelan, lama kelamaan perlakuannya sedikit kasar dan menuntut lebih. Beruntung tangan lelaki itu tidak kemana-mana, hanya menahan kedua tangan Meira yang berusaha memberontak.

“Mikirin apa, kamu?” tanya Darel, dan Meira langsung mengalihkan padang ke arah lain.

“Nggak ada,” sahut Meira singkat, nadanya terdengar jutek. “Saya mau istirahat, Pak. Tolong pergi dari sini…” lirih Meira.

“Aku akan pergi, setelah kamu janji satu hal.” tegas Darel. Pengaruh alkohol masih terasa jelas di dalam dirinya. Apalagi, saat ini dia menatap Meira dengan tatapan sayu, rasanya ingin terus memejamkan mata, namun pemandangan di hadapannya sayang sekali untuk di lewati. Meira bahkan terlihat sangat seksi walau dia menggunakan sweater berbahan longgar, dan celana panjang. Ini gawat, tidak bisa dibiarkan.

“Apalagi?” Meira duduk di sebuah kursi yang biasa dia gunakan untuk bekerja jika ada pekerjaan mendadak dari bosnya yang lama. Menurutnya, mendekat pada ranjang akan membahayakan dirinya sendiri.

“Kamu beneran mau resign?” tanya Darel.

Pertanyaan ini, adalah pertanyaan yang paling dihindari Meira. Karena Meira sebenarnya tidak ingin kehilangan pekerjaan itu sama sekali, itu artinya dia masih sangat membutuhkan pekerjaan itu. Meski sering kewalahan, Meira sebenarnya sangat menikmati karirnya saat ini. Apalagi dengan gaji yang sangat lumayan, dia bisa membeli apapun yang dia mau tanpa harus menahan. Belum lagi, bonus yang dia dapatkan jika kontrak kerja sama berhasil di tanda tangani.

“Eum itu…” Meira terlihat kebingungan, menggaruk kepalanya di bagian belakang, yang sebenarnya tidak gatal.

Sementara Darel sudah mengubah posisinya, dia tak lagi berbaring, kini duduk, menanti jawaban Meira.

“Kalau beneran kamu mau resign, aku akan cari gantinya sesegera mungkin. Kamu bayangkan, kerjaan lagi padat-padatanya, kamu mau pergi begitu aja?” Darel memang khawatir akan kepergian Meira dari perusahaan itu, namun dia tidak mau terlalu terlihat. Dia tetap harus menjunjung tinggi harga diri seorang atasan, ngemis pada bawahan? tidak, dia tak akan melakukan itu. Walau sebenarnya Darel sangat berharap Meira tetap bertahan, namun dia harus tarik ulur, tidak boleh gegabah, hingga membuat Meira besar kepala.

“Oke, kamu hanya diam, aku anggap kamu benar-benar mau resign.” Darel kini sudah berdiri, seolah bersiap meninggalkan kamar Meira, karena wanita itu tak memberi jawaban pasti.

Darel masih menunggu selama beberapa detik, sementara Meira masih diam, sambil menunduk dan memikirkan.

“Oke, aku pergi dari sini, terima kasih atas air putih dan sofanya.” Darel mengambil langkah.

Meira buru-buru mengejar lelaki itu, “Pak…” ucapnya pelan, sambil menarik ujung jaket lelaki itu.

“Ya?” Darel menoleh, dia sedikit menunduk untuk dapat menatap wajah wanita yang tingginya hanya sebahunya itu.

“Jangan pecat saya,” ucap Meira pelan, entah terpengaruh oleh apa, dia tak segan-segan meraih salah satu tangan Darel untuk di genggamnya, meski telapak tangannya tak mampu menggegam penuh tangan lelaki itu.

“A-aku nggak akan pecat kamu, Mei. Tadi, waktu di kantor aku sebenarnya cuma mau menguji kamu. Tapi, nyatanya, kamu kan yang mau resign?” tanya Darel, sambil menaikkan satu alisnya, lalu tatapannya beralih pada tangan kanannya yang sedang di genggam Meira.

“Maaf—“ Meira merasa Darel tak nyaman dengan perlakuannya, gadis itu langsung melepaskan tangan Darel begitu saja.

“Maaf untuk?” tanya Darel, dia tersenyum melihat Meira seperti orang salah tingkah.

“Maaf untuk hari ini, maaf untuk kata-kata saya, udah menuduh Pak Darel yang bukan-bukan.” sesal Meira, ternyata Darel tidaklah seburuk yang dia pikirkan.

“Aku maafkan. Tapi, apa kamu masih menganggap aku nggak selera dengan perempuan, setelah first kiss kita?” Darel menyungging senyum tipis.

“Jangan bahas itu lagi!” tegas Meira, dia tak dapat menyembunyikan rona di wajahnya.

“Kamu lucu, Mei. Boleh aku kenal kamu lebih dekat?” Darel sudah berdiri di belakang pintu, ingin keluar. awalnya dia benar-benar ingin meninggalkan kamar itu, namun kini langkahnya terasa amat berat untuk bergerak, meninggalkan gadis selugu dan seimut Meira.

“Boleh. Saya juga mau kerja dengan nyaman, tanpa tekanan.” ungkap Meira.

“Maksudnya?”

“Apa yang harus saya lakukan, supaya Pak Darel nggak marah-marah terus?” Meira memberanikan diri menatap lelaki di hadapannya, sesekali dia berkedip, mempelihatkan binar yang tak biasa di matanya.

Meira pernah dekat dengan seorang lelaki, tapi dia tak pernah bergejolak seperti ini. Apa karena lelaki ini yang sudah mencuri ciuman pertamanya?

“Apa saya… harus bersikap genit?” Meira tak segan-segan meletakkan kedua telapak tangannya di dada Darel, hingga lelaki itu terkesiap dengan degup jantungnya yang tak beraturan.

Dia tak pernah suka jika ada wanita yang bersikap berlebihan di hadapannya, apalagi jelas-jelas menggodanya. Tapi dengan wanita bernama Meira yang baru dia kenal selama beberapa hari ini, dia seperti terkena sihir.

“Biar aku aja yang genit ke kamu, kamu jangan!” tegas Darel. Menyambut kedua tangan Meira. menggenggamnya dengan lembut, hingga Meira berdiri kaku. Salahnya sendiri, kenapa memancing dan lelaki ini kembali terpancing olehnya.

Darel mengarah satu tangannya untuk memastikan bahwa pintu sudah terkunci dan takkan ada yang menganggu mereka nantinya.

“Mungkin, di antara kita, harus terjadi sesuatu, supaya kita nggak canggung lagi, dan nyaman saat bekerja. Kamu siap?” tanya lelaki itu, sambil menuntun dan mendorong Meira hingga gadis itu berjalan dengan langkah mundur.

😂😂😂

Terpopuler

Comments

Selvianti María

Selvianti María

modussss ternyata si bosss orangnya mesim

2025-03-29

0

Rafinsa

Rafinsa

modus Iki leee

2025-02-28

0

Ita Sinta

Ita Sinta

astagaaaa

2023-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!