Dia, nggak suka perempuan?

Baru hari pertama, dia sudah membuat kekacauan. Darel benar-benar merasa kacau, kepergok dengan sang ayah, di lift, membuatnya semakin panik. Masalahnya saat ini, dia sedang menggendong Meira dan dalam keadaan tak sadarkan diri.

“Kamu apakan dia?” hentak Ibra. Ya, hari itu dia memang ingin mengunjungi Darel, melihat bagaimana situasi dan kondisi saat anaknya itu memimpin meski hanya sebatas direktur marketing.

“Dia, pingsan sendirian di mejanya, sedang bekerja.” sahut Darel gugup. Tanpa menyebut ayah atau pak karena di sana, masih ada Nia yang terheran-heran dengan keadaan, Darel terlihat cukup ketakutan ketika menghadapi lelaki paruh baya, alias om-om namun masih ganteng dan berkarisma.

Oh Tuhan, cobaan apalagi ini? bahkan om-om juga terlihat menarik di mataku. Otak Nia mulai nakal.

Nia menggeleng, dia harus fokus pada nasib Meira yang masih berada di gendongan Darel, si bos yang suka mengakibatkan gemetar.

“Bohong, Om. Tadi, Pak Darel marah-marah, mungkin Meira nggak nyaman, mengalami stress dan tekanan batin.” tanpa tahu dia berbicara dengan siapa, pemilik perusahaan tempat dia mengadu nasib, Nia menerocos, menyudutkan Darel.

“Sudah cepat, bawa dia ke rumah sakit!” titah Ibra.

“Kamu kembali ke ruangan, ini masih jam kerja!” titah Darel pada Nia, langkahnya terhenti seketika.

Terjadilah saling memberi titah di depan pintu lift.

Awalnya, Darel ingin membawa Meira menggunakan mobilnya. Tapi, dia ingat mobilnya sedang di bengkel, akibat ulah wanita ini. Lagi-lagi, Darel menggerutu, dasar si sumber masalah.

“Mobilmu di bengkel, kan? sudah sana, naik ke mobil ayah!” Ibra mengambil langkah cepat, membukakan pintu mobil, Darel masuk dan meletakkan Meira secara asal, layaknya boneka yang bisa di letakkan sembarangan.

“Nggak begitu, caranya. Paling nggak, biarkan dia bersandar di bahu kamu.” Ayah kembali memberi titah. Percayalah, kehadiran Ibra benar-benar membuatnya gemetar. Mungkinkah dia kena karma?

Entah bagaimana, akhirnya Darel membiarkan Meira setengah berbaring dan menggunakan pahanya sebagai bantal. Mereka menuju rumah sakit, dengan di antarkan oleh sopir pribadi Ibra.

\~

Sekitar satu jam, Meira sadar diri dan mulai membuka mata, tangan kanannya terpasang jarum infus. Dokter belum bisa memastikan penyebab Meira pingsan. Wanita itu membulatkan matanya sempurna. Mengedarkan pandangannya, ke sekeliling. Yang dia ingat, terakhir kali adalah dia meletakkan kepalanya di atas meja kerja.

“Apa betul yang dikatakan karyawanmu tadi?” Ibra menanyakan perihal perkataan Nia yang mengatakan bahwa Meira pingsan karena Darel marah-marah. Mereka mengobrol di depan pintu ruangan Meira dirawat.

“Aku, aku cuma menegur mereka, Yah. Mereka ngobrol santai di jam kerja, dan perempuan bernama Nia itu sengaja datang ke meja Meira, hanya untuk bergosip. Aku menegur Meira supaya nggak perlu meladeni hal-hal nggak penting, setelah itu, dia langsung pingsan,” jelas Darel, berharap sang ayah percaya.

“Apa Ayah bisa mempercayai kamu?” tanya Ibra sarkas, dia khawatir sebab takut image perusahaan jadi jelek, ada karyawan yang pingsan saat jam kerja. Entah mengapa, kecurigaannya terlalu besar pada Darel yang dia tahu tak pernah ingin berurusan dengan wanita manapun.

“Bagaimana caranya supaya Ayah percaya, oh iya, Ayah bisa lihat cctv.” tegas Darel.

“Dia pingsan di ruangan kamu?”

“Bukan, di ruangannya sendiri-“

“Nggak ada cctv di ruangan sekretaris.” Ibra langsung memangkas kalimat anaknya.

“Setahu ayah, Meira nggak punya penyakit berbahaya dan sejenisnya.” Ibra menatap Darel kembali dengan tatapan penuh curiga. “Jangan-jangan dia benar-benar tertekan dan jantungan karena sikapmu, Ayah nggak ngerti El, kenapa kamu anti sama yang namanya perempuan, ayah sangat berharap kalau kamu laki-laki masih normal—“

“Ayah!” hentak El. “Jelas aku masih normal.” sangkalnya kesal, di tuduh yang tidak-tidak, dia benci sekali keadaan ini. Hanya karena tak pernah pacaran dan tak peduli dengan lawan jenis, dia dianggap tidak normal?

“Buktinya, apa? kamu pacar nggak punya, perempuan yang dekat juga nggak ada, umur sudah mendekati kepala tiga. Jangan sampai, image kamu buruk di mata orang.” tegas Ibra.

Meira, menutup mulutnya. Tak sengaja dia mendengar samar percakapan antara Ayah dan anak itu, siapa mereka? pikirnya. Dia masih tidak tahu, siapa yang membawanya ke rumah sakit ketika pingsan. Tapi, dari suara lelaki muda di sana, dia bisa menerka itu siapa.

Apa itu, Pak Darel? dia nggak suka perempuan? pantesan aja sikapnya begitu. Meira bertanya dalam hati, sambil memegangi dadanya, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Tak lama kemudian, seorang dokter dan perawat masuk, beserta Darel dan seseorang yang cukup Meira tahu, dia Bapak Ibrahim Arsenio, pemilik perusahaan. Seketika Meira mengaitkan dengan nama Darel, jadi benar mereka adalah anak dan Ayah? pantas saja Darel berpenampilan sesuka hati.

“Kamu sudah sadar?” sapa Ibra pada Meira dengan ramah, lantas Darel melirik ayahnya dengan tatapan tak suka, dia menganggap ayahnya cukup genit dengan perempuan muda ini. Niat jelek sempat terlintas di pikiran Darel untuk melaporkan hal ini, pada bunda.

“Pak, maaf… saya sudah merepotkan.” ucap Meira sedikit terbata, siapa yang tidak kaget dan sungkan bila kini berhadapan dan mengobrol langsung dengan pemilik perusahaan. Biasanya, mereka hanya bertemu saat Meira ikut almarhum Warsono meeting dengan seluruh pimpinan, termasuk pemilik, yaitu Ibra.

“Nggak apa-apa, kesehatan dan keselamatan karyawan, adalah keutamaan perusahaan, apalagi karyawan cerdas seperti kamu, Meira. Alhamdulillah kamu nggak apa-apa,” sahut Ibra di sertai senyum.

Darel masih tak bersuara, memantau dalam diam, bagaimana tingkah laku ayahnya yang mendadak ramah pada seorang wanita muda. Apalagi dengan melontarkan pujian. Jelas, ini tidak bisa di biarkan.

Meira tak percaya dengan kenyataan, lelaki setampan Darel, tidak suka perempuan? sungguh di sayangkan. Meira mencoba meliriknya, dan pandangan mereka langsung bertemu, lelaki itu langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, terlalu enggan menatap Meira, dia melipat kedua lengannya di dada, masih dengan gaya angkuhnya.

🌸🌸🌸

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Apakah benar Darel suka lontong ....

2023-01-10

0

Teea Puspa

Teea Puspa

ayoo saling lapor sama bundanya,mana yg bisa dipercaya😅🤣

2022-02-16

2

Gilang Hamzah

Gilang Hamzah

Bos grondrong bntr lagi akan klepek klepek dgn pesona sekretaris ny

2022-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal dari semuanya
2 Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3 Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4 Alkohol dan Hansaplast
5 Oke, kamu boleh pulang!
6 Direktur gondrong, kok bisa?
7 Kopi
8 Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9 Dia, nggak suka perempuan?
10 Saatnya kita buktikan!
11 Akan menerima hukuman
12 Anda mau memecat saya? silakan!
13 Saya nggak sengaja menciumnya
14 Sangat Merepotkan
15 Supaya kita nggak canggung lagi
16 Kejujuran membawa petaka
17 Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18 Aku nggak akan menolak
19 Karena First kiss ku, ada di kamu
20 Darel atau Dimas?
21 Wanita seribu alasan
22 Ucapanmu adalah motivasiku
23 Besok kita ke KUA
24 Belum membuka hati untuk siapapun
25 Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26 Bukan Update
27 Seperti lamaran sungguhan
28 Aku Siapa?
29 Ya ampun…
30 Membuatmu Menangis
31 Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32 Dosis obatnya masih kurang
33 Pemberi Harapan Palsu
34 Foto Kesayangan
35 Tentang Kanaya
36 Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37 Kita jalani saja
38 Berkenalan
39 Apa itu cemburu?
40 Dasar Penyihir
41 Makan Hati
42 Menanti kabar baik
43 Tertawalah sepuasnya
44 Mari kita belajar saling mencintai
45 Apa kamu siap?
46 Ahli dalam segala hal
47 Boneka cantik yang bernyawa
48 Posesif akut
49 Mengakui dan menyesali
50 Ibu Bos
51 Aku nggak akan membawamu pulang!
52 Memastikan Perasaan
53 Perasaan yang rumit
54 Menyingkirkan masa lalu
55 Akibat kesalahpahaman
56 Tindakan Darel
57 Prasangka Nia
58 Sebuah keputusan
59 Persahabatan Palsu
60 Saling menyindir
61 Menjelang resepsi pernikahan
62 Menantu yang baik
63 Beruang kutub yang hangat
64 Asinan Mangga
65 Rasa kesal tanpa alasan
66 Membeli sesuatu
67 Ingin pindah ke planet lain
68 Yes
69 Hamil anak orang lain
70 Lebih suka kamu yang polos
71 Tamu tak diundang
72 Pembohong yang manis
73 Memutuskan Pergi
74 Permintaan terakhir
75 Bawa dia kembali ke sini
76 Kehilangan
77 Pergi!!!
78 Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79 Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80 Wanita berhati iblis
81 Memulai perjuangan
82 Janda kembang
83 Perang batin
84 Terkunci
85 Mulai luluh?
86 Tidak semudah itu
87 Lebih dari cukup
88 Pendekatan yang halal
89 I love you more
90 Jangan khawatirkan dia
91 Kembali
92 Membuat tidurku lebih tenang
93 Memperbaiki
94 Setitik harapan
95 Tiga Bulan
96 Suami Laknat
97 Derita penuh nikmat
98 Bekerja sama
99 Sebuah kesempatan
100 Mesra sampai tua
101 Drama di pagi hari
102 The second ‘yes’
103 Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104 Stuck With You
105 Ekstra Part 1
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Awal dari semuanya
2
Buah tak jauh jatuh dari pohonnya
3
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
4
Alkohol dan Hansaplast
5
Oke, kamu boleh pulang!
6
Direktur gondrong, kok bisa?
7
Kopi
8
Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar
9
Dia, nggak suka perempuan?
10
Saatnya kita buktikan!
11
Akan menerima hukuman
12
Anda mau memecat saya? silakan!
13
Saya nggak sengaja menciumnya
14
Sangat Merepotkan
15
Supaya kita nggak canggung lagi
16
Kejujuran membawa petaka
17
Tolong, saya mohon, jangan pecat saya
18
Aku nggak akan menolak
19
Karena First kiss ku, ada di kamu
20
Darel atau Dimas?
21
Wanita seribu alasan
22
Ucapanmu adalah motivasiku
23
Besok kita ke KUA
24
Belum membuka hati untuk siapapun
25
Saya belum menyentuhnya sejauh itu
26
Bukan Update
27
Seperti lamaran sungguhan
28
Aku Siapa?
29
Ya ampun…
30
Membuatmu Menangis
31
Mau jalan sendiri, atau aku gendong?
32
Dosis obatnya masih kurang
33
Pemberi Harapan Palsu
34
Foto Kesayangan
35
Tentang Kanaya
36
Supaya hidupku lebih baik, setelah kamu pergi
37
Kita jalani saja
38
Berkenalan
39
Apa itu cemburu?
40
Dasar Penyihir
41
Makan Hati
42
Menanti kabar baik
43
Tertawalah sepuasnya
44
Mari kita belajar saling mencintai
45
Apa kamu siap?
46
Ahli dalam segala hal
47
Boneka cantik yang bernyawa
48
Posesif akut
49
Mengakui dan menyesali
50
Ibu Bos
51
Aku nggak akan membawamu pulang!
52
Memastikan Perasaan
53
Perasaan yang rumit
54
Menyingkirkan masa lalu
55
Akibat kesalahpahaman
56
Tindakan Darel
57
Prasangka Nia
58
Sebuah keputusan
59
Persahabatan Palsu
60
Saling menyindir
61
Menjelang resepsi pernikahan
62
Menantu yang baik
63
Beruang kutub yang hangat
64
Asinan Mangga
65
Rasa kesal tanpa alasan
66
Membeli sesuatu
67
Ingin pindah ke planet lain
68
Yes
69
Hamil anak orang lain
70
Lebih suka kamu yang polos
71
Tamu tak diundang
72
Pembohong yang manis
73
Memutuskan Pergi
74
Permintaan terakhir
75
Bawa dia kembali ke sini
76
Kehilangan
77
Pergi!!!
78
Tak akan kembali ke dalam kehidupanmu
79
Meski mencintai, namun sulit memaafkan
80
Wanita berhati iblis
81
Memulai perjuangan
82
Janda kembang
83
Perang batin
84
Terkunci
85
Mulai luluh?
86
Tidak semudah itu
87
Lebih dari cukup
88
Pendekatan yang halal
89
I love you more
90
Jangan khawatirkan dia
91
Kembali
92
Membuat tidurku lebih tenang
93
Memperbaiki
94
Setitik harapan
95
Tiga Bulan
96
Suami Laknat
97
Derita penuh nikmat
98
Bekerja sama
99
Sebuah kesempatan
100
Mesra sampai tua
101
Drama di pagi hari
102
The second ‘yes’
103
Menyerahkan seluruh hidupku, padamu (END)
104
Stuck With You
105
Ekstra Part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!