Pernikahan Lani dan Andre berlangsung khidmat. Lani meneteskan air mata saat Andre mengucapkan ijab kabul. Sekarang tanggung jawab telah beralih dari Papa Lani kepada laki-laki bernama Andre Maulana yang telah sah menjadi suaminya sejak ijab kabul itu terucap. Mama merangkul bahu putrinya. Air mata Lani menetes diatas jilbab putih yang dikenakannya. Ya Allah, jadikan aku seorang istri yang bisa berbakti padanya. Jadikan pernikahan ini sebagai ladang pahala dan sarana bagi kami untuk bisa semakin mencintaimu, doa Lani dalam hati.
Andre menyerahkan mahar kepada Lani; sebuah cincin emas dan ditambah dengan cincin berlian bermata satu sebagai hadiah pernikahan darinya. Lani mencium tangan suaminya dengan takzim. Andre gemetar saat pertama kali menyentuh tangan Lani. Ada dingin yang menyergap karena rasa terkejut akibat ketidakbiasaan. Selama ini masih ada sekat, tapi bukankah wanita ini telah halal untuknya sekarang. Senyum Lani terkembang diantara pipinya yang basah oleh air mata. Andre membalas senyum itu dengan kikuk. Baru kali ini dia bisa menatap Lani dengan sangat jelas. Ya, Allah…dia jauh lebih cantik dari yang selama ini kulihat, aku akan menjaganya ya Allah, aku akan membahagiakannya. bisik hati Andre. Apa karena sekarang Lani telah menjadi istrinya, karena itu dia merasa Lani adalah wanita paling cantik yang pernah dia lihat.
Resepsi pernikahan Lani dan Andre sangat ramai. Maklum, Papa dan Mama Lani adalah orang yang cukup terkenal di kampungnya. Seluruh keluarga, kerabat, kenalan dan teman-teman Lani datang mengucapkan selamat dan doa restu. Bahkan teman-teman kuliah Lani ada yang datang meskipun jauh, yang sangat mengharukan adalah, Pak Tobing dan Mardin datang dari Jakarta. Ini benar-benar diluar dugaan, sampai-sampai Andre menitikkan air mata karena bahagia. Pak Tobing benar-benar menunjukkan bahwa dia menganggap Andre seperti anak kandungnya sendiri.
@ @ @
Andre masuk kedalam kamar dan dilihatnya Lani sudah tertidur dengan pakaian lengkap; gamis, jilbab lebar dan kaus kaki, pakaian yang dipakainya ketika makan malam bersama keluarga besar tadi. Andre tersenyum. Pasti Lani belum terbiasa. Andre duduk di tepi ranjang, ia memandangi wajah istrinya. Ada beberapa helai anak rambut yang keluar dari jilbab dan jatuh didahinya. Andre menyentuh anak rambut itu perlahan, takut Lani terusik.
“Kamu pasti sangat lelah ya istriku. “ bisik Andre.
Besok Lani dan Andre akan kembali ke Jakarta. Sebenarnya Mama Lani masih keberatan, tapi pekerjaan Andre sudah menunggu. Mereka tidak bisa berlama-lama di kampung halaman istrinya. Andre menyelimuti Lani lalu merebahkan tubuhnya yang juga sangat lelah disamping istrinya. Matanya menerawang. Ingat pertemuannya pertama kali dengan Lani, lalu kerja sama mereka dalam menyelesaikan kasus Bu Niar juga kekasaran sikapnya yang sering membuat Lani marah dan menangis. Andre tersenyum sendiri mengingat saat Lani menabrak pohon dengan mobilnya, saat itu warga mengira bahwa mereka suami istri, dan sekarang hal itu jadi kenyataan. Jodoh memang tidak disangka-sangka.
Dan…akhirnya dia pun menemukan cinta terakhir diujung pencariannya, setelah sekian lama ia mencari tulang rusuknya yang hilang, ia pun dipertemukan dengan Lani. Andre kembali menatap wajah istrinya; wanita yang tegas namun kesan kelembutannya tetap ada, kemandirian terpancar jelas dari wajahnya. Cantik, sholehah, pembelajar yang baik dan sedikit manja juga keras kepala – tipikal anak bungsu juga mungkin – yang terakhir ini sebenarnya sama dengannya. Andre tersenyum. Terngiang lagu Cinta Terakhir milik Ari Lasso yang sering didengarnya dari laptop Mardin.
Sedalam samudra tlah aku selami
Setinggi langit dia angkasa tlah kuarungi
Sepanjang kehidupanku aku mencari
Sebentuk kelembutan hati cinta sejati
Kini usai sudah sgala penantian panjangku
Setelah temukan dirimu duhai kekasihku
Hanya di hatimu akan kulabuhkan hidupku
Karena kau lah
Cinta Terakhirku
Berjuta kejora
temani gelap malamku
Tetap tak seindah cahaya mata hatimu…
Andre menguap lalu akhirnya dia pun tertidur.
@ @ @
Adzan Subuh membangunkan Lani dari tidurnya. Setelah mengucek-ucek matanya, Lani duduk. Ia sangat terkejut saat melihat ada laki-laki yang tergolek disampingnya. Lani hampir saja menjerit tapi kemudian dia tersadar,
lelaki itu adalah suaminya, bukankah dia sudah menikah? Lani tersenyum.
“Mas, bangun! Udah Subuh. “ Lani mengguncang tubuh suaminya.
Andre tidak bergeming. Lani garuk-garuk kepala, susah amat sih bangunnya? Muncul ide di kepalanya. Lani
menjentikkan jari, lalu menjalankan aksinya.
Lani mendekatkan wajahnya ke telinga Andre.
“Halo, selamat pagi!!!! “ Lani berteriak dengan kencang.
Andre terbangun dan langsung duduk.
“Lani, apa-apaan sih kamu. Mau bikin saya tuli ya? “
Lani cekikikan.
“Nggak lucu tau! Kayak anak kecil aja. “ gerutu Andre.
“Pengantin baru di pagi hari pertama kok marah-marah sih? “ Lani mendelik.
Andre geram.
“Pak Andre baru tahu ya, kalau ternyata Pak Andre menikahi anak kecil. Awas lho Pak, bisa-bisa dipenjara
karena sudah menikahi anak dibawah umur. Pedofil.“ Lani setengah berbisik.
Andre tambah geram.
“Tuh, adzan Subuh udah hampir habis. Buruan sana sholat Subuh ke masjid. “
“Ya, Allah. “ Andre bergegas turun dari ranjang dan menuju kamar mandi yang kebetulan berada didalam kamar
itu juga.
“Lani, sikat gigi saya mana?". teriak Andre dari dalam kamar mandi.
“Mana saya tahu. Emang ditaruh dimana? “
“Coba lihat diatas meja rias kamu, kayaknya semalam sebelum tidur saya taruh disana. “
“Lha…itu tahu, kok malah nanya sih? “ Lani masih ingin menggoda suaminya.
“Jangan cerewet Lani, ayo cepat ambilkan. Nanti saya ketinggalan shalat Subuh berjamaah. “
Lani menyerahkan sikat gigi Andre.
Andre ketinggalan satu rakaat Shalat Subuh, saat dia tiba di masjid imam dan jamaahnya baru saja bangkit dari sujud. Sehabis Shalat Subuh, Andre bersama jamaah yang lain mendengarkan kuliah subuh. Diantara para jamaah tersebut ada juga mertuanya dan Alif, suami Lia.
“Pengantin baru, bangunnya cepat juga ya.“ kata Alif saat dalam perjalanan pulang.
Andre bingung. Apalagi saat Alif menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
“Kenapa, Bang? “
“Oh, nggak kenapa-kenapa. “ Alif tersenyum.
Ooo…Andre mengerti sekarang. Pasti Alif mikir macam-macam nih. Ya, ampun…tadi malam aja nggak ngapa-ngapain. Jangankan ngapa-ngapain, lihat rambut Lani aja belum, masa aku cuma diizinkan melihat anak-anak rambutnya aja. Andre tertawa dalam hati.
“Langsung pulang nanti? “
“Iya, Bang. Pekerjaan saya sudah menunggu. “
“Susah juga ya jadi pengacara, nggak ada cutinya. “
“Sebenarnya bisa aja kalau kita menolak perkara yang ditawarkan. “ ujar Andre. “ Tapi, kebetulan perkara
yang saya tangani ini sudah lama berjalan. “
Alif manggut-manggut.
“Abang kapan balik ke Medan?“
“Kak Lia masih pengen disini katanya. Mungkin besok baru balik ke Medan. “
“Oh…”
Ketika Andre memasuki kamar, istrinya sedang membaca Al-Qur’an. Andre duduk disamping Lani menunggu istrinya menyelesaikan bacaannya. Setelah mengucapkan hamdalah, Lani menutup mushafnya lalu menoleh ke
Andre. Andre tersenyum. Lani mengambil tangan suaminya dan mencium tangan itu dengan takzim. Andre mengecup kening Lani dengan sedikit gemetar.
“Maaf ya Mas, tadi malam Lani ketiduran. “
“Nggak pa-pa. Saya juga kelamaan ngobrol di luar. Nggak enak juga ninggalin saudara-saudara yang lagi
ngumpul. Waktu saya masuk, eh…kamu sudah tidur dengan pakaian lengkap. “
Lani tertawa. “Kenapa Mas nggak bangunin Lani? “
“Kelihatannya kamu capek banget. Nggak tega banguninnya. Saya juga ngantuk, makanya langsung tidur. “
Lani tersenyum.
“Tenang aja, masih banyak waktu. “ Andre menyipitkan sebelah matanya.
Lani mencubit pinggang suaminya gemas. Andre tertawa.
@ @ @
Mama Lani melepas keberangkatan putrinya dengan deraian air mata. Sementara Papa hanya mampu menahan tangis. Ditepuknya bahu Andre saat menantunya itu mencium tangannya.
“Tolong kamu jaga Lani baik-baik. Sekarang, kamu yang menggantikan tugas Papa. 25 tahun Papa menjaganya, sekarang giliran kamu. “
“Insya Allah, Pa. Tolong doakan Andre agar bisa menjadi suami yang baik buat Lani. “
Tangis Lani pecah saat memeluk Papa. Rasanya tidak ingin berpisah dengan laki-laki yang telah menjadi
raja di hatinya selama 25 tahun ini, cinta pertamanya. Sekarang Lani punya raja lain yang harus dia cintai juga.
Mama Lani berpelukan erat dengan besannya; ibu Andre.
“Kalau Lani ada kekurangan, tolong dimaafkan ya, Mbak. “
Ibu Andre mengangguk. “Lani anak yang baik kok. “
Lani menatap rumahnya sekali lagi. Dirumah ini dia dibesarkan dan dirumah ini pula dia dinikahkan. Air matanya kembali menetes. Andre merangkul bahu istrinya menguatkan, Lani tersenyum.
"Jangan nangis terus, saya bukan penculik, lho." Andre berbisik di telinga istrinya.
Lani tertawa. "Sedih ninggalin Papa dan Mama."
"Saya janji akan buat kamu ketawa, biar nggak sedih lagi." Andre mengecup puncak kepala istrinya yang terbalut kerudung biru, lalu menggenggam tangan istrinya, wajah Lani bersemu merah.
@ @ @
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Anni Zakiyani
jgn ditamatin dulu ya thor
2021-09-13
0